Liputan6.com, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan Rusia untuk melancarkan serangan ke Ukraina. Sejumlah rudal jelajah dan balistik dilaporkan meledak di Ibu Kota Kiev.
Perintah Operasi Militer Khusus diumumkan Putin saat fajar, di tengah peringatan dari para pemimpin dunia bahwa hal itu dapat memicu perang terbesar di Eropa sejak 1945.
Baca Juga
Dalam beberapa menit dari pidato singkat Putin yang disiarkan di televisi, sekitar pukul 05.00 waktu Ukraina, ledakan terdengar di dekat kota-kota besar Ukraina, termasuk ibu kota Kiev, seperti dilansir The Guardian, Kamis (24/2/2022).
Advertisement
Dalam program The Ambassador Liputan6.com, Duta Besar RI untuk Rusia Jose Tavares mengungkap akar masalah dari ketegangan dua negara bertetangga ini.
"Pada 1991, Uni Soviet terpecah menjadi 15 negara merdeka, negara berdaulat, termasuk Rusia dan Ukraina. Konsern Rusia itu mulai ada terhadap apa yang tidak mereka sukai, yakni perluasan NATO ke bagian Eropa Timur terutama negara negara-negara bekas Uni Soviet," ujar Dubes Jose.
Sejak 2001, sambung Dubes Jose, Rusia menganggap perluasan Nato ke Eropa Timur itu adalah Ancaman bagi keamanan nasional Rusia. Kemudian pada 2004, NATO memasukkan 3 negara bekas Uni Soviet ke menjadi anggota, yaitu Latvia, Lithuania, dan Estonia.
"Kemudian tahun 2007 ada pidato Presiden Putin di Munich yang mempertanyakan pergerakan NATO ke bagian timur itu adalah untuk melawan siapa? Pada 2016 ada berbagai macam pernyataan mengenai ketidaksukaan itu. Kenapa mereka tidak suka, karena dengan adanya keanggotaan NATO yang semakin dekat ke perbatasan maka penempatan persenjataan rudal-rudal NATO di perbatasan juga sangat dekat dengan kota-kota besar termasuk Moskow, apabila ditembakkan maka hanya beberapa menit sampai di Moskow. Dan itu dipandang sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya."
Selain soal akar masalah perang Rusia vs Ukraina, Dubes Jose juga mengungkap kondisi WNI di Rusia. Selengkapnya dapat disaksikan dalam video wawancara di bawah ini:
Wawancara Dubes RI untuk Rusia Jose Tavares
Advertisement