Kisah Sukses Dua Perempuan Ini Bisa Kunjungi Semua Negara di Dunia

Yuk simak jurus sukses dua perempuan ini bisa mengunjungi semua negara di dunia.

diperbarui 06 Des 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2022, 21:00 WIB
Paspor Rachel Davey dan Martina Sebova sudah pernah diperiksa petugas imigrasi di 195 negara.(Supplied)
Paspor Rachel Davey dan Martina Sebova sudah pernah diperiksa petugas imigrasi di 195 negara.(Supplied)

, Melbourne - Dua wanita asal Slovakia berhasil mengunjungi seluruh negara di dunia.

Mengitip ABC Australia, Selasa (6/12/2022), sudah hampir empat tahun Rachel Davey dan Martina Sebova mulai melakukan perjalanan untuk mengunjungi seluruh negara yang ada di dunia. Dalam 1.685 hari mereka mencapai prestasi tersebut.

Rachel Davey dari Australia, dan pasangannya Martina Sebova asal Slovkia, menjadi perempuan pertama dari Australia dan Slovkia yang bisa melakukannya.

Sebelumnya, pasangan ini menjual seluruh harta yang mereka miliki dan menabung selama bertahun-tahun untuk bisa melakukan perjalanan tersebut.

"Di tahun 2016, kami berdua sudah pernah mengunjungi 100 negara, kami bekerja untuk bisa jalan-jalan, itu hobi kami," kata Martina.

"Kami kembali ke Melbourne setelah melakukan sebuah perjalanan dan kemudian bertanya-tanya apakah ada orang yang pernah mengunjungi semua negara, sehingga kami melakukan pencarian di internet."

"Semua yang pernah melakukannya adalah pria, kami kesulitan menemukan perempuan dalam daftar tersebut. Kami memutuskan untuk jalan-jalan lagi, artinya ada 88 negara yang harus dikunjungi."

Kemudian mereka mengunjungi Korea Utara, Iran dan bahkan tempat-tempat bersejarah di Afghanistan, sebelum kembali dikuasai Taliban.

Ribuan orang dari penjuru dunia juga mengikuti perjalanan mereka lewat akun media sosialnya.

Akun mereka di Facebook "Very Hungry Nomads" merekam perjalanan ke 195 negara, 193 negara di antaranya diakui resmi oleh PBB.

 

 

Jurus Anggaran US$50 Per Hari dan Hidup Sederhana

(Foto: Ilustrasi dolar AS, investasi, uang. Dok Unsplash/Pepi Stojanovski)
(Foto: Ilustrasi dolar AS, investasi, uang. Dok Unsplash/Pepi Stojanovski)

Untuk anggarannya, jatah pengeluaran setiap hari adalah sekitar US$50, yang harus bisa menutup semua biaya, termasuk penerbangan, akomodasi, visa, tranportasi, makanan dan juga mengunjungi tempat-tempat wisata.

Untuk bisa mewujudkan impian mereka, prinsip yang mereka pegang adalah "hidup sederhana".

'Makanan membuat kita jadi akrab'

Mencoba makanan lokal merupakan salah satu hal yang paling sering dilakukan saat berada di luar negeri.

"Itulah mengapa kami dikenal dengan nama 'Very Hungry Nomads'," kata Martina.

"Makanan menjadi fokus utama. Ini yang membuat kita menjadi akrab satu sama lain di seluruh dunia."Mereka sering diundang untuk mencicipi makanan lokal sehingga banyak mencicipi jenis makanan yang berbeda-beda.

"Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah kami sedang berjalan kaki di Tajikistan dan melihat sekelompok perempuan bekerja di ladang," kata Rachel.

"Mereka istirahat untuk makan siang dan mengundang kami makan bersama. "Mereka memiliki nasi, semur daging, dan buah-buahan dari pohon di perkebunan mereka."

"Kami berkomunikasi dengan bahasa Inggris terbata-bata, sedikit bahasa Jerman, sedikit bahasa Rusia."

Tapi ini jadi salah satu pengalaman menyenangkan bagi keduanya setiap kali diundang makan dengan warga lokal.

"Ketika di Afghanistan, kami diundang masuk ke rumah warga bersama para perempuan Afghan," kata Davey.

"Itu pengalaman yang hanya pernah dialami oleh perempuan seperti kami."

"Laki-laki tidak akan pernah bisa mendapatkan pengalaman seperti itu."

"Ethiopia adalah negara lain yang makanannya enak-enak."

 

 

Tips

Ilustrasi uang dolar Amerika Serikat. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Ilustrasi uang dolar Amerika Serikat. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Pasangan tersebut memberi saran bagi mereka yang ingin mencicipi makanan unik ketika jalan-jalan ke luar negeri.

"Kami selalu mendatangi pasar lokal, atau pasar malam, di sana selalu tersedia banyak makanan khas setempat," kata Rachel.

Bagaimana menjelaskan hubungan mereka

Ketika melakukan perjalanan, Rachel dan Martina tidak menjelaskan kalau mereka sebenarnya adalah pasangan sesama jenis kelamin.

Mereka membiarkan orang-orang mengira mereka sebagai teman baik atau kakak beradik.

"Dari luar kami mungkin terlihat sebagai teman baik, dan begitulah kami memperkenalkan diri," kata Rachel.

"Itu adalah cara yang paling aman dan paling mudah ketika kami melakukan perjalanan."

Saat mengunjungi negara-negara di Afrika, misalnya mereka juga mengalami beberapa tantangan.

"Perjalanan ke negara-negara Afrika bagian Barat dan Afrika bagian tengah merupakan perjalanan paling menantang bagi kami," kata Martina.

"Kami harus mengurus visa, beberapa negara visanya sulit didapat, dan bahkan kami harus pulang dulu ke Australia," kata Sebova.

"Diperlukan beberapa hari untuk bepergian dari lokasi A ke B dan merencanakan perjalanan berikutnya.

"Di beberapa tempat, infrastrukturnya sama sekali tidak ada, dan hotel yang sederhana bisa sama mahalnya dengan hotel di Sydney. "Rachel mengatakan perjalanan mengunjungi negara-negara kepulauan di Pasifik juga penuh tantangan."

"Kami pernah terdampar dua kali di Pasifik," kata Rachel.

"Negara-negara Pasifik lokasinya saling berjauhan, dan mengunjungi masing-masing negara sangat mahal sekali."

"Secara logistik, menjadwalkan penerbangan sangat merepotkan, karena hanya ada satu penerbangan dalam seminggu, padahal kami harus menghubungkan satu sama lain."

 

Jadi Apa Destinasi Favorit? 

ilustrasi bahagia
foto: pixabay

Rachel mengatakan susah untuk memilih salah satu saja karena ada begitu banyak tempat yang bagus.

"Destinasi seperti Thailand, Meksiko, Italia, kami senang sekali mengunjunginya karena selalu mengalami hal yang menyenangkan," kata Davey.

"Ada beberapa destinasi yang kami sukai di Afrika, khususnya Madagaskar."

"Kami juga suka dengan Ethiopia dan Eretria yang terletak di tanduk Afrika."

Memberi inspirasi bagi perempuan lain 

Rachel dan Martina ingin agar lebih banyak lagi perempuan yang bisa melakukan perjalanan keliling dunia seperti mereka.

"Kami melakukan perjalanan ini untuk memberikan inspirasi bagi perempuan lain dan agar ada perempuan lain yang bisa mengunjungi semua negara," kata Martina."Pesan kami yang umum adalah untuk mendorong perempuan untuk melakukan perjalanan dan tidak merasa takut."

"Pertanyaan yang paling banyak kami dapatkan dari perempuan lain yang ingin jalan-jalan sendiri adalah negara mana melakukan perjalanan sendiri adalah apakah ada negara yang tidak aman dikunjungi."

"Perempuan bisa bebas bepergian dalam berbagai kondisi, tidak harus mengurungkan niatnya hanya karena mereka adalah perempuan."

Infografis Piala Dunia 2022
Infografis Piala Dunia 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya