Dirjen WHO: Terburu-buru Luncurkan Booster COVID-19 Bisa Perdalam Ketidakadilan Vaksin

WHO telah lama mengecam ketidakadilan yang mencolok dalam akses ke vaksin COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 23 Des 2021, 14:28 WIB
Diterbitkan 23 Des 2021, 14:28 WIB
WHO Umumkan Virus Corona Pandemi Global
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, 11 Maret 2020. WHO menyatakan wabah COVID-19 dapat dikategorikan sebagai "pandemi" karena virus tersebut telah menyebar semakin luas ke seluruh dunia. (Xinhua/Chen Junxia)

Liputan6.com, New York - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa terburu-buru meluncurkan dosis vaksin COVID-19 tambahan atau booster, berpotensi memperdalam masalah ketidakadilan yang memperpanjang pandemi.

Tedros Adhanom Ghebreyesus bersikeras prioritas harus tetap diberikan kepada orang-orang yang rentan di mana-mana daripada memberikan dosis tambahan kepada mereka yang sudah divaksinasi.

"Tidak ada negara yang dapat meningkatkan jalan keluar dari pandemi," katanya seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (23/12/2021).

Badan kesehatan PBB telah lama mengecam ketidakadilan yang mencolok dalam akses ke vaksin COVID-19.

Membiarkan COVID-19 menyebar tanpa henti di beberapa tempat secara dramatis meningkatkan kemungkinan munculnya varian baru yang lebih berbahaya, katanya.

"Program penguat kemungkinan akan memperpanjang pandemi, daripada mengakhirinya, dengan mengalihkan pasokan ke negara-negara yang sudah memiliki cakupan vaksinasi tingkat tinggi, memberi virus lebih banyak kesempatan untuk menyebar dan bermutasi," kata Tedros.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Angka Vaksinasi Dunia

Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.(Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

Menurut angka PBB, sekitar 67 persen orang di negara-negara berpenghasilan tinggi telah memiliki setidaknya satu dosis vaksin.

Tetapi, angka miris lainnya menunjukkan bahwa tidak ada 10 persen di negara-negara berpenghasilan rendah.

"Terus terang sulit untuk memahami bagaimana setahun sejak vaksin pertama diberikan, tiga dari empat petugas kesehatan di Afrika tetap tidak divaksinasi," kata Tedros.

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya