Liputan6.com, Manchester - Daniel, seorang korban pemerkosa dari warga negara Indonesia Reynhard Sinaga angkat bicara tentang kengerian yang harus ia hadapi saat menjadi korban kejahatan seksual.
Reynhard Sinaga dipenjara seumur hidup tahun lalu setelah dihukum karena membius dan memperkosa 48 pria di flatnya di Manchester, Inggris.
Polisi yakin mahasiswa pascasarjana itu telah menargetkan lebih dari 200 pria, demikian dikutip dari laman BBC, Selasa (5/10/2021).
Advertisement
Daniel mengatakan bahwa dia "tidak dapat mengingat apa pun" ketika ia terbangun di flat milik Reynhard Sinaga.
Ketika detektif Greater Manchester Police menunjukkan kepadanya foto-foto dua tahun kemudian, dia mengetahui bahwa dia telah diperkosa.
"Sungguh mengerikan melihat diri Anda begitu rentan dalam foto-foto yang diambil orang lain," katanya.
"Kau bisa lihat aku seperti tampak koma. Aku terlihat seperti mati."
Sinaga menjalani hukuman minimal 40 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah atas 159 pelanggaran seksual pada Januari 2020.
Pria berusia 38 tahun berasal dari Indonesia, "menguntit" korbannya yang terpisah dari teman-temannya pada malam hari sebelum membawa mereka ke apartemen Princess Street-nya di pusat kota Manchester.
Berbicara dalam film dokumenter BBC Two Catching a Predator, Daniel mengatakan dia memutuskan untuk berbicara untuk membantu korban lainnya.
"Untuk mengatakan sebagai seorang pria saya telah diperkosa adalah hal yang sulit," katanya.
"Itu membuatmu merasa sangat rentan."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kronologi Kejadian
Saat itu pada tahun 2015, Daniel mengaku tengah keluar malam di Manchester untuk merayakan ulang tahunnya bersama pasangan dan teman-teman. Usai acara, ia hendak pulang menggunakan taksi.
"Saya perlu ke toilet saat itu, jadi saya pergi ke sebuah gang. Saya tidak ingat apa-apa setelah itu," katanya.
Keesokan paginya dia bangun di atas sofa berpakaian lengkap dengan perasaan "grogi" dan berkata dia "tidak dapat mengingat apa pun".
"Lalu saya melihat kaki seseorang berjalan dan hanya bisa membeku," katanya.
"Kemudian ia meninggalkan ruangan dan saya langsung bangun lalu berlari keluar pintu."
Daniel mengatakan, dia tidak pernah mempertimbangkan untuk melaporkannya ke polisi karena dia "meragukan dirinya sendiri saat itu", "merasa bodoh" dan "tidak tahu apa yang telah terjadi".
Ketika seorang detektif yang mengerjakan investigasi soal Reynhard Sinaga -- yang diluncurkan pada Juni 2017 -- datang untuk menemuinya bahwa menyampaikan kebenaran.
"Saya bisa melihat cara dia melihat saya [bahwa] dia mengenali saya," katanya.
Daniel mengatakan, detektif itu menunjukkan foto-foto kejadian. "Tidak dapat disangkal itu saya. Anda bisa melihat tato saya," imbuh Daniel.
"Ada sedikit kelegaan karena Anda tahu apa yang akhirnya terjadi dan Anda bisa memahaminya, tetapi mungkin bukan kelegaan yang Anda inginkan," katanya lagi.
Advertisement