Liputan6.com, Jakarta Pesawat evakuasi milik TNI AU untuk membawa WNI dari Afghanistan yang kini dicengkeram Taliban telah tiba dengan selamat di Bandara Halim Perdanakusuma. Armada tersebut tiba Senin (21/8/2021) sekitar pukul 03.00Â WIB.
Proses panjang evakuasi WNI di tengah ketegangan kekuasaan Taliban, diceritakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual dari Bandara Halim Perdanakusuma. Berikut ini ulasannya:
Baca Juga
Awalnya evakuasi direncanakan menggunakan pesawat sipil, namun demikian di tengah jalan rencana tersebut harus kita sesuaikan karena kondisi lapangan yang berubah. Dan sesuai koordinasi dengan panglima TNI maka diputuskan evakuasi menggunakan pesawat militer.
Selama persiapan koordinasi erat terus dilakukan dengan tim terkait. Semua langkah persiapan terus dilakukan kepada presiden. Dan laporan langsung terakhir saya sampaikan 18 Agustus pagi hari.
Kemarin saya juga sampaikan briefing di depan Menkopolkan, Panglima TNI, Kapolri, WakaBINÂ dan KSP.
Mengenai proses evakuasi, dapat disampaikan abhwa peswat evakuasi TNI AU berangkat dari bandara halim perdanakusuma pada 18 Agustus pagi hari sekitar pukul 06.00. briefing terakhir dilakukan 04.50 dan saya secara resmi melepas keberangkatan tim.
Rute yang ditempuh pesawat adalah: Jakarta-Aceh-Kolombo-Karachi-Islamabad-Kabul.
Dari awal keberangkatan pesawat memang dirancang bermalam di Islamabad. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa penerbangan Islamabad-Kabul sangat pendek yaitu sekitar 1 jam atau kurang dari 1 jam dan pesawat dapat bergerak cepat jika kesempatan landing diberikan sewaktu-waktu.
Dalam proses Evakuasi ini banyak hal dilakukan secara paralel bukan one after another. Oleh karena itu, begitu pesawat take off dari Bandara Halim Perdanakusuma. Maka kami yang ada di darat melanjutkan mengurus semua perijinan yang masih tersisa termasuk izin lintas udara dan izin landing di kabul.
Alhamdulillah izin lintas udara semuanya dapat diperoleh, dan pesawat mendarat di Islamabad pada 20 agustus pukul 20.27 waktu setempat. Koordinasi terus dilakukan untuk mengurus izin landing pesawat di Bandara Hamid Karzai Kabul.
Semula kita sudah mendapatkan slot pendaratan untuk 19 Agustus pagi sekitar ukul 04.10, namun izin tersebut ditarik dan ditunda karena adanya perkembangan lapangan yang tidak kondusif. Perubahan yang sangat cepat menggambarkan dinamika lapangan yang terus berubah.
Dengan situasi baru ini berati kita harus mengurus izin baru lagi. Koordinasi terus dilakukan secara eksternal dan internal dari 18 Aagustus malam sampai 20 Agustus dini hari baik secara internal dan eksternal sekali lagi. Baik untuk mengutus mempersiapkan evakuasi maupun izin landing di Bandara Kabul. Kita juga memutuskan bahwa pesawat tetap menunggu di Islamabad.
Pada tanggal 19 Agustus pukul 11.00 saya kembali memimpin rapat koordinasi yang diikuti tim Jakarta, Islamabad dan Kabul. Guna melakukan assessment kondisi di Afghanistan, mendetailkan kembali rencana evakuasi serta upaya untuk mendapatkan izin landing yang baru.
Selain koordinasi pada working level, komunikasi juga saya lakukan secara langsung dengan Menlu Turki, menlu Norwegia,pihak belanda, AS dan NATO. Proses ini benar-benar sebuah proses yang tidak mudah dan memerlukan koordinasi yang kuat.
Tanggal 20 Agustus dini hari, diperoleh informasi izin landing yang baru. Tim evakuasi langsung melakukan persiapan dan pesawat TNI AU berangkat menuju kabul pada 20 Agustus sekitar pukul 04.10 dan tiba di Kabul 05.17.
Rencana awal pesawat hanya berhenti selama 30 menit, namun kembali terjadi dinamika sehingga pesawat berada di bandara Kabul selama kurang lebih 2 jam.
Pesawat TNI AU terbang dari kabul pukul 07.10 dan tiba kembali di Islamabad pukul 08.11 waktu setempat untuk pengisian bahan bakar. Dan kemudian kembali terbang menggunakan rute yang sama dengan keberangkatan.
Dan Alhamdulillah pesawat TNI angkatan udara sudah kembali di Bandara Halim Perdanakusuma pada pagi hari ini 21 agustus 2021. Seluruh warga negara indonesia berjumlah 26 orang yang kita evakuasi semua dalam kondisi baik.
1 catatan, 1 diplomat dalam kondisi kurang sehat non covid dan akan segera dilakukan perawatan.
Selain WNI, ikut juga 5 warga negara Filipina yang memang pemerintahnya meminta bantuan untuk ikut diangkut dalam misi evakuasi Indonesia.
Bantuan membawa warga negara asing dalam misi evakuasi bukan pertama dilakukan, ini merupakan kewajiban kemanusiaan yang harus dilakukan. selain itu terdapat 2 WN Aghanistan, 1 orang suami salah satu WNI dan 1 lagi lokal staf perempuan yang berkerja di KBRI.
Terima kasih atas kerjasama yang diberikan oleh pemerintah dan otoritas India, Sri Lanka, Pakistan, Amerika Serikat, NATO, TUrki, Norwegia dan Belanda.
Proses evakuasi WNI dari Afghanistan yang kini dalam cengkeraman Taliban berjalan lancar. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyambut kedatangan mereka di Bandara Halim Perdanakusuma.
Advertisement
"Dengan mengucap rasa syukur yang luar biasa. Alhamdulillah pada dini hari ini WNI dari Afghanistan telah berhasil kita evakuasi dan baru saja tiba dengan selamat di Jakarta," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers virtual dari Bandara Halim Perdanakusuma.
"Semua evacuee dan seluruh tim evakuasi akan langsung menjalani protokol kesehatan sesuai aturan ketibaan dari luar negeri," imbuh Menlu Retno.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pindahkan Misi Diplomatik Kabul ke Islamabad
Dalam penyambutan misi evakuasi WNI dari Afghanistan di Bandara Halim Perdanakusuma, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi menyampaikan update terkait misi diplomatik yang sebelumnya dikabarkan terus beroperasi di tengah kekuasaan Taliban.Â
"Semula kita merencanakan untuk tetap melakukan misi KBRI Kabul dengan tim kecil atau tim esensial yang terbatas. Namun demikian, di saat-saat terakhir proses evakuasi terjadi perkembangan baru, dan untuk sementara operasi KBRI Kabul dilakukan dari Islamabad (Pakistan)," jelas Menlu Retno dalam konferensi persi virtual dari Bandara Halim Perdanakusuma.
Ia memaparkan bahwa tim KBRI Kabul yang akan bertugas terdiri dari empat orang. "1 kuasa usaha sementara dan 3 home staff akan menjalankan misi Kabul dari Islamabad. Tim kecil ini akan terus melakukan assesment situasi Afghanistan setiap hari dan menentukan angkah selanjutnya," tuturnya.
Indonesia pun terus berharap agar perdamaian dan stabilitas dapat tercipta di Afghanistan.
"Indonesia terus berharap proses politik yang inklusif yang Aghan-led, Afghan-owned masih memiliki peluang untuk dilakukan demi kebaikan rakyat Afghanistan."
Selain itu, Menlu Retno juga mengatakan bahwa Indonesia juga berharap agar kaum perempuan di Afghanistan dihormati hak-haknya. "Dan Indonesia terus berkomitmen untuk membantu menciptakan perdamaian di Afghanistan, terutama melalui kerja sama pemberdayaan perempuan."
"Terima kasih banyak kepada Panglima TNI dan jajarannya, KaBIN dan jajarannya, dan tentunya kepada seluruh tim evakuasi yang terdiri dari unsur Kemlu, TNI dan BIN. You did it guys!."
Â
Advertisement