Liputan6.com, London - Mary Rose, kapal pada masa kejayaan Raja Henry VIII, diangkat ke permukaan setelah 437 tahun di dasar Selat Solent, Inggris pada akhir abad 20.
Dikutip dari laman BBC, Senin (10/10/2022), operasi senilai 4 juta pound sterling atau setara (Rp 67,6 miliar) ini telah lama dinantikan oleh rakyat Inggris. Sebelumnya, operasi pengangkatan Mary Rose telah tertunda dua kali setelah terkendala masalah teknis karena peralatan penyelamatan dan cradle terapung yang rumit.
Baca Juga
5 November 2021: Insiden Berdesakan Mematikan di Festival Astroworld Rapper Travis Scott, 10 Orang Tewas
4 November 1993: Pesawat Boeing 747-400 China Airlines Tergelincir ke Pelabuhan Victoria Hong Kong Saat Mendarat
3 November 1918: Pemberontakan Kiel Picu Kaisar Jerman Turun Takhta dan Lahirnya Republik Weimar
Sisa-sisa kerangka kapal karam dari kayu yang sudah berlapis lumpur itu pada akhirnya berhasil diapungkan pada 11 Oktober 1982.
Advertisement
Para ahli segera memulai proses panjang memulihkan Mary Rose di sebuah dry dock -- area khusus di pelabuhan yang digunakan untuk membersihkan atau mereparasi kapal -- di Portsmouth, Hampshire, UK.
Jajaran kapal-kapal kecil berkumpul di sepanjang pantai Selatan Inggris, khususnya di Portsmouth untuk menyaksikan peristiwa itu.
Dengan kapal yang sudah tergantung di bawah rangka pengangkat, pekerjaan selanjutnya mengharuskan tim untuk mengangkat bangkai kapal dengan air-cushioned cradle yang telah dibuat khusus untuk operasi ini.
Momen bersejarah
Pengangkatan bangkai kapal dari lokasinya pada 50 kaki (15,24 meter) di bawah permukaan laut, dimulai pukul 07.00 waktu setempat. Dalam waktu dua jam, ujung kayu yang sudah bergerigi itu mulai nampak di permukaan.
Sebuah meriam ditembakkan dari Benteng Southsea Castle untuk menandakan momen bersejarah ini.
Namun, sesaat sebelum tengah hari, salah satu pengait yang menahan rangka pengangkat terputus. Terputusnya seutas tali baja ini, mengakibatkan sebagian dari rangka dongkrak berbobot 80 ton menabrak lambung kapal.
Pangeran Charles selaku presiden lembaga amal Mary Rose Trust dan juga sebagai seorang penyelam yang berpengalaman dengan bangkai kapal, mengungkapkan keterkejutannya atas pengait yang terlepas ini, "Saya sedikit ngeri, tapi saya pikir hal terbaik yang harus dilakukan adalah menjadi orang Inggris dan tidak panik".
Inspeksi menunjukkan kerusakan kecil, tetapi pengecekan lebih lanjut menemukan bahwa Mary Rose tidak dipasang dengan aman ke tongkang pengangkutnya di tahun 1500-an lalu ketika kapal ini beroperasi.
Sebelumnya, Mary Rose ditemukan kembali pada 1966 oleh seorang sejarawan dan penyelam amatir Alexander McKee.
Sejak itu, lebih dari 10.000 item yang tersimpan dengan baik di dasar laut, telah digali, termasuk senjata, pakaian, bahkan satu set backgammon -- semacam permainan catur kuno.
Kapal Bersejarah
Diluncurkan pada 1510, Mary Rose tenggelam dalam perjalanannya untuk menyerang armada musuh Prancis di lepas Portsmouth Sound pada 1545. Empat hingga lima ratusan orang tewas atas tenggelamnya kapal ini.
Saat itu, Prancis menganggap tenggelamnya Mary Rose diakibatkan oleh meriam mereka.
Namun, sebagian besar sejarawan kelautan percaya, tenggelamnya kapal itu hanyalah akibat dari kesalahan penanganan.
Mary Rose dianggap unik sebagai kapal transisi antara "kastil terapung" abad pertengahan dan kapal angkatan laut Elizabeth I.
Margaret Rule, direktur arkeologi dari proyek yang disponsori secara privat oleh Inggris ini mengatakan, "Pembangunan artefak Tudor (angkatan laut Inggris abad 15-16) yang menarik dan langka adalah puncak dari mimpi yang telah mencengkeram imajinasi dunia".
Sayangnya, Royal Engineers (RE) -- teknisi kerajaan Inggris -- abad ke-19 meledakkan sebagian dari Mary Rose karena menganggapnya sebagai "bahaya dalam dunia perkapalan".
Penyelam RE generasi berikutnya, pada 1980, mulai membantu mengangkat bangkai kapal untuk "menebus" pekerjaan pendahulu mereka.
Mary Rose sekarang menjadi bagian dari museum di Portsmouth Historic Dockyard.
Advertisement
Bangkai Kapal Karam Terdalam Sedunia Milik AL AS saat PD II Ditemukan Setelah 78 Tahun
Kejadian kapal karam akibat peperangan juga terjadi pada kapal perang AS dalam Perang Dunia II.
Baru-baru ini, penjelajah telah menemukan kapal karam terdalam di dunia setelah 78 tahun yang kemudian diketahui merupakan kapal perusak pengawal Angkatan Laut AS yang tenggelam selama pertempuran laut terbesar Perang Dunia II.
Dikutip dari laman Live Science, Rabu (29/6/2022), para penjelajah menemukan USS Samuel B. Roberts, dijuluki "Sammy B", 22.916 kaki (6.985 meter) di bawah permukaan Laut Filipina dekat Samar, pulau terbesar ketiga di Filipina.
Bangkai kapal itu patah menjadi dua, dan kedua bagian itu hanya berjarak 33 kaki (10 meter).
Kapal itu tenggelam selama fase terakhir Pertempuran Teluk Leyte pada Oktober 1944, di mana Angkatan Laut AS mengalahkan pasukan Jepang yang jauh lebih besar.
Angkatan Laut Jepang menderita kerugian terbesar kapal dan frustrasi dalam upayanya untuk mengusir pasukan AS dari Leyte — sebuah pulau yang diserbu oleh AS sebagai bagian dari Perang Pasifik.
“Merupakan kehormatan luar biasa untuk menemukan kapal yang sangat terkenal ini, dan dengan melakukan itu, memiliki kesempatan untuk menceritakan kembali kisah kepahlawanan dan tugasnya kepada mereka yang mungkin tidak tahu tentang kapal dan pengorbanan krunya,” ujar Victor Vescovo, mantan Komandan Angkatan Laut komandan dalam penemuan bangkai kapal.
Lokasi Karam Kapal Titanic Kini Jadi Objek Wisata Umum, Harganya Selangit
Sementara itu, pencarian kapal karam bersejarah juga dilakukan pada 1982 untuk menemukan kapal Titanic. Setelah ditemukan, kapal ini tidak diangkat ke permukaan, namun dijadikan objek wisata bawah laut.
Para penggemar sejarah dari kalangan masyarakat sipil --yang bukan peneliti-- mungkin bisa berbahagia ketika mendengar kabar bahwa lokasi tenggelamnya RMS Titanic kini dibuka untuk umum sejak 2019.
Siapa saja yang ingin melihat langsung bangkai kapal bersejarah tersebut dan merasakan pengalaman menyelam sedalam 13.000 kaki atau 3.962 meter di bawah permukaan laut, selama 10 hari, di lepas pantai Newfoundland, harus merogoh kocek sebesar US$ 100.000 per orang atau setara dengan Rp 1,4 miliar (US$ 1 = Rp 14.142).
Pada musim panas 2019, sejumlah perjalanan eksklusif itu telah dipesan melalui OceanGate, sebuah perusahaan swasta berbasis di Negara Bagian Washington, AS, yang menyediakan aset bawah laut untuk komersial, penelitian dan militer.
Setelah menabrak gunung es dalam pelayaran perdananya dari Southampton ke Kota New York pada 14 April 1912 pukul 23.40, Titanic tenggelam dalam waktu kurang dari tiga jam.
Kisah yang diceritakan oleh saksi korban selamat, di antaranya yaitu tentang sekoci penyelamat yang jumlahnya kurang dan kegagalan transmisi radio.
Bangkai kapal raksasa garapan arsitektur Thomas Andrew itu tidak ditemukan sampai tahun 1985, ketika sebuah ekspedisi gabungan Amerika-Prancis menemukan Titanic dalam dua bagian besar pada kedalaman 13.000 kaki di bawah permukaan laut.
Tim peneliti menggunakan kapal survei oseanografi dan kapal selam robot. Situs itu sendiri berada sekitar 400 mil di lepas pantai Newfoundland. Demikian seperti dikutip dari Vintage News, Selasa (25/6/2019).
Perjalanan yang dibuat oleh OceanGate membawa wisatawan ke lokasi bangkai kapal, dan kemudian (dalam kelompok-kelompok kecil), menuju ke titik utama lokasi karamnya Titanic dengan kapal selam selama 90 menit, lalu bebas mengeksplorasi dan mengamati dekat bangkai Titanic selama sekitar tiga jam.
"Kami dijadwalkan berangkat dari St. John's, Newfoundland, untuk ekspedisi berawak pertama ke situs RMS Titanic sejak 2005. Hanya sedikit orang yang pernah melihat bangkai kapal legendaris itu sejak tenggelam pada tahun 1912," ujar Dana Hall, manajer pemasaran OceanGate.
(Reporter: Safinatun Nikmah)
Advertisement