Liputan6.com, Nairobi - Seorang senator Kenya diminta meninggalkan ruang parlemen karena noda darah menstruasi di celana panjangnya. Alih-alih malu, ia justru merasa bangga.
Gloria Orwoba mengaku, dia telah melihat noda itu sebelum memasuki gedung parlemen.
Baca Juga
"Karena saya selalu menentang rasa malu saat haid, saya pikir saya harus terus maju dan bersuara," katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis (16/2/2023).
Advertisement
Sementara itu, beberapa anggota parlemen, termasuk senator wanita lainnya, mengkritiknya dengan mengatakan dia tidak sopan.
Selama sesi pleno pada Selasa (14/2), Senator Tabitha Mutinda meminta pimpinan untuk memutuskan apakah Orwoba telah mematuhi aturan berpakaian, dengan mengatakan dia merasa tidak nyaman dan tidak pantas.
"Anda tidak mengerti apakah dia dalam siklus wanita normal atau dia berpura-pura dan itu sangat tidak senonoh," ujar Mutinda.
Mutinda menambahkan, ada cara yang lebih baik untuk mengangkat isu tersebut dan ini bukanlah contoh yang baik bagi perempuan dan gadis muda lain.
Kemudian, Orowba menjawab dengan mengatakan, dia kecewa ketika ditanya soal pakaiannya yang "ternodai" secara alami itu.
"Saya pikir saya berpakaian sesuai dengan perintah tetap - saya tertutup, saya memakai jas, saya punya kerah, saya hanya kekurangan dasi," ungkap Orowba, yang saat itu mengenakan setelan celana putih.
Diminta Berganti Pakaian
Orowba mengatakan staf di senat telah mencoba untuk mencegahnya memasuki ruangan.
"Ketika saya turun dari mobil, seorang staf senat berlari ke arah saya untuk melindungi saya dan meminta saya untuk kembali ke dalam mobil," ungkapnya.
Namun, kemudian, Ketua Senat Amason Kingi memutuskan bahwa Orowba harus meninggalkan ruangan.
"Menstruasi bukanlah kejahatan. Sen (Senator) Gloria, saya bersimpati dengan Anda yang sedang mengalami menstruasi, Anda telah menodai setelan indah Anda, saya meminta Anda untuk pergi berganti pakaian dan kembali dengan pakaian yang tidak ternoda," tegas Kingin.
Setelah meninggalkan gedung senat, Orowba tetap memutuskan untuk tidak berganti pakaian. Dia memilih berbicara kepada media dan kemudian mengunjungi sebuah sekolah di ibu kota, Nairobi, untuk membagikan pembalut.
Advertisement
Kritikus: Tak Perlu Dipamerkan
Orowba mengatakan, pengalamannya telah membuatnya memahami diskriminasi yang dihadapi oleh sejumlah gadis di Kenya ketika sedang menstruasi.
"Kita melihat kasus seorang gadis yang bunuh diri karena masalah yang sama seperti yang saya alami dan sekarang saya mengerti karena para wanitalah yang mencoba menjadikan ini sebagai kejahatan," tutur dia.
Namun, senator pria yang mengkritik Orowba membela diri dengan mengatakan, "Kami juga punya istri dan anak perempuan, yang melalui siklus ini, tetapi ini adalah masalah yang seharusnya dikelola secara pribadi tanpa memamerkannya kepada orang lain. Apa yang telah dilakukan Sen Gloria... adalah aib, sangat memalukan. Ini tidak boleh dibiarkan terjadi," kata Senator Enoch Wambua.