Miliarder Yahudi George Soros Wariskan Kerajaan Bisnis Senilai Rp371 Triliun ke Putranya Alexander Soros

Alexander Soros merupakan anak keempat George Soros.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Jun 2023, 19:21 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2023, 18:35 WIB
George Soros dan anak keempat Alexander Soros. (Dok. Twitter/Alex Soros)
George Soros dan anak keempatnya Alexander Soros. (Dok. Twitter/Alex Soros)

Liputan6.com, Washington - Miliarder sekaligus pemodal Amerika Serikat (AS) George Soros (92) menyerahkan kerajaan bisnis dan amalnya, Open Society Foundations, yang bernilai USD 25 miliar atau sekitar Rp371 triliun kepada putranya, Alexander Soros (37). Juru bicara Soros mengonfirmasi kabar ini.

Sejak tahun 1990-an, kekayaan Soros dikabarkan telah diarahkan untuk mendukung pembangunan demokrasi di puluhan negara. Soros merupakan salah satu donor terbesar Partai Demokrat AS.

Alex sendiri merupakan anak keempat Soros. Pria, lulusan sejarah dari Universitas California, itu merupakan satu-satunya anggota keluarga Soros yang duduk di komite investasi Soros Fund Management.

Pada Desember 2022, Alex mengambil alih kepemimpinan Open Society Foundations (OSF) dan bertanggung jawab atas "super PAC" ayahnya, sebuah mekanisme di AS untuk mengarahkan dana ke partai politik.

Kepada Wall Street Journal, Alex mengaku bahwa dia lebih politis dibanding ayahnya dan dia akan berkampanye untuk melawan Donald Trump kembali berkuasa sebagai presiden AS. Demikian seperti dilansir BBC, Senin (12/6/2023).

"Kita harus lebih baik untuk menjadi lebih patriotik dan inklusif," kata Alex kepada the Journal. "Hanya karena seseorang memilih Trump bukan berarti mereka tersesat atau rasis."

Alex menegaskan bahwa Open Society Foundations akan mengejar tujuan yang sama seperti saat di bawah kepemimpinan ayahnya, termasuk kebebasan bicara, reformasi peradilan pidana, hak minoritas dan pengungsi, serta mendukung politikus liberal.

Mengaku sebagai penggemar hip-hop dan tim sepakbola New York Jets, Alex dikenal aktif dalam kehidupan sosial kelas atas, termasuk menghadiri pesta kalangan selebritas di Cannes dan the Hamptons. Namun, di lain sisi, dia juga bergabung dengan LSM Global Witness yang fokus pada lingkungan, konflik, kemiskinan, korupsi, dan pelanggaran HAM di seluruh dunia.

Sempat Menyembunyikan Identitas Yahudi

Miliarder sekaligus filantropis berpengaruh dunia, George Soros dalam agenda World Economic Forum 2019 (AFP/Fabrice Coffrini)
Miliarder sekaligus filantropis berpengaruh dunia George Soros dalam agenda World Economic Forum 2019. (Dok. AFP/Fabrice Coffrini)

Soros lahir di Hongaria, di mana masa kecilnya diliputi kengerian pendudukan Nazi pada tahun 1944-1945. Keluarganya terpaksa menyembunyikan identitas Yahudi mereka untuk bertahan hidup.

Pasca perang, Soros meninggalkan Hongaria untuk London. Dia kemudian pindah ke New York, di mana dia menghasilkan miliaran sebagai hedge fund atau pengelola dana.

Nama Soros tenar di Inggris setelah menghasilkan USD 1 miliar usai bertaruh bahwa pound sterling akan jatuh di bawah tingkat yang telah ditetapkan dan harus ditarik dari mekanisme nilai tukar Eropa pada tahun 1992.

Ketika Tembok Berlin runtuh, membuka jalan bagi pembentukan pemerintahan demokratis di bekas Blok Uni Soviet, dia mendirikan OSF untuk mendukung proses tersebut. OSF dilaporkan telah menghabiskan sekitar USD 1,5 miliar atau sekitar per tahun untuk mendukung gerakan liberal, organisasi pendidikan, dan HAM di lebih dari 120 negara.

OSF memindahkan kantor operasi internasionalnya dari Budapest ke Berlin pada tahun 2018, setelah pemerintah Hongaria yang dipimpin oleh Viktor Orban secara eksplisit berkampanye menentang Soros secara pribadi dan misi yayasannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya