Ketegangan dengan Korea Utara Meningkat, Jepang dan AS Gelar Latihan Militer Bersama

Amerika Serikat dan Jepang melakukan latihan udara bersama pada Sabtu yang melibatkan jet tempur di wilayah udara di atas Laut China Timur di barat laut pulau Kyushu di selatan Jepang, kata Kementerian Pertahanan Jepang.

oleh Liputan6.comHariz Barak diperbarui 07 Nov 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2022, 09:00 WIB
Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik ke Lepas Pantai Timur Korea Selatan
Layar TV menunjukkan file gambar peluncuran rudal Korea Utara selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Rabu (2/11/2022). Otoritas Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) meluncurkan satu rudal balistik ke arah timur laut negara itu. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Tokyo - Amerika Serikat dan Jepang melakukan latihan udara bersama pada Sabtu yang melibatkan jet tempur di wilayah udara di atas Laut China Timur di barat laut pulau Kyushu di selatan Jepang, kata Kementerian Pertahanan Jepang.

Latihan bilateral yang dilakukan oleh Pasukan Bela Diri Jepang dan Angkatan Bersenjata AS itu diadakan sebagai tanggapan atas meningkatnya tindakan provokatif oleh Korea Utara termasuk peluncuran rudal balistiknya yang berulang.

Latihan bersama itu juga dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat kerja sama yang erat antara kedua negara sekutu, kata Kemenhan Jepang sebagaimana dilaporkan Kyodo, dikutip dari Antara, Minggu (6/11/2022).

Pesawat yang terlibat dalam latihan tersebut adalah lima jet tempur F-2 dari Angkatan Udara Bela Diri Jepang, dan dua jet pembom strategis B-1B dan dua pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat, menurut kementerian tersebut.

Pasukan Jepang dan AS melakukan latihan udara bersama pada 4 Oktober, dan pada hari yang sama Korea Utara meluncurkan rudal yang terbang di atas bagian utara pulau utama Jepang, Honshu.

 

AS Tuduh Rusia dan China Terus Lindungi Korea Utara, Abaikan Mandat PBB

Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)
Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)

Amerika Serikat menuduh Rusia dan China pada Jumat (4 November) memberikan "perlindungan menyeluruh" kepada Korea Utara dari tindakan Dewan Keamanan PBB lebih lanjut dan mengatakan pasangan itu telah "membungkuk ke belakang" untuk membenarkan peluncuran rudal balistik Pyongyang.

Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Albania, Irlandia, dan Norwegia meminta Dewan Keamanan bertemu pada Jumat setelah Pyongyang menembakkan beberapa rudal, termasuk kemungkinan rudal balistik antarbenua yang gagal.

"Anda tidak bisa meninggalkan tanggung jawab Dewan Keamanan karena DPRK mungkin menjual senjata kepada Anda untuk memicu perang agresi Anda di Ukraina, atau karena Anda pikir mereka membuat penyangga regional yang baik untuk Amerika Serikat," ungkap Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, kepada dewan itu, merujuk pada Rusia dan Tiongkok.

Rusia dan China tidak mungkin menyetujui tindakan dewan apa pun atas peluncuran rudal terbaru Korea Utara, kata para diplomat, seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (5/11/2022).

"Dewan harus memainkan peran konstruktif daripada selalu menekankan pada tekanan," kata Duta Besar PBB China Zhang Jun. "Dalam keadaan saat ini, dewan secara khusus harus berusaha untuk mengurangi konfrontasi, meredakan ketegangan, dan mempromosikan penyelesaian politik."

 

PBB Kutuk Peluncuran Rudal Korea Utara

Bendera Korea Utara (AFP)
Bendera Korea Utara (AFP)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya pada hari Jumat mengutuk peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini dan mendesak Pyongyang untuk "segera berhenti mengambil tindakan provokatif lebih lanjut".

PBB mendesak mengambil langkah-langkah segera untuk melanjutkan pembicaraan yang ditujukan pada denuklirisasi Semenanjung Korea.

Korea Utara telah lama dilarang melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik oleh Dewan Keamanan, yang telah memperkuat sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk mencoba dan memotong pendanaan untuk program-program tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya