Liputan6.com, Victoria - Banjir di Victoria, Australia belum juga surut dan justru kian mengancam warga.
"Sekitar 34.000 rumah dapat terendam atau terisolasi di negara bagian Victoria saat keadaan darurat banjir berlanjut di sebagian wilayah tenggara Australia," kata seorang pejabat, Senin 17 Oktober 2022 seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Baca Juga
Victoria adalah negara bagian yang terkena dampak terburuk banjir kali ini. Permukaan air sungai di beberapa kotanya mengalami puncak tertinggi dalam beberapa dekade. Negara bagian New South Wales dan Tasmania juga mengalami banjir dan dalam keadaan darurat sejak pekan lalu.
Advertisement
Menteri Urusan Penanggulangan Keadaan Darurat Federal Murray Watt mengatakan Victoria kemungkinan menghadapi beberapa banjir serius, dengan perkiraan hujan lebih banyak untuk akhir pekan ini.
"Kemungkinan besar kita akan melihat banjir terjadi dan kemudian air surut, diikuti oleh banjir lainnya, karena sistem sungai yang berbeda bersatu," kata Watt kepada Australian Broadcasting Corp.
"Jadi ini adalah situasi yang sangat serius dan laporan yang saya terima menunjukkan bahwa sekitar 9.000 rumah kemungkinan terendam di Victoria Utara, atau sekitar 34.000 rumah secara umum di Victoria kemungkinan akan terendam atau terisolasi," tambah Watt.
Dua orang tenggelam dan dua orang dilaporkan hilang di Victoria dan New South Wales dalam sepekan terakhir.
Kematian terakhir adalah seorang pria berusia 71 tahun yang ditemukan tewas Sabtu 15 Oktober akibat banjir di halaman belakang rumahnya di Rochester, sebuah kota yang terletak sekitar 180 kilometer dari ibu kota negara bagian Victoria, Melbourne.
85 Persen Rumah Terdampak
Tim Wiebusch, CEO Badan Penanggulangan Keadaan Darurat Negara Bagian Victoria, memperkirakan 85 persen dari Rochester terendam banjir akibat Sungai Campaspe yang meluap pada akhir pekan.
Kota Kerang di Victoria Utara kemungkinan akan terisolasi selama tujuh hari ketika permukaan Sungai Loddon memuncak pada Rabu atau Kamis, kata Wiebusch.
Banyak sekolah dan jalan ditutup di Australia Tenggara dan ribuan orang telah mengungsi dari rumah mereka. Oktober biasanya merupakan awal musim kebakaran di tiga negara bagian yang sedang menghadapi bencana banjir itu.
Daratan biasanya mengering selama musim semi di Belahan Bumi Selatan dan bahaya kebakaran meningkat selama musim panas. Tetapi Biro Meteorologi bulan lalu menyatakan pola cuaca La Nina ketiga yang datang secara berturutan, yang dikaitkan dengan curah hujan di atas rata-rata di Australia Timur, sedang berlangsung di Pasifik.
Biro itu memperkirakan bahwa peristiwa La Nina mungkin memuncak selama musim semi di Belahan Bumi Selatan saat ini dan akan kembali ke kondisi netral pada awal tahun depan.
Advertisement
Banjir Australia: Melbourne Terendam Air, Fenomena 200 Tahun Sekali?
Sejumlah area di Australia dilanda banjir akibat curah hujan tinggi. Melbourne di negara bagian Victoria pun juga terendam banjir. Curah hujan tinggi diprediksi akan terus terjadi.
Berdasarkan laporan ABC Australia, Jumat (14/10/2022), State Emergency Service atau SES menyebut situasi di Victoria akan terus tereskalasi karena sungai yang meluap. Beberapa sungai yang meluap adalah Sungai Avoca, Sungai Loddon, Sungai Maribyrnong, dan Sungai Goulburn.
Foto-foto yang beredar menunjukkan tinggi banjir Australia mencapai dengkul orang dewasa.
SES melaporkan ada satu orang hilang akibat dampak meluapnya Sungai Loddon. Namun, sejauh ini belum ada kabar korban jiwa.
Kuda-kuda di peternakan juga ikut ditolong.
Sungai Campaspe diprediksi akan segera meluap dan berdampak pada 1.000 properti. Sungai Yarra dan Sungai Werribee juga diprediksi meluap.
Banjir pun dikhawatirkan berlangsung hingga akhir pekan ini. ABC menyebut fenomena di Victoria terjadi sekali tiap 200 tahun sekali.
Selain itu, banjir juga terjadi di Tasmania dan New South Wales. Ribuan orang harus dievakuasi di dua daerah tersebut.
Menurut laporan AP News, Komandan SES Josh Gamble berkata SES telah melaksanakan 108 pertolongan banjir dalam 48 jam terakhir. Ada 500 rumah di Victoria yang kena banjir dan 500 lainnya dikepung air. Ada 3.500 orang yang tak memiliki akses listrik.
Gamble berkata hal ini signifikan, sebab pihaknya sudah lama tidak menolong korban banjir sampai sebanyak dalam beberapa tahun terakhir.
Petani dan Peternak Terdampak
ABC Juga melaporkan bahwa banjir yang menghantam Australia berdampak pada peternak di berbagai penjuru Victoria.
Warga bernama Troy Stephens dari peternakan di Mangalore telah meminta bantuan untuk mengevakuasi hampir 200 kuda miliknya di Yulong Stud.
"Ini adalah keadaan darurat yang parah," ujar Stephens. "Jika ada yang memiliki perahu atau pelampung kuda, kita akan menghargainya."
Lokasi Mangalore berada di utara Seymour, sebelah utara Melborune. Stephens berkata air masih terus menerjang dengan cepat. Ia butuh bantuan untuk membawa kuda sebanyak mungkin. Pada foto yang beredar, airtelah merendam seluruh kaki kuda. Ada juga sukarelawan yang datang ke lokasi untuk menolong lusinan kuda yang terjebak.
Kuda-kuda di Young Stud terkenal di arena balapan. Ada kuda yang harganya bahkan mencapai 800 ribu dollar Australia. Namun, Stephens berkata tidak mendiskriminasi kudanya, dan ia ingin menyelamatkan semuanya.
"Baik mereka harganya $500 atau $500 ribu kami memperlakukan mereka dengan sama," ujarnya. "Kami ingin menyelamatkan mereka."
Advertisement