Mantan Penasihat Obama Ditangkap Pasca Hina Nabi Muhammad hingga Al-Qur'an dan Membenarkan Pembunuhan Anak Palestina

Stuart Seldowitz pernah menjadi pejabat politik senior di Kantor Urusan Israel dan Palestina di Kementerian Luar Negeri AS dan juga menjadi penjabat direktur Direktorat Asia Selatan di Dewan Keamanan Nasional era Barack Obama.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Nov 2023, 09:02 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2023, 08:55 WIB
Stuart Seldowitz
Stuart Seldowitz (64) Seldowitz pernah menjadi pejabat politik senior di Kantor Urusan Israel dan Palestina di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan juga menjadi penjabat direktur Direktorat Asia Selatan di Dewan Keamanan Nasional era Barack Obama. (Dok. Tangkapan layar video yang beredar)

Liputan6.com, Washington - Mantan pejabat era Barack Obama ditangkap pada Rabu (22/11/2023), setelah berkali-kali melontarkan ujaran kebencian terhadap penjual makanan halal, Adam Halal Food Cart, di Upper East Side, New York City, Amerika Serikat (AS). Aksinya terekam kamera dan viral.

Atas perilakunya, Stuart Seldowitz (64), menghadapi berbagai dakwaan, termasuk pelecehan berat, kejahatan rasial, dan penguntitan. Demikian seperti dilansir CBS News, Jumat (24/11/2023).

Seldowitz pernah menjadi pejabat politik senior di Kantor Urusan Israel dan Palestina di Kementerian Luar Negeri AS dan juga menjadi penjabat direktur Direktorat Asia Selatan di Dewan Keamanan Nasional era Obama.

CNN yang mengutip profil LinkedIn Seldowitz menyebutkan bahwa Seldowitz menjadi penjabat direktur Direktorat Asia Selatan pada Februari 2009 hingga Januari 2011.

Dalam sebuah video yang beredar, Seldowitz mengatakan, "Saya akan memasang tanda yang besar di sini yang bertuliskan 'Orang ini percaya pada Hamas', Anda adalah teroris, Anda mendukung teroris. Dan jika kami membunuh 4.000 anak-anak Palestina, itu bahkan tidak cukup."

Mohamed Hussein (24), penjual di Adam Halal Food Cart, yang menjelaskan dengan bantuan penerjemah menuturkan bahwa Seldowitz bukan seorang pembeli. Dia mendekatinya lalu menanyakan asal-usulnya dan ketika dia menjawab dia berasal dari Mesir, Seldowitz mulai melontarkan ujaran kebencian.

"Seorang korban laki-laki berusia 24 tahun menyatakan kepada polisi bahwa ada seseorang yang mendekatinya di tempat kerjanya berkali-kali dan melontarkan pernyataan anti-Islam berkali-kali pada tanggal berbeda yang menyebabkan korban merasa takut dan kesal," kata polisi seperti dilaporkan Al Jazeera.

Polisi tidak merinci lebih lanjut waktu pelecehan yang dilakukan Seldowitz. 

Dalam video viral pada tanggal yang berbeda, Seldowitz seperti dikutip dari Anadolu menghina Nabi Muhammad SAW dan melecehkan Al-Qur'an dengan mengatakan, "Apakah kamu memerkosa putrimu seperti yang dilakukan Muhammad?"

Hussein mengatakan kepada Seldowitz bahwa dia tidak bisa berbahasa Inggris, namun Seldowitz enggan berhenti melakukan pelecehan.

"Bahasa apa yang kamu gunakan? Bahasa Arab, bahasa Al-Qur'an yang digunakan sebagian orang sebagai tisu toilet? Bagaimana menurut Anda soal itu, orang-orang menggunakan Al-Qur'an sebagai tisu toilet? Apakah itu tidak mengganggu Anda?"

Salah seorang warganet, Mohamad Safa, yang juga pegiat hak asasi manusia menyenggol Obama via X alias Twitter, "Ini adalah Stuart Seldowitz penasihat Obama di Kantor Kementerian Luar Negeri AS. @BarackObama apa pendapatmu soal ini?"

Membela Diri

Stuart Seldowitz
Stuart Seldowitz (64) Seldowitz pernah menjadi pejabat politik senior di Kantor Urusan Israel dan Palestina di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan juga menjadi penjabat direktur Direktorat Asia Selatan di Dewan Keamanan Nasional era Barack Obama. (Dok. Tangkapan layar video yang beredar)

Sebelum penahanannya pada Rabu, Seldowitz mengatakan kepada televisi lokal bahwa sejumlah video viral yang beredar di media sosial tidak mewakili keseluruhan cerita. Dia mengklaim bahwa dirinya menjadi kesal setelah penjual makanan halal menyatakan simpatinya kepada kelompok Hamas.

"Pernyataan terhadap dia (penjual) dan mungkin diartikan sebagai serangan terhadap muslim dan Arab-Amerika dan sebagainya, mungkin tidak tepat. Pernyataan yang saya buat terkait dengan dukungan dia terhadap terorisme, komentar yang menurut saya tepat," ujar Seldowitz kepada WNBC, seperti dilansir Al Jazeera.

Klaim Seldowitz dibantah Hussein. Co-owner Adam Halal Food Cart, Islam Moustafa menyatakan, "Kami lebih senang jika dia datang dan minta maaf dibanding mencoba memutarbalikkan cerita."

Yasser Nawer, salah satu pemilik Adam Halal Food Cart, mengungkapkan bahwa dia tidak habis pikir mengapa Seldowitz terus muncul di gerai makanannya untuk memprovokasi reaksi di tengah meningkatnya ketegangan akibat perang Hamas Vs Israel di Gaza.

"Saya tidak paham apa yang coba dia lakukan, apa yang coba dia sampaikan. Situasinya sudah sangat menyakitkan, tidak perlu lagi dibumbui," tutur Nawer.

Insiden yang dipicu Seldowitz dilaporkan menyatukan orang-orang.

"Kami punya sebagian besar pelanggan Yahudi di gedung ini. Dua di antaranya membuatkan kue untuk kami," ujar pekerja di Adam Halal Food Cart, Bahaa Hassan.

Sejumlah orang bahkan menyiapkan meja di samping gerai makanan tersebut, mendorong banyak orang duduk dan makan bersama.

"Mereka (Adam Halal Food Cart) benar-benar orang-orang yang luar biasa dan mereka peduli dengan komunitas tempat mereka berada, dan mereka tentu saja tidak pantas menerima ini," ujar warga Upper East Side, Stephanie Merabet.

Proyek Vendor Jalanan dalam unggahannya menyebutkan, "Adegan yang mengharukan ketika warga New York dari semua lapisan masyarakat berkumpul untuk mendukung Mohamed, Sam dan rekan kerja mereka di 83rd & 2nd Ave, mengambil sikap melawan kebencian anti-muslim

Duduk mengelilingi meja lipat yang disediakan oleh tetangga UES, berbagi ayam halal dengan nasi & membangun ikatan."

Insiden Anti-Muslim dan Anti-Semit Meningkat

Ilustrasi ujaran kebencian
Ilustrasi ujaran kebencian (Dok. Pixabay)

Sejak perang Hamas Vs Israel dimulai pada 7 Oktober, laporan mengenai insiden anti-semit dan anti-muslim meningkat pesat.

Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, sebuah organisasi nirlaba yang memerangi anti-semit dan ekstremisme, melaporkan peningkatan insiden anti-semit sebesar 316 persen di AS pada bulan setelah perang dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menyatakan adanya peningkatan sebesar 216 persen dalam permintaan bantuan dan laporan bias anti-Arab dan anti-muslim dibandingkan dengan jumlah rata-rata pengaduan bulanan yang diterima organisasi tersebut pada tahun lalu.

Infografis Israel melanggar hukum internasional
Infografis Israel melanggar hukum internasional (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya