Presiden Senegal Nyatakan Akan Mundur pada April 2024, tapi Jadwal Pilpres Belum Diumumkan

Presiden Macky Sall, yang akan menyelesaikan dua masa jabatannya dan mengatakan tidak akan mencalonkan diri lagi, menunda pemilu selama 10 bulan dengan alasan perselisihan yang belum terselesaikan mengenai siapa yang dapat mencalonkan diri.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Feb 2024, 09:05 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2024, 09:05 WIB
Pengunjuk Rasa dan Polisi Bentrok usai Pengumuman Penundaan Pemilu di Senegal
Seorang pendukung oposisi bereaksi di depan barikade yang terbakar selama demonstrasi yang diserukan oleh partai-partai oposisi di Dakar pada 4 Februari 2024. (Seyllou/AFP)

Liputan6.com, Dakar - Presiden Senegal Macky Sall mengatakan pada Kamis (22/2/2024) dia akan mengakhiri masa jabatannya pada April seperti yang diharapkan, namun dia tidak memberikan jadwal untuk pilpres yang semula dijadwalkan pada Minggu (25/2).

Sall, yang akan menyelesaikan dua masa jabatannya dan mengatakan tidak akan mencalonkan diri lagi, menunda pemilu selama 10 bulan dengan alasan perselisihan yang belum terselesaikan mengenai siapa yang dapat mencalonkan diri. Namun, tindakannya dianggap ilegal oleh Mahkamah Konstitusi Senegal.

Berbicara pada Kamis melalui siaran langsung televisi, Sall mengatakan dia akan mengakhiri masa jabatannya sesuai jadwal pada 2 April. Namun, tidak jelas apakah presiden baru dapat dipilih sebelum tanggal tersebut.

Mahkamah Konstitusi memerintahkan pemerintah untuk menetapkan tanggal pemilu baru sesegera mungkin, namun pemerintahan Sall masih belum menetapkan tanggalnya.

Sall mengatakan dia akan mengadakan pembicaraan minggu depan dengan para pemimpin politik dan setelah itu jadwal pemilu dan apa yang akan terjadi setelah mandatnya berakhir akan menjadi lebih jelas.

"Jelas bahwa negara ini tidak bisa dibiarkan tanpa presiden. Dialog akan menentukan apa yang terjadi selanjutnya dan saya berharap setelah dialog ini ada konsensus," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Krisis Politik

Pengunjuk Rasa dan Polisi Bentrok usai Pengumuman Penundaan Pemilu di Senegal
Polisi Senegal berjalan di jalan selama demonstrasi yang diadakan oleh partai-partai oposisi di Dakar pada tanggal 4 Februari 2024. (JOHN WESSELS/AFP)

Senegal dipandang sebagai salah satu negara demokrasi paling stabil di Afrika Barat, namun perselisihan mengenai pemilu telah menjerumuskan negara tersebut ke dalam krisis politik yang memicu protes mematikan. Setidaknya tiga orang tewas oleh pasukan keamanan dan puluhan lainnya luka-luka.

Kelompok oposisi terus menekan Sall untuk mengadakan pemilu secepatnya dan merencanakan protes sepanjang akhir pekan.

Sall dituduh berusaha mempertahankan kekuasaan, namun sang presiden membantahnya.


Disambut Positif

Pengunjuk Rasa dan Polisi Bentrok usai Pengumuman Penundaan Pemilu di Senegal
Senegal terjerumus ke dalam krisis politik setelah Presiden Macky Sall mengumumkan pada 3 Februari 2024 bahwa ia menunda pemilihan presiden yang telah direncanakan pada 25 Februari 2024 tanpa memberikan tanggal baru. (Seyllou/AFP)

Meskipun tidak ada kejelasan mengenai tanggal baru, beberapa ahli Senegal mengatakan pernyataan Sall pada Kamis menunjukkan kesediaannya untuk menghormati keputusan Dewan Konstitusi.

"Saya sangat senang dengan pernyataan, yang mengklarifikasi niat dan keinginan Presiden Macky Sall untuk menghormati konstitusi dan menjalankan kebijakan peredaan dan rekonsiliasi nasional," kata Alioune Tine, pendiri Afrikajom Center, sebuah think tank di Afrika Barat.

"Jika presiden baru tidak dipilih pada saat Sall meninggalkan jabatannya, Dewan Konstitusi akan menyatakan kekosongan kekuasaan dan presiden majelis nasional akan menetapkan tanggalnya."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya