UNHCR Minta Dunia dan Taliban Berkompromi Demi Stabilitas di Afghanistan

Taliban telah menggulingkan pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika pada 15 Agustus lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2021, 08:04 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2021, 08:04 WIB
Denyut Ekonomi Afghanistan usai Berkuasanya Taliban
Orang-orang berlalu-lalang di jalanan menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Kabul, Afghanistan, pada Sabtu (4/9/2021). Setelah 20 tahun digulingkan, kelompok Taliban kembali menguasai Afghanistan. (AP Photo/Wali Sabawoon)

Liputan6.com, Kabul - Kepala Badan Urusan Pengungsi PBB UNHCR Filippo Grandi hari Selasa (14/9) mengatakan masyarakat internasional dan Taliban perlu menemukan titik temu untuk berurusan dengan satu sama lain demi terciptanya stabilitas di Afghanistan.

Dalam wawancara dengan Associated Press, Grandi mengatakan masyarakat internasional saat ini menghadapi pilihan yang sulit, di mana diperlukan adanya keseimbangan mengenai kemungkinan terpuruknya Afghanistan, yang kini terisolasi, ke dalam kekerasan dan kekacauan politik.

Taliban telah menggulingkan pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika pada 15 Agustus lalu, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (16/9/2021).

Taliban telah mendapat kecaman luas dari dunia internasional karena membentuk pemerintahan sementara yang seluruh anggotanya berasal dari kelompok tersebut, padahal sebelumnya berjanji akan bersikap lebih inklusif.

Banyak negara di berbagai pelosok dunia yang mengatakan tidak akan mengakui penguasa baru Afghanistan itu hingga terbentuknya pemerintahan yang lebih inklusif.

Grandi mengatakan diperlukan kompromi untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi yang dapat menyebabkan kekerasan dan kekacauan, dan kemudian memicu eksodus massal.

Ia menambahkan, keruntuhan perekonomian Afghanistan yang sudah rapuh akan ikut menyeret negara-negara tetangga Afghanistan dan berdampak ke seluruh dunia.

Grandi lalu mengatakan ia telah bertemu dengan beberapa menteri Taliban dan mendapati bahwa mereka mendengar kritik yang masuk, mengindikasikan bahwa sebagian diantara mereka mungkin terbuka untuk menerapkan pendekatan yang tidak terlalu keras dan tidak seketat aturan yang mereka buat sebelumnya.

Grandi menegaskan bahwa Taliban akan dinilai dari tindakan mereka sendiri.

 

Bantuan Kemanusiaan

Menengok Kondisi Menyedihkan Kamp Pengungsi di Kabul
Seorang wanita menjemur pakaiannya di atap yang menghadap kota Kabul di Kabul, Afghanistan (28/11/2019). Puluhan ribu warga Afghanistan yang terlantar secara internal tinggal di kamp-kamp, yang kekurangan fasilitas dasar, di Afghanistan. (AP Photo/Altaf Qadri)

Tugas memenuhi kebutuhan kemanusiaan di Afghanistan telah mendapat dukungan luas, ujar Grandi, sebagaimana ditunjukkan dari terkumpulnya 1,2 miliar dolar oleh PBB pada hari Senin (13/9).

Grandi menggarisbawahi bantuan kemanusiaan harus dikirim sesegra mungkin untuk memberi makan dan perlindungan bagi warga Afghanistan, terlebih mengingat akan segera tibanya musim dingin. Hal ini menjadi tantangan logistik yang sangat besar bagi negara yang bahkan tidak memiliki sistem perbankan yang baik tersebut.

Setiap hari ribuan orang berkumpul di luar bank-bank di ibu kota Kabul, berharap mendapat kesempatan untuk menarik 200 dolar, jumlah yang diperkenankan mereka ambil setiap minggu.

PBB telah mengingatkan bahwa pada akhir tahun 2021 nanti sekitar 97% warga Afghanistan akan hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini lebih dari 3,5 juta orang telah mengungsi akibat pertempuran. Bahkan pada bulan Agustus lalu saja, lebih dari setengah juta orang yang melarikan diri dari Afghanistan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya