Kementerian Kehakiman Israel Rilis 300 Nama Tahanan Palestina yang Akan Dibebaskan

Israel baru saja merilis daftar 300 warga Palestina yang bisa dibebaskan berdasarkan kesepakatan antara Israel dan Hamas.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 22 Nov 2023, 17:02 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2023, 17:02 WIB
Bendera Israel. (AFP Photo/Thomas Coex)
Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Liputan6.com, Jakarta - Israel baru saja merilis daftar 300 warga Palestina yang bisa dibebaskan berdasarkan kesepakatan antara Israel dan Hamas.

Daftar tersebut, yang diposting di situs Kementerian Kehakiman Israel, mencakup nama, usia dan kasus yang diklaim sebagai bentuk pelanggaran.

Pada awalnya hanya 150 tahanan yang diperkirakan akan dibebaskan. Kini laporan dari BBC menyebut ada 300 nama di situs tersebut.

Israel mengumumkan kesepakatan terkait pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas. Kesepakatan ini disampaikan oleh kantor PM Benjamin Netanyahu yang menyebutkan bahwa 50 sandera yang terdiri dari perempuan dan anak-anak akan dibebaskan selama empat hari dan selama itu akan ada jeda dalam pertempuran.

Dikutip dari laman Voice of America, Rabu (22/11/2023) pembebasan pertama para sandera diperkirakan akan dilakukan pada Kamis, 23 November.

Pemberlakuan kesepakatan itu harus menunggu 24 jam untuk memberi kesempatan kepada warga Israel untuk meminta Mahkamah Agung Israel memblokir pembebasan tahanan Palestina, kata sejumlah laporan.

Sejauh ini, Hamas baru membebaskan empat sandera: warga negara AS Judith Raanan (59 tahun) dan putrinya, Natalie Raanan (17 tahun), pada 20 Oktober, dengan “alasan kemanusiaan,” dan warga negara Israel Nurit Cooper (79 tahun) dan Yocheved Lifshitz (85 tahun) pada 23 Oktober.

Sayap bersenjata kelompok militan Palestina Jihad Islam, yang berpartisipasi dalam serangan 7 Oktober bersama Hamas, mengatakan pada Selasa malam bahwa salah satu sandera Israel yang mereka sandera sejak serangan 7 Oktober ke Israel telah tewas.

“Kami sebelumnya menyatakan kesediaan kami untuk melepaskannya karena alasan kemanusiaan, namun musuh mengulur waktu dan hal ini menyebabkan kematiannya,” kata Brigade Al Quds di saluran Telegramnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kekejaman Israel Terus Terjadi

Rumah Sakit Indonesia di Palestina menjadi salah satu lokasi tersebut setelah eskalasi perang Hamas Vs Israel terjadi sejak Sabtu (7/10) (MER-C)
Rumah Sakit Indonesia di Palestina menjadi salah satu lokasi tersebut setelah eskalasi perang Hamas Vs Israel terjadi sejak Sabtu (7/10) (MER-C)

Ketika perhatian terfokus pada kesepakatan pembebasan sandera, pertempuran di lapangan terus berkecamuk. Pejabat otoritas kesehatan Gaza Mounir Al-Barsh mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa militer Israel memerintahkan evakuasi Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara.

Israel, sebut Al-Barsh, menuduh militan beroperasi dari Rumah Sakit Indonesia dan mengancam akan mengambil tindakan terhadap mereka dalam waktu empat jam.

Sebelumnya, Israel telah mengepung dan menyerang Rumah Sakit Al-Shifa yang merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza. Mereka membuat klaim senada bahwa Hamas mendirikan pos komando militer di sana, tuduhan yang telah dibantah manajemen rumah sakit dan Hamas sendiri.

Selain rumah sakit, Israel mengaku telah mengepung kamp pengungsi Jabalia.

Kantor berita Palestina WAFA pada Selasa melaporkan bahwa 33 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel Jabalia.

Di Gaza selatan, media yang berafiliasi dengan Hamas mengatakan 10 orang tewas dan 22 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel terhadap sebuah apartemen di Khan Younis.


Serangan Israel ke Lebanon Tewaskan 3 Wartawan dan Seorang Anggota Hamas

Kampanye Anti-Israel
Sebuah tanda di dinding di kota Bethlehem, West Bank, menyerukan pemboikotan produk Israel dari permukiman Yahudi, pada 5 Juni 2015. (Thomas Coex/AFP)

Serangan Israel ke Lebanon selatan pada Selasa (21/11/2023), menewaskan delapan orang, termasuk tiga wartawan yang bekerja untuk Al Mayadeen TV dan seorang pejabat senior Hamas. Hal tersebut dilaporkan oleh Kantor Berita Nasional Lebanon.

Kekerasan di sepanjang perbatasan pecah setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Israel dan Hizbullah yang didukung Iran – sekutu Hamas – saling baku tembak dalam intensitas pertempuran yang dilaporkan terus meningkat.

Al Mayadeen TV melaporkan bahwa serangan Israel pada Selasa di dekat Kota Tir Harfa, sekitar 1,6 km dari perbatasan Israel, telah menewaskan dua jurnalisnya dan seorang wartawan lokal yang merupakan kontributornya, Husein Aqil.

"Koresponden Farah Omar dan juru kamera Rabih Me'mari tewas akibat serangan Israel," ungkap Al Mayadeen, seperti dilansir Al Jazeera.

Direktur Al Mayadeen Ghassan bin Jiddo menuturkan, "Itu adalah serangan langsung, bukan ketidaksengajaan."

Sementara itu, wartawan Al Jazeera Zeina Khodr yang melaporkan dari Lebanon selatan menilai, "Perasaan yang muncul di sini adalah tentara Israel ingin membungkam media dan menghukum jurnalis."

Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati menuturkan bahwa serangan ini menandai upaya Israel untuk membungkam media. Dia menambahkan bahwa kejahatan Israel tidak mengenal batas.

Merespons pembunuhan terhadap jurnalis oleh pasukannya, militer Israel mengatakan, "Ini adalah wilayah dengan permusuhan aktif, di mana terjadi baku tembak. Kehadiran di wilayah tersebut berbahaya."

Laporan AFP menyebutkan bahwa militer Israel mengklaim sedang menyelidiki rincian tragedi tersebut.

Pekan lalu, Israel memasukkan Al Mayadeen TV ke dalam daftar hitam dan menyita peralatan di kantor lokalnya. Israel menuduh stasiun TV tersebut berupaya merugikan kepentingan keamanannya untuk mencapai tujuan musuh.


Hamas Konfirmasi Anggotanya Tewas di Lebanon

Ribuan Jenazah Tertimbun Reruntuhan Bangunan di Gaza
Lebih dari lima minggu perang antara Israel dan Hamas, beberapa jalan lebih mirip kuburan. (AP Photo/Hatem Moussa, File)

Hizbullah mengatakan pihaknya membalas pembunuhan para jurnalis tersebut dengan menembaki sebuah pangkalan Israel di seberang perbatasan.

Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, serangan Israel lainnya pada Selasa terhadap sebuah mobil sekitar 11 km dari perbatasan dan dekat Kota Tirus di selatan menewaskan empat orang.

Hamas mengidentifikasi satu korban sebagai salah satu anggotanya dan mengatakan dia tewas saat melaksanakan tugasnya di Lebanon selatan. Dua sumber Palestina mengklaim dia adalah anggota senior sayap bersenjata Hamas di Lebanon.

Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan pula bahwa seorang wanita lanjut usia juga tewas dalam serangan Israel pada Selasa.

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya