Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Albanese telah mengumumkan paket kerja sama baru di bidang biosekuriti senilai A$10 juta atau sekitar Rp 103 miliar, untuk mendukung Indonesia dalam merespons wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD).
Paket tersebut diumumkan Selasa 9 Agustus 2022 oleh Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Murray Watt di National Press Club.
Baca Juga
Top 3 Berita Hari Ini: Wamen Pariwisata Minta Maaf Usai Diprotes karena Angkat Lagi Wacana Wisata Halal di Bali
Remaja Australia Diprediksi Banyak yang Libur Nataru di Bali, Diperingatkan Soal Asuransi dan Hormati Budaya Lokal
Cassius Buaya Penangkaran Terbesar di Dunia Mati Usia 110 Tahun dengan Bobot Nyaris 1 Ton
Bantuan ini, seperti disampaikan pihak Kedutaan Besar Indonesia di Jakarta, yang dikutip Rabu (9/8/2022), menempatkan Australia sebagai penyedia vaksin tambahan serta dukungan konsultasi dan teknis untuk memperkuat langkah-langkah biosekuriti Indonesia.
Advertisement
Dalam bantuannya, Australia akan menyediakan alat pelindung diri dan disinfektan, melatih staf di lapangan, dan menyediakan keahlian biosekuriti untuk mengatasi wabah tersebut.
Menteri Watt mengatakan salah satu cara mencegah wabah di Australia adalah dengan mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya penghentian penyebaran PMK.
"Paket ini mencakup A$ 4 juta untuk penyediaan vaksin PMK dan LSD. Jumlah ini merupakan tambahan dari dukungan kepada Indonesia yang diumumkan sebelumnya, termasuk 1 juta dosis vaksin PMK dan hampir setengah juta vaksin LSD yang telah dijalankan oleh Pemerintah Australia," kata Menteri Watt.
"Pemerintah Indonesia akan menyalurkan vaksin ini ke daerah-daerah yang paling membutuhkan. Kami juga telah menyertakan pendanaan awal sehingga Indonesia dapat menjalankan sistem identifikasi ternak.”
Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan paket ini adalah salah satu wujud dari hubungan dekat antara Australia dan Indonesia.
"Indonesia adalah salah satu tetangga dan mitra terdekat kami di kawasan dan Pemerintah Australia ingin menawarkan bantuan apa pun yang memungkinkan saat ini," kata Menteri Wong.
"Menjaga biosekuriti kawasan kita adalah kepentingan bersama dan paket dukungan ini dibangun berdasarkan kerja sama kesehatan yang telah berlangsung lama termasuk melalui Kemitraan Ketahanan Kesehatan AustraliaIndonesia."
"Kita berkomitmen untuk bekerja sama merespons ancaman bersama ini."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Waspada PMK, Australia Minta Pengunjung dari Indonesia Tak ke Kebun Binatang Melbourne Sebelum 48 Jam
Sebelumnya, kekhawatiran atas masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK) ke Australia membuat pihak pengelola kebun binatang di Victoria mengeluarkan aturan pembatasan.
Mengutip ABC Australia, Minggu (31/7/2022), kontak dengan binatang seperti jerapah, kanguru dan gajah akan dibatasi bagi pengunjung ke kebun binatang di negara bagian Victoria di Australia termasuk Melbourne.
Kekhawatiran PMK di Australia saat ini tinggi menyusul adanya wabah PMK di Bali, Indonesia sebagai salah satu tujuan utama turis asal Australia.
Zoos Victoria, lembaga yang mengurus beberapa kebun binatang di negara bagian Victoria seperti 'Melbourne Zoo', 'Werribee Zoo' serta 'Healesville Sanctuary' mengirimkan pesan agar mereka menutup jalan pengunjung menuju kandang gajah.
Keputusan ini menurut mereka diambil setelah melewati pertimbangan untuk mengurangi risiko terhadap binatang yang melakukan "kontak dengan tanah yang bisa dibawa oleh pengunjung masuk ke kebun binatang."
Tempat bagi jerapah, kanguru dan gajah, di mana sebelumnya pengunjung bisa berada di dekat hewan-hewan tersebut, sekarang akan ditutup sementara.
"Kami sudah melakukan pemantauan serius mengenai wabah tersebut dan memutuskan untuk memberi perlindungan lebih besar bagi hewan yang kami miliki," kata Direktur Eksekutif Zoos Victoria Jenny Gray kepada ABC. "Kami memiliki sejumlah binatang yang harus kami lindungi."
Advertisement
Wabah PMK Bikin Resah, Peternak Sapi Minta Australia Tutup Perbatasan dengan Indonesia
Wabah Penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia membuat banyak pihak di Australia khawatir akan penularannya. PM Anthony Albanese tetap bersikukuh menolak untuk menutup perbatasan dengan RI meskipun didesak banyak pihak di negaranya, namun Rabu kemarin 27 Agustus 2022, para peternak di barat daya negara bagian Victoria menggelar aksi unjuk rasa memprotes penanganan Negeri Kanguru perihal penyakit tersebut.
Menurut informasi yang dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (28/7/2022), lebih dari seratus peternak berkumpul di Colac, menuntut perbatasan dengan Indonesia ditutup selama empat bulan untuk melindungi industri peternakan dan pasar daging dalam negeri.
Peter Delahunty, peternak sapi perah yang mengorganisasi protes, mengatakan ada peningkatan kecemasan tentang wabah PMK di Australia. Ia menilai, tanggapan pemerintah Australia terkait wabah PMK terkesan "sangat reaksioner ketimbang direncanakan dengan baik."
"[Pemerintah] tadinya tidak mau menerapkan keset sanitasi, dan kemudian mereka berubah pikiran dan memutuskan menerapkannya, dan mereka menerapkan kebijakan dengan cara sedikit demi sedikit."
Perekonomian Victoria barat daya sangat bergantung pada komoditas yang diproduksi oleh sektor pertanian.
Colac Otway Shire, misalnya, menghasilkan hampir $245 juta dari peternakan pada tahun keuangan 2020/21.
Keset Sanitasi
Australia menerapkan pencegahan terkait wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyebar di Indonesia, dengan menggunakan keset sanitasi.
Ini adalah langkah biosekuriti terbaru dan terkuat yang diambil pemerintah Australia untuk mencegah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia menyebar ke Australia.
Keset yang nantinya digunakan di semua negara bagian, digelar untuk pertama kalinya di Perth, ibu kota negara bagian Australia Barat, Senin 25 Juli untuk penumpang yang tiba dari Bali.
Jadi, penumpang dari Indonesia yang tiba di Bandara Perth sekarang harus berjalan melintasi keset sanitasi yang diisi dengan asam sitrat.
Salah satu pelaku perjalanan dari Indonesia, Daniel del Borrello, mengatakan prosesnya cepat dan mudah.
"Yang harus Anda lakukan hanyalah berjalan melewati keset hitam dan membiarkannya membersihkan sepatu Anda. Sebenarnya cukup bagus, [hitung-hitung] membersihkan sepatu gratis," katanya.
"Prosesnya kira-kira lima detik."
Bahkan penumpang yang memakai sandal jepit sepertinya tidak mempermasalahkan prosedur tersebut.
Advertisement