Liputan6.com, London - Zaman Victoria merupakan bagian penting dair sejarah modern Britania Raya. Pada zaman ini, terjadi kemajuan berbagai bidang, seperti politik, industri, dan kekaisaran, sehingga menjadikan Britania sebagai superpower dunia.
Pemimpin zaman yang jaya ini bukan seorang laki-laki, melainkan seorang wanita bernama Victoria.
Baca Juga
Menurut catatan situs Royal, Ratu Victoria lahir di Kensington Palace pada 24 Mei 1819. Ia sebenarnya bukan anak raja, tetapi Raja George IV tidak memiliki anak sah, sehingga Victoria sebagai keponakan dapat naik takhta menjadi ratu.
Advertisement
Pada zaman Ratu Victoria, kekaisaran Britania mengalami kemajuan pesat dan ekspansi di berbagai negara. Oleh karena kekaisaran ini punya wilayah di berbagai lokasi dunia, Britania disebut memiliki kekaisaran tanpa matahari terbenam ("the sun never sets on British empire").
Pemerintahan Ratu Victoria dibantu oleh dua sosok penting, yakni Perdana Menteri Lord Melbourne dan Pangeran Albert, suami sang Ratu.
Kolonialisme juga menjadi bagian dari kekuasaan Ratu Victoria. Sebelum ia berkuasa, kolonialisme sudah terjadi, namun dilanjutkan Victoria yang mendapat gelar Maharatu India.
Anak-anak dari Ratu Victoria menikahi pada anggota kerajaan di negeri lain, seperti Putri Victoria menikahi Kaisar Jerman Friedrich III dan Putri Alice menikahi Adipati Agung Hesse dan Rhine, Ludwig IV.
Pernikahan para anak-anak kerajaan biasa dilakukan untuk memperkuat aliansi.
Terkait kebijakan luar negeri, Ratu Victoria berperan dalam menghindari perang Jerman dan Prancis berkat pengaruhnya ke Kaisar Jerman, menantunya sendiri. Ratu Victoria juga disebut melindungi hegemoni Turki untuk membendung kekuasaan Rusia.
Akhir Zaman Victoria
Masa kekuasaan Ratu Victoria yang panjang menjadikannya sebagai simbol di negerinya. Situs Royal menyebut Ratu Victoria terus melaksanakan tugas hingga akhir hayat, seperti mengunjungi rumah sakit untuk melihat para prajurit.
Di penghujung kekuasaannya, Britania sedang berperang pada Perang Boer di Afrika Selatan. Perang itu terjadi antara Britania melawan Republik Boer.
Ratu Victoria yang saat itu sudah sepuh bertekad untuk memenangkan perang tersebut.
"Kami tidak tertarik dengan kemungkinan kekalahan: hal tersebut pokoknya tidak eksis," ujar Ratu Victoria. Kelak, Britania berhasil memenangkan Perang Boer pada 1902.
Namun, kondisi kesehatan Ratu Victoria sudah jatuh pada 1901.
Pada awal Januari 1901, dokter berkata akhir hayat dari Ratu Victoria sudah semakin dekat. Sang ratu masih sempat menulis di buku hariannya sebelum meninggal.
Pada 13 Januari 1901, ia menulis halaman terakhirnya bahwa ia merasakan malam yang indah. Saat itu, ia masih bisa beraktivitas.
Sekitar sepekan kemudian, Ratu Victoria tutup usia dan menandakan berakhirnya zaman Victoria.
Sejarah mencatat Ratu Victoria berkusa selama 63 tahun, lebih lama dari para pendahulunya. Rekor itu baru berhasil dipecahkan oleh cucu buyutnya, Ratu Elizabeth II.
Advertisement