KBRI Den Haag Gelar Sosialisasi Magang di Perusahaan Global

KBRI Den Haag dan PPI Rotterdam berkolaborasi dalam sosialisasi ini.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Okt 2021, 13:06 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2021, 13:06 WIB
Belanda Longgarkan Pembatasan Ketat Terkait Covid-19
Pelanggan menunggu dalam antrean di depan toko pakaian Pull & Bear yang dibuka kembali di shopping street di Amsterdam, Rabu (28/4/2021). Belanda mulai melonggarkan pembatasan ketat terkait Covid-19, mengakhiri jam malam dan mengizinkan kafe untuk buka di luar ruangan. (REMKO DE WAAL/ANP/AFP)

Liputan6.com, Den Haag - KBRI Den Haag dan PPI Rotterdam berkolaborasi untuk sosialisasi magang di perusahaan global. Acara virtual bertajuk “Talk Show on Working and Internship Opportunities in International Organizations" Jilid II.

Berdasarkan laporan situs Kemlu, Jumat (29/10/2021), acara menghadirkan empat narasumber muda yang punya pengalaman di organisasi internasional, yaitu di Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York dan The Hague Conference on Private International Law (HCCH) di Den Haag.

Narasumber tersebut adalah Hillary Bakrie, Akhmad Arsya Sani, Priskila Pratita Penasthika, dan Daniel Nicholas Pakpahan. Acara digelar pada 26 Oktober 2021.

Dari KBRI Den Haag, Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas, juga turut hadir dan menyampaikan bahwa Indonesia adalah pendukung multilateralisme dan anggota aktif dari 200 organisasi internasional. 

Ia pun mendorong agar para pelajar Indonesia mencari dan memanfaatkan peluang untuk bekerja di OI sehingga dapat memberikan manfaat secara persoal maupun nasional.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pentingnya Keterwakilan Indonesia

Begini Penampakan Kota Amsterdam Saat Jam Malam COVID-19
Sebuah jembatan yang sepi terlihat selama jam malam di pusat kota Amsterdam, Sabtu (23/1/2021). Belanda memasuki fase terberat dari pembatasan anti-virus Corona hingga saat ini. (AP Photo/ Peter Dejong)

Kemlu menjelaskan bahwa keterwakilan Indonesia di organisasi internasional penting bagi Indonesia. Pertama, untuk promosi budaya Indonesia dan kompetensi Indonesia sebagai negara yang memiliki SDM kelas dunia. Kedua, membuka akses bagi WNI lainnya untuk bisa masuk ke organisasi internasional.

Selanjutnya, pada saatnya WNI di organisasi internasional menempati posisi strategis, hal tersebut akan memberikan indirect benefit kepada Indonesia, menunjukkan multilateralisme dan semangat kontribusi Indonesia terhadap dunia internasional.

Salah satu penyebab kurangnya keterwakilan Indonesia dalam organisasi internasional adalah kurangnya informasi mengenai peluang yang terbuka di organisasi internasional. Panelis menyampaikan apresiasi kepada Pemri khususnya Kemlu atas berbagai upaya sosialisasi peluang berkarir di organisasi internasional untuk meningkatkan jumlah WNI yang menempati posisi strategis di organisasi internasional.​

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya