AS Ungkap Ada Penumpukan Pasukan Serbia di Perbatasan Kosovo

Emini menuturkan bahwa salah satu tujuan Serbia adalah memaksa penarikan polisi Kosovo dari Kosovo utara dan mewajibkan Kfor untuk mengambil kembali kendali keamanan penuh di wilayah yang menjadi titik konflik, sehingga semakin mengikis kemerdekaan dan kedaulatan bekas provinsi Serbia tersebut.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Okt 2023, 15:03 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2023, 15:03 WIB
Ilustrasi militer. (Dok. Pixabay)
Ilustrasi militer. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Pristina - Gedung Putih mengatakan ada penumpukan pasukan Serbia dan persenjataan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasan Kosovo. Beograd pun diminta untuk segera menarik pasukannya.

Pasukan penjaga perdamaian NATO di Kosovo, Kfor, telah diperkuat dengan pasukan Inggris. Terkait hal itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pihaknya sedang berkonsultasi dengan sekutu untuk memastikan postur Kfor sesuai dengan ancaman.

"Kami memantau pengerahan militer Serbia dalam jumlah besar di sepanjang perbatasan dengan Kosovo yang mencakup pengerahan artileri, tank, dan unit infanteri mekanis canggih Serbia yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata juru bicara Dewan keamanan nasional AS John Kirby pada Jumat (29/9/2023), seperti dilansir The Guardian, Minggu (1/10).

"Ini adalah perkembangan yang sangat mengganggu stabilitas yang terjadi selama sepekan terakhir dan kami menyerukan Serbia untuk menarik pasukan dari perbatasan dan menurunkan ketegangan."

Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan dilaporkan menelepon Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti untuk membahas eskalasi tersebut. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan menyerukan de-eskalasi segera serta kembali ke perjanjian sebelumnya untuk menormalisasi hubungan dengan Kosovo.

Vucic menggambarkan percakapannya dengan Blinken panjang dan sulit. Lebih lanjut Vucic mengatakan kepada kantor berita Tanjug bahwa dia membantah kebohongan soal tingginya tingkat kesiapan tempur Serbia.

"Kami tidak punya setengah dari jumlah kekuatan yang kami miliki dua atau tiga bulan lalu," klaimnya.

Pengamat: Serbia Menginginkan Penarikan Pasukan dari Kosovo Utara

Ilustrasi Serbia
Ilustrasi Serbia (Dok. Pixabay)

Peringatan AS ini disampaikan pada akhir pekan yang penuh ketegangan, yang dimulai dengan penyergapan oleh paramiliter Serbia yang bersenjata lengkap terhadap patroli polisi Kosovo, yang menewaskan seorang polisi. Tiga pria bersenjata Serbia tewas dalam pertempuran berikutnya, di dekat Desa Banjska.

Kelompok bersenjata tersebut dipimpin oleh Milan Radoicic, wakil pemimpin Serbia List, sebuah partai yang didukung Beograd yang mewakili minoritas Serbia di Kosovo utara. Melalui pengacaranya, Radoicic mengatakan dirinya bertanggung jawab atas baku tembak dengan polisi Kosovo, namun tidak menjelaskan sumber senjata modern yang dibawa paramiliter Serbia.

Namun, dokumen yang dimiliki pemerintah Kosovo mengungkapkan bahwa peluncur granat yang dibawa kelompok tersebut diberikan oleh tentara Serbia.

Serbia menyatakan hari berkabung atas kematian tiga warga Serbia-Kosovo. Vucic menuding bahwa pasukan Kosovo sedang melakukan kampanye pembersihan etnis secara brutal terhadap etnis Serbia.

"Reaksi Gedung Putih ini tampaknya serupa dengan peringatan yang kita lihat sebelum pasukan Rusia memasuki Ukraina," kata Direktur Eksekutif Aliansi LSM Kosovo, CiviKos Platform, Donika Emini seraya menambahkan bahwa hal ini mengindikasikan konflik tidak dapat dihindari.

Emini menuturkan bahwa salah satu tujuan Serbia adalah memaksa penarikan polisi Kosovo dari Kosovo utara dan mewajibkan Kfor untuk mengambil kembali kendali keamanan penuh di wilayah yang menjadi titik konflik, sehingga semakin mengikis kemerdekaan dan kedaulatan bekas provinsi Serbia tersebut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya