Liputan6.com, Selangor - Tabrakan beruntun enam kendaraan terjadi di Malaysia. Satu orang yakni warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.
Mengutip informasi dari The Star.my, Sabtu (14/1/2023), disebutkan bahwa seorang pria Indonesia berusia 57 tahun tewas sementara dua orang lainnya terluka dalam tumpukan enam kendaraan di Federal Highway dekat pintu keluar Bukit Raja.
Baca Juga
Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Selangor Malaysia, Datuk Norazam Khamis mengatakan, tabrakan beruntun itu terjadi pada Jumat 13 Januari pukul 07.47 pagi.
Advertisement
"Kecelakaan itu menyebabkan tiga korban terjepit di kendaraan mereka. Dua dari mereka dibantu oleh anggota masyarakat dan mereka menderita berbagai luka," ungkap Norazam Khamis.
"Petugas pemadam kebakaran di lokasi berhasil mengeluarkan korban terakhir, namun korban meninggal karena luka-lukanya," imbuh Norazam Khamis.
Norazam Khamis menambahkan, jenazah korban sudah diserahkan ke pihak kepolisian.
"Korban yang meninggal dunia diidentifikasi sebagai A Rahman Md Amin," imbuhnya lagi.
WNI Korban Penembakan di Texas
Bicara soal WNI, seorang di antaranya tewas diberondong lebih dari 100 peluru di Texas, Amerika Serikat. Ia diketahui bernama Vita. Hal ini terungkap lewat situs GoFundMe yang dibuat oleh kerabatnya.
"Pagi hari pada tanggal 4 Oktober 2022, Vita Brazil tewas secara tragis dalam sebuah perjalanan akibat insiden penembakan," demikian tertulis di situs tersebut.
"Vita sosok wanita cantik berusia 25 tahun. Dia adalah sosok manis yang pernah Anda temui. Dia baik, tidak mementingkan diri sendiri, lucu, penyayang, suka berpetualang, dan memiliki hati yang baik."
"Dia tinggal di San Antonio, Texas bersama suaminya selama 3 tahun. Dia berasal dari Indonesia dan direncanakan pulang ke tempat keluarganya, di mana pemakamannya akan berlangsung."
Sebelumnya, informasi soal penembakan tersebut telah diberitakan. Dua remaja ditangkap oleh kepolisian Texas usai melakukan penembakan secara brutal.
Dilansir NBC News, penembakan itu terjadi sekitar pukul 01:30 Selasa di sebuah rumah di San Antonio.
Sheriff Bexar County Javier Salazar mengatakan, para deputi sedang berpatroli di lingkungan itu dan mendengar serangkaian tembakan.
Setelahnya, mereka melihat sebuah kendaraan "melarikan diri dari daerah itu dengan kecepatan tinggi."
Kendaraan itu akhirnya dihentikan dan dua tersangka yang masih berusia 14 dan 15 pun ditangkap, kata Salazar pada konferensi pers.
Kedua remaja itu didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama dan penyerangan dengan senjata mematikan, kata kepolisian setempat.
Akun Twitter seorang WNI yang lain, dengan nama @lilithofbalkan, menuliskan bahwa wanita tersebut merupakan WNI yang menikah dengan pria AS.
"Salah seorang warga Indonesia yg menikah dengan orang Amerika terkena tembakan salah sasaran di rumahnya di San Antonio, Texas. Wajahnya tertembak beberapa kali dan sayangnya tidak dapat diselamatkan. Sekarang jenazahnya sedang diurus untuk diantarkan ke keluarganya di Semarang," tulisnya.
Advertisement
WNI Jadi Korban Tewas Penembakan di Parkiran Mobil Westmoreland AS
Seorang WNI juga dilaporkan tewas belum lama ini di AS. Ia menjadi korban kejahatan senjata api di Amerika Serikat. Peristiwa terjadi di Westmoreland County, Pennsylvania.
CBS melaporkan bahwa penembakan terjadi pekan lalu di depan toko Lowe's Home Improvement yang berlokasi di pusat belanja Rostraver Square.
Kepolisian menjelaskan bahwa yang terjadi adalah serangan bertarget, sehingga bukan penembakan massal. Satu orang disebut sudah ditahan.
Kementerian Luar Negeri RI telah membenarkan bahwa korban adalah seorang WNI laki-laki, namun enggan mengungkap identitasnya.
"Pada tanggal 6 November 2022 pukul 19.20 waktu setempat, telah terjadi penembakan di tempat parkir sebuah tempat perbelanjaan di Westmoreland Country, Pittsburg yang menewaskan seorang WNI dengan inisial BB," ujar juru bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Kamis (10/11/2022).
Lebih lanjut, Faiza berkata kasus penembakan ini masih diproses kepolisian setempat.
Wilayah Pennsylvania masuk wilayah KJRI New York, dan pihak KJRI telah mengunjungi keluarga korban untuk memberika bantuan.
"Kasus penembakan ini masih ditangani dan tengah diinvestigasi oleh Kepolisian setempat. KJRI New York telah mengunjungi keluarga korban guna memberikan asistensi yang dibutuhkan," jelas Faiza.
Sementara, Kemlu RI memastikan bahwa proses pemulangan jenazah ke Indonesia akan dilakukan secepatnya setelah kepolisian melakukan otopsi.
"Proses pemulangan jenazah akan dilaksanakan segera setelah otopsi dan pengumpulan bukti forensik selesai dilakukan oleh aparat setempat," ujar Faiza.
WNI Meninggal Korban Kapal Karam di Malaysia
Beberapa waktu lalu WNI di Malaysia dilaporkan jadi korban kapal karam.
Kapal yang ditumpangi WNI itu karam dalam cuaca badai di lepas Pantai Tanjung Balau Johor, Malaysia.
Tim penyelamat menemukan delapan korban meninggal lagi pada Kamis 16 Desember 2021 pagi, sehari setelah sebuah kapal yang ditumpangin WNI karam dalam cuaca badai di lepas Pantai Tanjung Balau Johor, Malaysia.
Pada Rabu 15 Desember, 11 orang ditemukan tewas sementara 14 orang berhasil diselamatkan. Total korban tewas kini berjumlah 19 orang.
Menurut laporan Channel News Asia (CNA), Kamis 16 Desember 2021, kapal tersebut diyakini membawa 50 pekerja imigran Indonesia. Berbicara kepada CNA di area operasi pencarian dan penyelamatan, wakil direktur Operasi Maritim Johor Kapten (Maritim) Simon Templer Lo Tusa mengatakan bahwa enam jasad yang ditemukan pada hari Kamis adalah laki-laki sementara dua lainnya perempuan.
Dia mengatakan, kedelapan orang itu terdampar di pantai Tanjung Balau, sekitar 2 km dari lokasi kejadian. "Kami masih mencari 17 orang yang hilang. Kami akan melanjutkan operasi pencarian kami, melalui darat, laut dan udara untuk menemukannya," katanya.
Dalam konferensi pers, kapten kapal mengatakan, "Status 50 orang yang berada di atas kapal diklasifikasikan sebagai imigran ilegal karena orang asing yang ingin masuk ke Malaysia diharuskan melakukannya di titik masuk resmi yang ditetapkan oleh pemerintah Malaysia."
"Ketika kapal terbalik kemarin, kami menganggap mereka sebagai imigran ilegal karena berbagai faktor, termasuk fakta bahwa kapal mereka tidak terdaftar … dan mereka tidak memiliki dokumen hukum. Jadi kami menganggap mereka sebagai imigran ilegal kecuali penyelidikan lebih lanjut menunjukkan sebaliknya," tambahnya.
Advertisement