Liputan6.com, Jakarta - Profesor Ilmu Politik di Universitas Waterloo Andrew Cooper menilai hubungan di kawasan Pasifik punya keterhubungan satu sama lain.
Terutama terhadap Kanada yang juga mengedepankan kebijakan Strategi Indo-Pasifik di kawasan tersebut.
Baca Juga
Andrew Cooper menyebut bahwa Kanada memahami betapa pentingnya sentralitas ASEAN dan menilai bahwa hal tersebut adalah kesempatan yang berharga.
Advertisement
"Kami memahami betapa pentingnya sentralitas ASEAN, dan bagi saya, ini adalah kesempatan yang sangat berharga," kata Andrew Cooper dalam program Wawancara Khusus Kanal Global Liputan6.com pada Jumat (24/11/2023).
Pentingnya ASEAN bagi Kanada dinilai oleh Andrew Cooper terbukti saat Perdana Menteri Trudeau mengunjungi Indonesia dua kali dalam setahun, begitu juga dengan menteri luar negeri dan menteri perdagangan Kanada.
"Maksud saya, ini merupakan komitmen yang sungguh besar, dan ini menunjukkan bahwa Kanada telah mengeksplorasi wilayah ini dengan pendekatan yang berbeda sebelumnya. Kami telah mencoba berbagai pendekatan yang telah kita diskusikan terkait Pasifik, Asia Pasifik, serta cakupannya."
"Bagi saya, yang lebih dari segalanya, hubungan ini melibatkan keterhubungan antar manusia. Ini mencakup berbagai hal mulai dari keamanan, perempuan, keamanan manusia secara keseluruhan, hingga berbagai pendekatan, seperti rencana akademis untuk pertukaran profesor, mahasiswa, serta bantuan teknis. Terkadang, orang mungkin tidak menyadari bahwa Strategi Indo-Pasifik sebenarnya sedang diterapkan saat ini," kata Andrew Cooper.
Terkait dengan Indonesia, Profesor Andrew Cooper menyinggung soal hubungan sejarah panjang yang dimiliki oleh Indonesia dan Kanada.
Sejarah panjang itu ada dalam berbagai aspek, terutama keterkaitan yang kuat dengan perusahaan-perusahaan Kanada, terutama dalam sektor pertambangan di masa lalu.
"Namun, ada juga upaya antisipatif dari lembaga-lembaga pembangunan Kanada yang telah memanfaatkan jejak mereka di Asia. Contohnya adalah membawa para ulama Islam ke McGill dan opera Montreal dalam beberapa dekade terakhir."
"Jadi, ada banyak hal yang bisa kita bangun bersama. Namun, menurut saya, saat ini ada fokus yang lebih besar dan lebih terkonsentrasi."
Prioritas Strategi Indo-Pasifik Kanada
Profesor Andrew Cooper menekankan bahwa hubungan antar manusia menjadi prioritas utama dari Strategi Indo-Pasifik Kanada.
"Menurut saya, yang paling penting adalah membangun hubungan antar manusia. Dalam banyak hal, meskipun orang Kanada dan orang Indonesia berada dalam iklim dan sejarah yang sangat berbeda, Kanada adalah bagian dari NATO, merupakan negara barat yang sangat beragam."
"Sementara itu, Indonesia memiliki tradisi panjang dalam ranah global sebagai negara di dunia selatan yang termasuk dalam kategori negara berkembang."
Andrew Cooper juga menceritakan selama perjalannya ke Indonesia saat mengunjungi Museum Asia Afrika di Bandung.
"Saya menyadari bahwa ada warisan dan tradisi yang berbeda, tetapi pada saat yang sama, keduanya adalah negara yang masih muda."
"Keduanya memiliki masyarakat yang dinamis, paham teknologi, dan memiliki semangat kewirausahaan yang tinggi. Hal ini tercermin dalam semangat wirausaha di kedua negara tersebut."
Advertisement
Indonesia Jadi Mitra Kanada di Kawasan Indo-Pasifik
Andrew Cooper menilai bahwa Indonesia adalah mitra baik Kanada. Bukan tanpa alasan, ia menyebut bahwa Kanada tidak hanya memiliki kedutaan besar di Jakarta, tetapi juga lantaran ada tingkat penerimaan dan dukungan yang Kanada tunjukkan di Jakarta.
"Menurut saya, hal ini menunjukkan bahwa kami menerima serta menghormati peran penting Indonesia dalam urusan internasional," kata Andrew Cooper.
"Kita perlu bekerja keras di Indonesia untuk memahami negara-negara lain karena generasi muda memiliki beragam perspektif yang penting. Di beberapa negara seperti Bhutan dan Myanmar, ada rasa kecewa terhadap aspek pemerintahan dan sejenisnya," ujar Andrew.
"Meskipun demikian, secara umum, kita menghargai pentingnya sentralitas ASEAN. Kita menyadari bahwa ada banyak kesamaan dalam perspektif kita mengenai norma-norma serta prioritas terhadap ketertiban dan keamanan global."