Menhan AS Lloyd Austin Keluar dari Rumah Sakit Usai Dirawat Akibat Komplikasi Pascaoperasi Kanker Prostat

Menhan AS Lloyd Austin menuturkan terima kasih atas perawatan luar biasa yang diterimanya dan terus memulihkan diri serta menjalankan tugas dari rumah.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Jan 2024, 16:58 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2024, 13:02 WIB
Lloyd Austin
Lloyd Austin adalah jenderal kulit hitam pertama yang akan memimpin Pentagon. (Dok: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)

Liputan6.com, Washington, DC - Lloyd Austin dikonfirmasi telah keluar dari rumah sakit pada Senin (15/1/2024). Menteri pertahanan Amerika Serikat (AS) itu dirawat selama dua pekan akibat komplikasi pasca operasi kanker prostat.

Dalam pernyataannya, Pentagon mengatakan pejabat militer paling senior tersebut akan bekerja dari jarak jauh untuk jangka waktu tertentu sebelum kembali ke kantor dan memiliki akses penuh untuk mengamankan kemampuan komunikasi.

"Kanker prostat yang diderita Menteri Austin diobati secara dini dan efektif, serta prognosisnya sangat baik," ujar dokter di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, seperti dilansir The Guardian, Selasa (16/1).

Austin sendiri menuturkan terima kasih atas perawatan luar biasa yang diterimanya dan terus memulihkan diri serta menjalankan tugas dari rumah.

"Saya ingin pulih sepenuhnya dan kembali secepat mungkin ke Pentagon," ungkapnya.

Gedung Putih Telat Tahu Kondisi Austin

Joe Biden dan Lloyd Austin
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mendengarkan Presiden AS Joe Biden berbicara sebelum menandatangani Perintah Eksekutif yang membatalkan larangan bagi transgender untuk masuk militer AS pada era Donald Trump di Kantor Oval Gedung Putih, Washington, Senin (25/1/2021). (Dok. AP Photo/Evan Vucci)

Austin menjalani prosedur prostat pada Desember 2023 dan kembali dirawat ke rumah sakit pada 1 Januari karena komplikasi. Namun, Pentagon tidak mengeluarkan pemberitahuan apa pun tentang ketidakhadirannya hingga 5 Januari.

Belakangan diketahui bahwa Austin belum memberi tahu Kongres atau Gedung Putih tentang diagnosis atau perawatannya.

Hal ini memicu reaksi politik, termasuk penyelidikan yang dilakukan oleh inspektur jenderal Kementerian Pertahanan AS. Pentagon kemudian mengatakan bahwa kepala staf jenderal tersebut sedang sakit flu pada saat itu.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan partisipasi Austin dalam urusan keamanan nasional tidak berbeda dengan hari-hari lainnya, kecuali bahwa dia memberi pengarahan kepada presiden mengenai pilihan-pilihan dan terlibat dalam diskusi dari rumah sakit.

Senator AS Tuntut Pertanggungjawaban

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd J. Austin III dan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menandatangani Pengaturan Kerja Sama Pertahanan atau Defense Cooperation Arrangement (DCA) (Kedubes AS).
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd J. Austin III dan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menandatangani Pengaturan Kerja Sama Pertahanan atau Defense Cooperation Arrangement (DCA) (Kedubes AS).

Namun, hubungan menhan AS dalam rantai komando penting di tengah meningkatnya ketegangan global dan aksi militer AS terhadap milisi yang didukung Iran di Irak, Suriah, dan Yaman menimbulkan kekhawatiran yang signifikan mengenai komunikasi di dalam pemerintahan.

Pada hari ke-12 di rumah sakit, Kamis (11/1), Austin dilaporkan mengatur dan kemudian menyaksikan secara real time serangan balasan AS terhadap kelompok Houthi di Yaman.

Sementara itu, ketua komite angkatan bersenjata Senat, Jack Reed yang merupakan seorang Demokrat, dan rekannya senator dari Partai Republik Roger Wicker, mengirim surat ke Austin meminta pertanggungjawaban atas ketidakhadirannya di markas besar Pentagon.

"Kami prihatin bahwa prosedur pemberitahuan penting tidak diikuti saat Anda menerima perawatan medis selama beberapa minggu terakhir," tulis mereka, menambahkan bahwa komite memiliki pertanyaan serius tentang insiden ini dan berkepentingan memastikannya tidak akan terjadi lagi.

Pada Jumat (12/1), Presiden Joe Biden ditanya apakah penundaan pemberitahuan ketidakhadiran Austin merupakan kesalahan penilaian.

"Ya", jawabnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya