Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn menegaskan posisi organisasi negara Asia Tenggara tersebut terkait perang Israel Vs Hamas yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa di Gaza. Ia juga mendesak para pemimpin dunia, termasuk PBB, untuk segera meminimalisir kehancuran di wilayah tersebut.
"Saya pikir beban sekarang sepenuhnya berada di pundak para pemimpin tersebut, bahwa mereka mempunyai tanggung jawab moral, selain tanggung jawab politik," ujarnya saat ditemui media di kantor Sekretariat ASEAN, Rabu (17/1/2024).
Baca Juga
"Berapa lama lagi hal ini akan berlangsung dan mengapa komunitas internasional membiarkan hal ini terus terjadi?" lanjut dia.
Advertisement
Hourn mendesak agar negosiasi guna meredakan konflik di Palestina segera dilakukan.
"Negosiasi adalah satu-satunya pilihan saat ini dan pemimpin dunia harus menggunakan kekuatan mereka untuk mempengaruhi dan mengakhiri konflik sedini mungkin," kata Kim.
Menurut Hourn, deeskalasi konflik harus segera dilakukan lantaran kehancuran di Gaza semakin parah dan perang masih terus terjadi.
"Apa yang kita lihat di Gaza saat ini adalah masalah yang belum pernah kita lihat sebelumnya," ungkap Kim.
"Tentu saja ini merupakan hal yang sangat kompleks dan sangat menantang. Namun perang belum berhenti, dan terus berlangsung selama 100 hari terakhir," tuturnya.
Hourn menyebut bahwa jumlah korban jiwa yang terjadi akibat konflik tersebut sangat mencengangkan, lantaran banyaknya korban anak-anak dan perempuan.
100 Hari Perang di Gaza: Israel dan Hamas Sepakati Perjanjian Kiriman Bantuan
Sementara itu, Israel dan Hamas sepakat perjanjian tentang bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza. Qatar dan Prancis berkolaborasi sebagai mediator pada perjanjian terbaru ini.
Dilaporkan BBC, perjanjian baru ini menyebut agar obat-obatan dapat diberikan kepada para tawanan di Jalur Gaza. Sebagai timbal balik, Israel akan mengizinkan lebih banyak bantuan pokok masuk ke Jalur Gaza.
Bantuan kemanusiaan akan berangkat lewat Doha, ibu kota Qatar, menuju Mesir pada Rabu ini. Kemudian, bantuan itu akan diantarkan ke Gzaza untuk rakyat sipil, sementara obat-obatan akan dibawa untuk tawanan dari Israel.
Obat-obatan itu dikirim karena anggota keluarga para tawanan melaporkan kepada pemerintah bahwa banyak dari korban penculikan Hamas yang butuh obat-obatan, beberapa bahkan dinyatakan dalam kondisi bahaya.
Advertisement
Bantuan ke Jalur Gaza
Sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres sempat meminta agar bantuan bisa dibawa ke Jalur Gaza dengan aman. Lebih dari 100 staf PBB juga telah meninggal akibat perang di Gaza.
Amerika Serikat berharap agar ada diskusi-diskusi lanjutan yang bisa membawa pelepasan tawanan. Utusan AS untuk Timur Tengah juga telah berdiskusi dengan Qatar agar hal itu tercapai.
Utusan AS berkata diskusi yang terjadi "sangat serius dan intensif" dan diharapkan bisa segera berdampak nyata.
Sudah lebih dari 24 ribu orang korban serangan Israel di Jalur Gaza, banyak korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.
Hamas Rilis Gambar yang Diklaim 2 Jasad Sandera Israel
Sebelumnya, kelompok Hamas dilaporkan merilis gambar jasad dua sandera Israel pada Senin 15 Januari 2024, setelah memperingatkan Israel bahwa mereka mungkin akan dibunuh jika mereka tidak menghentikan pemboman di Gaza.
Sebuah video baru yang dirilis oleh kelompok militan Palestina itu konon menunjukkan jenazah Yossi Sharabi, 53, dan Itai Svirsky, 38, yang muncul dalam video awal pada hari Minggu (13/1).
Video tersebut juga menunjukkan sandera Israel ketiga, mahasiswa Noa Argamani, 26, tampak sedang membaca naskah di depan tembok putih kosong, mengatakan keduanya terbunuh oleh serangan Israel.
Selengkapnya di sini...
Advertisement