Taliban Berkuasa, Pria dan Wanita Dilarang Satu Taksi di Afghanistan

Aturan sosial di Afghanistan pada era Taliban ini tampak semakin konservatif.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Des 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 30 Des 2021, 17:00 WIB
Kaleidoskop Foto Global 2021: Rangkuman Berita dan Peristiwa Sepanjang Tahun 2021
Kelompok Taliban mengambil alih kekuasaan pemerintah di Afghanistan setelah mereka menguasai ibu kota Kabul, Senin (16/8/2021). Mereka juga telah menguasai istana kepresidenan, setelah presiden negara itu Ashraf Ghani melarikan diri ke Tajikistan. (AP Photo/Zabi Karimi)

Liputan6.com, Kabul - Kehidupan masyarakat di Afghanistan tampak semakin konservatif di tengah kekuasaan Taliban. Sejumlah sopir taksi di Kabul, Afghanistan, mengeluhkan tindakan dari kementerian moral di negara tersebut.

Alasannya, mereka dilarang membawa penumpang yang beda jenis.

"Pekan lalu, mereka bilang kepada kita bahwa laki-laki dan perempuan seharusnya tidak berada di kendaraan pada saat bersamaan," ujar sopir bernama Abdullah Jan, dilaporkan Tolo News, Kamis (30/12/2021).

Masalah lain dari kementerian moral adalah muncul laporan pemeriksaan handphone seseorang. Menteri terkait pun menegaskan bahwa memeriksa tanpa izin dilarang karena melanggar privasi.

"Pelaksana Tugas Menteri Kebajikan dan Pencegahan Maksiat Shiek Mohmmad Khalid telah berkata pada acara-acara berbeda bahwa pasukan Emirat Islam tidak diiinkan untuk menyita foto masyarakat dan memeriksanya," ujar jubir kementerian, Mohammad Sadeq Akif.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mobilitas Wanita Makin Terkekang

Kehidupan di Afghanistan Usai Taliban Berkuasa
Perempuan Afghanistan dengan burqa berjalan di sebuah jalan di Kabul, pada Minggu (22/8/2021). Taliban merebut kembali kendali Afghanistan, hampir dua dekade setelah mereka digulingkan koalisi pimpinan AS. (AP Photo/ Rahmat Gul)

Sementara, Taliban baru-baru merilis pembatasan perjalanan baru untuk perempuan di negara itu. Tindakan ini, melansir VOA, Senin (27/12), dikritik sebagai penganiayaan lebih lanjut terhadap perempuan Afghanistan.

Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Wakil setempat membatasi seorang wanita untuk melakukan perjalanan lebih jauh dari 72 kilometer (km), kecuali ditemani kerabat dekat pria. Taliban juga menyarankan pengemudi taksi untuk menawarkan tumpangan hanya pada wanita yang mengenakan penutup kepala atau hijab Islami. 

Juru bicara kementerian Sadiq Akif Mahajer menyebut "pembatasan itu sejalan dengan syariah Islam." Dekrit itu juga mengharuskan pengemudi sektor transportasi khusus pria di Afghanistan untuk menumbuhkan janggut, istirahat untuk menjalankan salat, dan tidak memutar musik di kendaraan mereka.

Pembatasan terbaru datang beberapa minggu setelah Taliban meminta saluran televisi Afghanistan berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan aktris. Mereka pun mewajibkan pembawa berita wanita mengenakan jilbab saat on air.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya