Liputan6.com, Kherson - Lampu dan air padam di Kota Kherson dan sekitarnya pada Minggu (6/11) ketika para pejabat Rusia menuduh Ukraina melakukan aksi "sabotase" yang merusak tiga jalur listrik.
Rusia tidak memberikan bukti apapun. Banyak infrastruktur energi dan air Ukraina, antara 30-40% dilaporkan dirusak oleh serangan udara Rusia.
Pemadaman bergilir juga diperkirakan terjadi di Ibu Kota Ukraina, Kyiv, dan beberapa wilayah lain, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (7/11/2022).
Advertisement
Sementara, jaringan listrik diperbaiki dan dihubungkan lagi ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia, Ukraina, beberapa hari setelah dicopot dari jaringan listrik utama ketika tembakan Rusia merusak jalur bertegangan tinggi itu, kata Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Sabtu (6/11).
Dirjen IAEA Rafael Mariano Grossi kembali menyerukan keamanan nuklir dan didirikannya zona perlindungan keamanan di sekitar pembangkit itu guna mencegah kecelakaan nuklir.
"Kita tidak bisa kehilangan waktu lebih banyak. Kita harus bertindak sebelum terlambat," katanya.
Peringatannya diberikan sehari sebelum KTT perubahan iklim PBB dibuka pada Minggu (6/11) di Mesir dengan peringatan bahwa "planet kita mengirimkan sinyal mengkhawatirkan."
Dilaporkan, invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan kerusakan bernilai 35.3 juta dolar terhadap lingkungan Ukraina dan ikut menyebabkan krisis pangan dan energi di seluruh dunia.
Tank Ukraina Berdatangan Menuju Kherson, Medan Pertempuran Baru dengan Rusia
Pasukan Ukraina disebut sedang fokus di Kherson. Media pemerintah Rusia, TASS, melaporkan bahwa ada banyak tank dan kendaraan lapis baja yang mendekati area tersebut.
Hal itu diungkap oleh pejabat tinggi kawasan Kherson, Kirill Stremousov, Minggu (6/11/2022). Ia menyebut semakin banyak kendaraan lapis baja yang datang.
"Banyak unit-unit perlengkapan yang dikonsentrasikan, semakin banyak lagi kendaraan lapis baja, tank, yang dibawa," ujar Kirill Stremousov.
Stremousov berkata bahwa rakyat masih bisa melakukan evakuasi.
Stremousov adalah pengkhianat dari Ukraina yang kini menjabat sebagai kepada deputi Kherson untuk Rusia. Ia diburu oleh polisi karena mengkhianati negara.
Kherson merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran invasi Rusia. Daerah itu lantas sempat disebut Administrasi Militer-Sipil Kherson.
Kemudian, Kherson secara resmi dianeksasi oleh Rusia melalui referendum yang tak diakui internasional. Daerah itu lantas dianggil Kherson Oblast. Oblast merupakan sebutan bagi daerah Rusia.
Advertisement
Kejahatan Perang Rusia di Ukraina
Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Ukraina, yang dibentuk oleh PBB, melaporkan pada bulan September bahwa kejahatan perang telah dilakukan oleh pasukan Rusia termasuk eksekusi singkat terhadap warga sipil dan tindakan "kekerasan berbasis gender seksual" oleh "beberapa" tentara.
Ukraina sendiri mengatakan telah mengidentifikasi puluhan ribu kemungkinan kejahatan perang oleh pasukan Rusia. Namun Rusia membantah sengaja menyerang warga sipil dan menuduh pasukan Ukraina menargetkan warga sipil di wilayah yang dikuasai separatis negara itu dengan artileri, yang dibantah Ukraina.
Komisi PBB mengatakan telah menemukan "dua contoh perlakuan buruk terhadap tentara Federasi Rusia oleh tentara Ukraina" tetapi jumlah tuduhan kejahatan perang terhadap Rusia "jelas jauh lebih besar".
Rusia dan Ukraina Gelar Pertukaran Tawanan, 214 Tentara Dibebaskan
Rusia dan Ukraina pada Kamis (3/11) kembali bertukar tahanan, dan kali ini ada 214 personel yang dibebaskan melalui langkah itu.
Banyak di antara personel yang dipertukarkan itu adalah tentara-tentara Ukraina yang terluka saat berupaya mempertahankan Kota Mariupol pada April dan Mei.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan dalam satu pernyataan bahwa Ukraina sudah membebaskan 107 personel Rusia, Reuters mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (11/5).
Para personel Rusia itu akan dibawa ke Moskow untuk mendapatkan "bantuan medis dan psikologis yang diperlukan".
Andriy Yermak, kepala staf presiden Ukraina, mengatakan Rusia sudah membebaskan 107 petempur Ukraina, termasuk 74 orang yang dulu mempertahankan pabrik baja Azovstal.
Pabrik tersebut menjadi pijakan terakhir Ukraina di Mariupol.
"Kami berhasil mempertukarkan (para petempur) yang luka berat dan terbaring di tempat tidur, dari Mariupol dari Azovstal," kata Yermak.
"Mereka yang terkena pecahan peluru di tangan dan kaki, mengalami luka akibat tembakan di berbagai bagian tubuh," katanya menambahkan.
Advertisement