Liputan6.com, Jakarta - Pada Kamis, 10 Agustus 2023 di Jakarta, telah berlangsung konferensi yang bertajuk "U.S. Indo-Pacific Strategy and Southeast Asia Conference". Kegiatan ini merupakan salah satu dari tiga rangkaian pertemuan yang diadakan oleh East-West Center dan FPCI selama tahun 2023 dan Indonesia menjadi tuan rumah terakhir dalam rangkaian ini.
Konferensi pertama telah dilaksanakan di Washington DC, Amerika Serikat, dan yang kedua di Honolulu, Hawaii.
Baca Juga
"Ini adalah konferensi ketiga dalam rangkaian acara ini. Seperti yang kita ketahui, yang terbaik disimpan untuk akhir," tutur Dr. Satu P. Limaye, Wakil Presiden East-West Center.
Advertisement
"Saat kami menyusun laporan ringkasan akhir, salah satu tantangannya adalah memahami dan merinci benang-benang dari semua hal yang kami dengar. Kami menerima pandangan yang mendukung strategi Indo-Pasifik, dan kami juga menerima saran-saran untuk perbaikan konstruktif dan inisiatif baru yang dapat diambil," tambahnya.
Ketiga konferensi ini dan sejalan dengan East-West Center yang ditugaskan oleh Kongres Amerika Serikat, yaitu membangun hubungan yang lebih baik antara Amerika Serikat dan Asia melalui studi kolaboratif, penelitian, dan pertukaran pertanyaan.
Untuk fokus diskusi pada forum di Jakarta kali ini adalah tentang pandangan Asia Tenggara terhadap strategi Indo-Pasifik AS dan membahas perspektif AS terhadap Asia outlook.
"Kami berharap konferensi ini akan mengklarifikasi situasi yang kompleks demi kemajuan kerja sama Indo-Pasifik secara keseluruhan," ujar Dubes Soemadi Brotodiningrat, Rekan Senior FPCI.
Ia juga menyampaikan bahwa untuk membahas topik penting ini, ada banyak pembicara hebat yang akan ikut serta: seperti pejabat otoritatif yang mewakili pemerintah, pendapat para ahli dari kalangan akademisi, dan jurnalis yang mewakili pandangan publik.
Amerika Serikat Punya 5 Pilar dalam Strategi Indo-Pasifik
Dikutip dalam konferensi pertama Washington DC pada bulan Mei 2023, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan, "50 tahun ke depan akan ditulis di asia tenggara, dan hubungan kita dengan Asia akan membentuk masa depan."
Hal ini selaras dengan lima pilar yang saling terkait dari strategi Indo-Pasifik AS yang disampaikan oleh Camille P. Dawson, Wakil Asisten Sekretaris, Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik Departemen Luar Negeri AS.
Yang pertama adalah bebas dan terbuka, terhubung, makmur, aman, dan yang terakhir adalah tangguh.
Amerika Serikat berkomitmen untuk mewujudkan visi bersama mereka untuk wilayah Indo-Pasifik. Namun, tantangan yang dihadapi kawasan ini berada di luar kemampuan satu negara mana pun untuk mengatasinya, "kami sangat menghargai investasi bersama dari banyak sekutu dan mitra, dan menghargai semakin banyaknya negara yang sejalan dengan visi kami," lanjut Camille.
Abdul Kadir Jailani, Direktur Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia juga menyampaikan, "kami menjaga Indo-Pasifik tetap terbuka dan inklusif. Dalam konteks ini, inklusif berarti bukan hanya dalam arti bahwa tidak ada negara yang ditinggalkan, tetapi juga mencakup ide-ide. Artinya, kami terbuka terhadap ide dan bagaimana menerapkan strategi berdasarkan ide-ide tersebut."
Advertisement