17 Maret 1968: 10.000 Demonstran Anti-Perang Vietnam di London Ricuh, 200 Orang Ditahan

Ribuan demonstran turun ke jalan di London untuk memprotes Perang Vietnam. Aksi damai berubah menjadi bentrokan sengit di depan Kedutaan AS, mengakibatkan lebih dari 200 orang ditangkap.

oleh Alya Felicia Syahputri Diperbarui 17 Mar 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2025, 06:00 WIB
Pemandangan demonstrasi anti-perang Vietnam yang diadakan di Trafalgar Square, London. (AP/Arsip)
Pemandangan demonstrasi anti-perang Vietnam yang diadakan di Trafalgar Square, London. (AP/Arsip)... Selengkapnya

Liputan6.com, London - Sejarah mencatat momen ribuan demonstran memadati jalanan London, dengan suara keras menyerukan protes terhadap Perang Vietnam dan kebijakan Amerika Serikat, terjadi hari ini 57 tahun yang lalu. Aksi yang dimulai dengan damai itu kemudian berubah menjadi bentrokan sengit di depan Kedutaan Besar AS.

Pada 17 Maret 1968, lebih dari 200 orang ditangkap setelah ribuan demonstran bentrok dalam protes anti-perang Vietnam di luar kedutaan Amerika Serikat di London.

Menurut laman BBC On This Day yang dikutip pada hari Senin (17/3/2025), St John Ambulance Brigade menyatakan telah memberikan perawatan kepada 86 orang yang mengalami luka-luka. Sebanyak 50 orang dilarikan ke rumah sakit, termasuk 25 petugas kepolisian.

Kericuhan terjadi setelah aksi unjuk rasa besar digelar di Trafalgar Square. Diperkirakan 10.000 orang berkumpul untuk menentang aksi militer Amerika di Vietnam serta dukungan Inggris terhadap Amerika Serikat.

Awalnya, suasana aksi Trafalgar Square di berlangsung damai. Namun, ketegangan meningkat ketika para demonstran bergerak menuju Kedutaan Besar AS di Grosvenor Square.

Ratusan polisi dikerahkan untuk mengamankan kedutaan. Mereka berdiri rapat, membentuk barikade guna mencegah massa mendekat ke area terdekat dari gedung kedutaan.

Ketegangan semakin memuncak ketika massa menolak mundur. Polisi berkuda dikerahkan untuk menghalau demonstran, namun hal ini justru memicu eskalasi. Sejumlah pengunjuk rasa menerobos barikade dan masuk ke halaman kedutaan. Mereka merusak pagar plastik serta mencabut sebagian pagar tanaman.

Bentrokan berlangsung sengit. Demonstran melempar batu, tanah, petasan, dan bom asap ke arah aparat. Seorang petugas dilaporkan mengalami cedera tulang belakang yang serius, sementara yang lain mengalami cedera leher.

Seorang polisi yang sedang menunggang kuda bahkan dihantam berulang kali dengan tongkat spanduk di bagian belakang kepalanya. Dalam kondisi bertahan, ia terus berpegangan pada leher kudanya.

Aksi Protes dan Respons Politik

Aktris Vanessa Redgrave diizinkan memasuki kedutaan untuk menyampaikan protes (AP/Arsip)
Aktris Vanessa Redgrave diizinkan memasuki kedutaan untuk menyampaikan protes (AP/Arsip)... Selengkapnya

Sebelumnya, aktris Vanessa Redgrave diperbolehkan memasuki kedutaan bersama tiga pendukungnya untuk menyampaikan protes. Redgrave diketahui menjadi salah satu pembicara dalam aksi unjuk rasa di Trafalgar Square.

Sementara itu, Labour MP atau anggota parlemen dari Partai Buruh, Peter Jackson, mengumumkan bahwa ia akan mengajukan pertanyaan pribadi kepada Menteri Dalam Negeri terkait dugaan "kekerasan polisi" dalam aksi tersebut.

Dalam pernyataannya kepada surat kabar The Times, Jackson mengungkapkan kemarahannya terhadap penggunaan kekuatan berlebihan oleh kepolisian. "Saya sangat terkejut dengan cara polisi berkuda yang dengan brutal menyerang massa, bahkan setelah jalan di depan kedutaan telah dibersihkan," katanya.

Aksi protes serupa kembali terjadi pada 27 Oktober 1968. Sekitar 25.000 orang turun ke jalan dalam aksi tersebut. Kericuhan kembali pecah di depan Kedutaan Besar AS di Grosvenor Square. Namun, kali ini pengamanan lebih ketat, dengan 1.000 polisi berjaga di sekitar kedutaan serta sepanjang jalur demonstrasi untuk mencegah insiden serupa pada Maret sebelumnya.

Perang Vietnam sendiri mengalami berbagai perkembangan. Pasukan terakhir Amerika Serikat meninggalkan Vietnam pada 29 Maret 1973. Tahun berikutnya, perjanjian damai sering kali dilanggar.

Pada 1975, perang besar kembali pecah antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan tanpa campur tangan Amerika Serikat. Setahun kemudian, pemilihan pertama untuk Majelis Nasional digelar, menandai penyatuan kembali Vietnam Utara dan Selatan.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya