Turki Akan Usir 10 Dubes Negara Barat yang Desak Pembebasan Aktivis Osman Kavala

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergerak untuk mengusir duta besar dari 10 negara Barat yang menyerukan pembebasan seorang pemimpin masyarakat sipil yang dipenjara, Osman Kavala.

oleh Hariz Barak diperbarui 24 Okt 2021, 15:07 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2021, 15:04 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Source: AP Photo/Burhan Ozbilici)

Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergerak untuk mengusir duta besar dari 10 negara Barat yang menyerukan pembebasan seorang pemimpin masyarakat sipil yang dipenjara.

Tujuh duta besar mewakili sekutu Turki di NATO.

Pngusiran, jika dilakukan, akan membuka keretakan terdalam dengan Barat dalam 19 tahun Erdogan berkuasa.

"Saya telah memerintahkan menteri luar negeri kami untuk menyatakan 10 duta besar ini sebagai persona non grata sesegera mungkin," kata Erdogan pada hari Sabtu, mengacu pada istilah yang digunakan dalam diplomasi yang menandakan langkah pertama sebelum pengusiran. Dia tidak menetapkan tanggal yang pasti.

Filantropis Osman Kavala telah dipenjara sejak akhir 2017, dituduh membiayai protes nasional pada 2013 dan dengan keterlibatan dalam kudeta yang gagal 2016. Dia menyangkal tuduhan itu.

"Mereka harus tahu dan memahami Turki," tambah Erdogan, menuduh para duta besar telah melakukan tindakan yang "tidak senonoh".

"Mereka harus pergi dari sini pada hari mereka tidak lagi mengenal Turki," kata Erdogan.

Para utusan telah mengeluarkan pernyataan bersama yang sangat tidak biasa pada hari Senin 18 Oktober yang mengatakan penahanan lanjutan terhadap aktivis kelahiran Paris Osman Kavala "membayangi" Turki.

AS, Jerman, Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Selandia Baru, Norwegia dan Swedia menyerukan "resolusi yang adil dan cepat untuk kasus [Kavala]".

Kavala telah menjadi simbol tindakan keras yang dilepaskan Erdogan setelah selamat dari upaya kudeta.

Berbicara kepada kantor berita AFP dari sel penjaranya pekan lalu, Kavala mengatakan dia merasa seperti alat dalam upaya Erdogan untuk menyalahkan plot asing untuk oposisi domestik terhadap pemerintahannya yang hampir dua dekade.

 

Respons Negara Barat

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)

Sebuah sumber di kementerian luar negeri Jerman mengatakan 10 negara sedang berkonsultasi satu sama lain. Legislator Jerman menyerukan tanggapan yang keras.

Norwegia mengatakan kedutaannya belum menerima pemberitahuan dari pihak berwenang Turki.

"Duta besar kami belum melakukan apa pun yang menjamin pengusiran," kata juru bicara kementerian, Trude Maaseide, menambahkan bahwa Turki sangat menyadari pandangan Norwegia.

Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod mengatakan kementeriannya belum menerima pemberitahuan resmi, tetapi melakukan kontak dengan teman-teman dan sekutunya.

AS mengatakan pihaknya mengetahui laporan tersebut dan sedang mencari kejelasan dari Kementerian Luar Negeri Turki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya