Pengungsi Afghanistan Melahirkan di Pesawat Saat Evakuasi ke Inggris

Seorang wanita Afghanistan terpaksa melahirkan anaknya di pesawat ketika ia tengah dalam perjalanan mengungsi ke Inggris.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 30 Agu 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2021, 07:00 WIB
[Bintang] Pesawat Terbang
Ilustrasi pesawat terbang. (travelandleisure.com)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pengungsi Afghanistan yang melarikan diri ke Inggris melahirkan seorang bayi perempuan di ketinggian 30.000 kaki saat dalam penerbangan evakuasi menuju Birmingham.

Soman Noori (26) sedang dalam penerbangan dari Dubai ke Birmingham, setelah sebelumnya meninggalkan Kabul, kata Turkish Airlines.

Melansir BBC, Minggu (29/8/2021), tanpa dokter di pesawat, anggota awak kabin membantu proses kelahiran bayi perempuan, bernama Havva, atau Hawa dalam bahasa Inggris.

Maskapai tersebut mengatakan ibu dan anak dalam keadaan sehat.

Noori berada dalam perjalanan dengan suaminya, Taj Moh Hammat (30) dan dua anak mereka yang lain.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penerbangan Evakuasi

Antrean Warga Afghanistan untuk Kabur dengan Pesawat AS
Orang-orang Afghanistan mengantre dan menaiki pesawat militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, di bandara militer di Kabul, Kamis (19/8/2021). Ribuan orang berlomba-lomba melarikan diri dari Afghanistan setelah pasukan Taliban berhasil merebut pemerintahan negara itu. (Shakib RAHMANI/AFP)

Turkish Airlines mengatakan penerbangan itu mendarat di Kuwait sebagai tindakan pencegahan sebelum melanjutkan ke Birmingham dan mendarat pada 11:45 BST pada hari Sabtu. 

Kementerian Pertahanan telah mengkonfirmasi penerbangan evakuasi terakhir Inggris murni untuk warga negara Afghanistan meninggalkan bandara Kabul pada Sabtu (28/8) sore.

Penerbangan selanjutnya yang meninggalkan Kabul akan membawa personel diplomatik dan militer Inggris.

Pengangkutan massal lewat jalur udara telah berlangsung sejak Taliban menguasai ibu kota, dengan batas waktu 31 Agustus bagi pasukan asing untuk meninggalkan negara itu.

Lanjutkan Membaca ↓

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya