Liputan6.com, Seoul - Kesedihan tragedi halloween Itaewon Seoul yang menewaskan 151 orang pada Sabtu 29 Oktober 2022 waktu setempat terus berlanjut.
Keluarga korban mulai berdatangan ke pusat manajemen krisis untuk mencari orang terkasih yang menurut pengakuan mereka 'hilang' atau belum ditemukan pasca-insiden mengerikan yang juga melukai lebih dari 100 orang tersebut, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (30/10/2022).
Kerabat telah datang ke pusat manajemen krisis dan mencari tahu apakah orang yang mereka cintai adalah salah satu korban yang diketahui, dan apakah mereka berada di rumah sakit di Seoul.
Advertisement
Namun dalam banyak kasus, orang-orang di pusat itu tidak memiliki informasi yang dicari oleh keluarga, BBC melaporkan.
Orang-orang yang datang benar-benar putus asa - kebanyakan dari mereka menangis dan menangis ketika mereka mendengar tidak ada informasi.
Juga terlihat orang-orang dikawal keluar karena mereka terlalu hancur dan terlalu lemah untuk berjalan.
Â
Pekerja Migran Diduga Turut Jadi Korban
Seorang ibu yang berasal dari Pantai Gading dan telah tinggal di Korea selama 18 tahun juga turut mencari putranya berusia 22 tahun dan bernama Marcelo. Dia bekerja di klub malam di Itaewon.
Marcelo pergi bekerja pada malam insiden dan sang ibu tidak mendengar kabar darinya hingga saat ini.
"Dia menangis ketika dia menggambarkan bagaimana dia adalah putra satu-satunya dan dia tidak memiliki informasi di mana dia berada," BBC melaporkan.
"Pusat manajemen krisis menjadi lanjutan tempat kesedihan dari insiden Itaewon malam kemarin," lanjut media Inggris tersebut.
Â
Advertisement
Korban Tewas Tragedi Halloween Itaewon Jadi 151 Orang
Korban tewas dalam insiden Halloween di Itaewon, Korea Selatan bertambah menjadi 151 orang, demikian laporan dari BBC.
Korban tewas termasuk 19 warga negara asing, kata layanan darurat, namun belum mengonfirmasi dari negara mana saja.
Dikutip dari laman BBC, Minggu (30/10/2022) kala itu, terjadi kerumunan besar manusia yang berkumpul di Itaewon.
Wilayah ini memang dikenal sebagai area dengan kehidupan malamnya yang populer.
Sebagian besar korban adalah remaja dan orang dewasa berusia 20-an, kata petugas pemadam kebakaran yang membantu proses penyelamatan.
Laporan lain mengatakan, aksi himpit mengimpit ini dimulai di gang sempit ketika orang-orang di kerumunan jatuh.
Ini adalah acara Halloween tanpa masker pertama di luar ruangan sejak pandemi.
Â