Krisis BBM, Parade Hari Buruh 2023 di Kuba Dibatalkan

Kuba sendiri memiliki banyak minyak mentah, namun kualitasnya rendah dan kilang di negara itu tidak dapat memprosesnya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Mei 2023, 12:03 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2023, 12:03 WIB
Ilustrasi Hari Buruh, May Day, 1 Mei
Ilustrasi Hari Buruh, May Day, 1 Mei. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Havana - Ada suatu masa ketika Hari Buruh Internasional ditandai di Kuba dengan parade yang melibatkan lebih dari satu juta orang yang berbaris melewati Alun-Alun Revolusi. Mayoritas turut serta karena keinginan sendiri, beberapa dipaksa, sementara sebagian lain hanya menikmati kemeriahan.

Namun, pada peringatan Hari Buruh 2023, jalanan akan lengang. Pasalnya, Partai Komunis Kuba membatalkan parade May Day menyusul krisis BBM yang telah melumpuhkan ekonomi negara itu.

Selama berminggu-minggu, pengendara dilaporkan terpaksa tidur di mobil mereka yang mengantre di luar pom bensin.

Presiden Miguel Diaz-Canel menuturkan bahwa Kuba hanya mendapat dua per tiga dari BBM yang dibutuhkannya. Kekurangan tersebut disebabkan negara pemasok gagal memenuhi perjanjian kontraktual mereka.

Direktur Program Energi Amerika Latin dan Karibia di Universitas Texas di Austin Jorge Pinon menuturkan bahwa pernyataan Presiden Diaz-Canel ditujukan kepada Venezuela. Kedua negara memiliki perjanjian barter sejak tahun 2000, di mana Kuba mengirim dokter, guru, dan agen kontraintelijen ke Venezuela dengan imbalan pengiriman minyak mentah.

"Selama dua dekade terakhir, Venezuela telah kehilangan pendapatan dengan tidak menjual minyak di pasar internasional," terang Pinon seperti dilansir The Guardian, Senin (1/5/2023). "Menurut saya, mereka sampai pada satu titik di mana mereka tidak lagi dapat terus memberikan minyak gratis ke Kuba."

Ekspor Venezuela ke Kuba telah turun sekitar 50 persen selama dekade terakhir karena produksi minyak secara keseluruhan menurun akibat korupsi, salah urus, dan sanksi. Tetapi perang Ukraina telah membawa dinamika baru.

Kebutuhan akan minyak mentah pasca sanksi terhadap minyak dan gas Rusia, membuat Amerika Serikat (AS) pada November lalu mengeluarkan lisensi bagi Chevron untuk mengekspor minyak Venezuela ke AS. Itu merupakan kali pertama dalam beberapa tahun.

Kuba sendiri memiliki banyak minyak mentah, namun kualitasnya rendah dan kilang di negara itu tidak dapat memprosesnya. Sementara itu, minyak mentah Venezuela yang berkualitas lebih tinggi sekarang dipasok ke AS.

Ekonom memperingatkan bahwa jika situasi ini berlanjut, harga pangan akan naik dan produktivitas akan turun lebih rendah lagi. Panen gula tahun ini akan menjadi yang terburuk dalam lebih dari satu abad setelah kekurangan solar mencegah tebu sampai ke kilang.

Tidak Sepenuhnya Dibatalkan

Ilustrasi Hari Buruh 1 Mei
Ilustrasi Hari Buruh 1 Mei. (Photo Copyright by Freepik)

Terlepas dari malaise tersebut, ketua Serikat Pekerja Pusat Kuba Ulises Guilarte de Nacimiento mengatakan bahwa peringatan Hari Buru 2023 tidak akan sepenuhnya dibatalkan. Perayaan di komunitas lokal, sekolah, dan tempat kerja akan dilanjutkan, di bawah kondisi penghematan maksimum.

Profesor di American University di Washington DC William LeoGrande, yang telah banyak menulis tentang politik Kuba, mengatakan bahwa jumlah peserta parade May Day secara bertahap berkurang selama bertahun-tahun karena kegembiraan dan harapan tentang perubahan sosial yang dibawa revolusi tahun 1960-an dan 1970-an sebagian besar telah digantikan oleh kekecewaan tentang kesengsaraan sejak tahun 1990-an.

"Semangat revolusi telah sirna," katanya. "Dan sejujurnya hidup sangat sulit di Kuba saat ini, tidak banyak yang bisa dirayakan."

Rogelio Sanchez (41) dari kota kecil di sebelah barat Havana misalnya, mengaku kerap menghabiskan hari-harinya belakangan ini dengan mengantre bahan bakar.

"Kami sudah menghabiskan empat hari mencari bahan bakar," katanya. "Saya sudah tidak tahan lagi."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya