Liputan6.com, New Delhi - Tepat 51 tahun silam, India mengalahkan Pakistan dalam Perang 1971, yang dikenal sebagai Vijay Diwas. Hari kemenangan ini diperingati setiap tahun.
India mengakui Vijay Diwas sebagai kemenangan dalam Perang Indo-Pakistan, yang dikenal sebagai Swarnim Vijay Varsh, dikutip dari India Today, Kamis (15/11/2022).
Baca Juga
Ini adalah perang yang bersejarah bagi India yang juga menyebabkan terciptanya Bangladesh -- yang sebelumnya disebut Pakistan Timur.
Advertisement
Setiap tanggal 16 Desember, Vijay Diwas atau Victory Day dirayakan dengan memberi penghormatan kepada para tentara yang meraih kemenangan atas Pakistan pada perang 1971 itu.
Di India, Upacara Penghormatan Swarnim Vijay Mashaal biasa diadakan di National War Memorial.
Sejarahnya, perang Indo-Pakistan dimulai pada 3 Desember 1971. Perang itu tersulut karena genosida dan penindasan yang dilakukan terhadap rakyat Pakistan Timur oleh rezim militer Jenderal Yahya Khan dari Pakistan.
Perang terjadi di front timur dan barat selama 13 hari. Konflik ini berlanjut pada masa pemerintahan Indira Gandhi dan berakhir pada 16 Desember 1971.
Pertumpahan darah diakhiri dengan Operasi Trisula yang diprakarsai oleh India ketika Komando Angkatan Laut Barat India berhasil melakukan serangan mendadak di pelabuhan Karachi.
Pakistan menyerahkan 93.000 tentaranya ke India yang kemudian menciptakan Bangladesh. Pada hari itu, Bangladesh lahir sebagai negara baru yang merdeka dari Pakistan.
Ini menjadi salah satu kemenangan terbesar, yang mengakui India sebagai salah satu kekuatan regional.
Dukungan India atas Pembebasan Bangladesh
Vijay Diwas menjadi hari yang penting dalam sejarah India karena perang terjadi ketika para pengungsi membanjiri provinsi timur India. Berdasarkan krisis kemanusiaan dan ekonomi, India aktif berpartisipasi dalam membantu dan mengorganisir tentara perlawanan Bangladesh yang dikenal dengan nama Mukti Bahini.
Perang yang juga dikenal sebagai Perang Pembebasan Bangladesh di Pakistan Barat ini merupakan perlawanan atas perlakuan buruk dan melemahnya hasil pemilu di Pakistan Timur pada masa itu.
Pakistan Timur pun secara resmi mengumumkan seruan suksesi atau pergantian pemimpin pada tahun 1971.
Perdana Menteri India saat itu, Indira Gandhi, mendukung Pakistan Timur -- yang kemudian disebut Bangladesh -- dalam memperjuangkan kemerdekaannya.
Sementara itu, konflik militer antara India dan Pakistan dimulai dengan serangan udara pendahuluan di 11 stasiun Angkatan Udara India oleh Pakistan pada tanggal 3 Desember 1971.
Oleh karena itu, tentara India setuju untuk mendukung kelompok nasionalis Bengali dalam memperjuangkan kemerdekaan Bangladesh yang terjadi di Pakistan Timur.
Advertisement
Sekilas tentang Bangladesh
Bangladesh adalah negara di kawasan Asia Selatan, terletak di delta sungai Padma (Gangga) dan Jamuna (Brahmaputra) di bagian timur laut anak benua India. Negara sungai Bangladesh disebut juga "Tanah Benggala" merupakan salah satu negara terpadat di dunia dan penduduknya mayoritas Muslim.
Sebagai bagian timur dari wilayah sejarah Benggala, daerah tersebut pernah terbentuk bersama dengan apa yang sekarang menjadi negara bagian Benggala Barat di India, provinsi Benggala di India Britania. Dengan pembagian India pada 1947, Bangladesh menjadi provinsi Pakistan Benggala Timur.
Akan tetapi daerah ini berganti nama menjadi Pakistan Timur, salah satu dari lima provinsi Pakistan, dipisahkan dari wilayah India. Pada 1971 Banglades menjadi negara merdeka, dengan ibu kotanya di Dhaka.
Bangladesh berbatasan dengan negara bagian Bengal Barat di India di barat dan utara, Assam di utara, Meghalaya di utara dan timur laut, serta Tripura dan Mizoram di timur. Di sebelah tenggara, berbatasan dengan Myanmar (Burma). Bagian selatan Bangladesh membuka ke Teluk Benggala.
Menlu Pakistan Tiba di Afghanistan, Temui Taliban Soal Ketegangan di Perbatasan
Sementara itu, di masa sekarang, konflik di wilayah perbatasan Pakistan masih terus terjadi.
Bulan lalu, Hina Rabbani Khar, menteri luar negeri Pakistan untuk urusan luar negeri telah bertemu dengan penjabat menteri luar negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi di ibukota Kabul di tengah ketegangan atas kekerasan lintas batas.
Dilansir Al Jazeera, Rabu (30/11/2022), kunjungan tersebut datang sehari setelah kelompok bersenjata Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengakhiri gencatan senjata selama berbulan-bulan dengan Islamabad meningkatkan kekhawatiran keamanan tentang wilayah perbatasan Afghanistan-Pakistan.
TTP, juga dikenal sebagai Taliban Pakistan, telah memerangi negara Pakistan selama lebih dari satu dekade. Kelompok bersenjata menuntut pemaksaan pembacaan hukum Islam dan pembebasan para pejuangnya di antara isu-isu lainnya.
Taliban Pakistan, yang secara ideologis bersekutu dengan Taliban Afghanistan, pada hari Senin (28/11) meminta para anggotanya untuk melancarkan serangan ke seluruh negeri.
“Karena operasi militer sedang berlangsung melawan mujahidin di berbagai wilayah … jadi sangat penting bagi Anda untuk melakukan serangan di mana pun Anda bisa di seluruh negeri,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Kabul dan Islamabad terlibat dalam perang kata-kata pada bulan April setelah Pakistan dilaporkan melakukan serangan udara mematikan di Afghanistan menyusul serangan lintas perbatasan yang dituduhkan pada Taliban Pakistan.
Penulis: Safinatun Nikmah
Advertisement