Liputan6.com, Jenewa - WHO membuat proyek pelatihan global untuk membantu negara-negara penghasilan rendah dalam melawan COVID-19. Pelatihan ini berfokus pada pembuatan vaksin, pengobatan kanker, dan antibodi dengan teknologi mRNA.
Dilaporkan VOA News, Kamis (24/2/2022), Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan bahwa lokasi hub terbaru ini berada di Korea Selatan. Mitra-mitra WHO di Afrika Selatan juga terlibat.
Advertisement
Baca Juga
Para mitra di Afsel sedang dibantu WHO untuk membuat ulang atau "reverse-engineering" dari vaksin Moderna tanpa bantuan Moderna. Pihak Moderna dan Pfizer menolak mengungkap cara pembuatan vaksin mereka.
Dr. Tedros berkata pelatihan seperti ini diperlukan agar akses vaksin semakin setara.
"Vaksin-vaksin telah membantu mengubah jalur pandemi COVID-19, tetapi kemenangan ilmimah ini telah dilemakan oleh tak setaranya akses ke alat-alat penyelamat nyawa ini," ujar Dirjen WHO.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menanti hingga 2023
Kepala ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan, memperkirakan bahwa percobaan untuk membuat ulang vaksin Moderna tanpa bantuan perusahaan tersebut bisa memakan waktu hingga 2023 atau 2024.
Pekan lalu, WHO berkata ada enam negara Afrika, yakni Nigeria, Mesir, Senegal, Afrika Selatan, Kenya, dan Tunisia, yang akan mendapatkan instruksi teknologi dan pengetahuan mengenai cara membuat vaksin-vaksin mRNA.
Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, dan Serbia juga dikatakan WHO akan mendapat dukungan dari hub di Afrika Selatan.Â
Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 10,4 miliar dosis vaksin COVID-19 yang disuntikan di dunia.
Advertisement