Panas Ekstrem dan Sopir Jeepney Mogok Narik, Filipina Tangguhkan Pembelajaran Tatap Muka 2 Hari

Jeepney adalah jenis transportasi umum Filipina yang digunakan oleh banyak warga sana untuk berangkat kerja dan sekolah.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Apr 2024, 12:19 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2024, 12:18 WIB
Suhu panas ekstrem menerjang Filipina.
Suhu panas ekstrem menerjang Filipina. (Dok. AFP/Ted ALJIBE)

Liputan6.com, Manila - Filipina menangguhkan kelas tatap muka di semua sekolah negeri selama dua hari karena cuaca yang sangat panas dan aksi mogok nasional yang dilakukan oleh pengemudi Jeepney. Demikian diumumkan departemen pendidikan negara itu pada Minggu (28/4/2024).

Panas ekstrem telah melanda Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan ribuan sekolah menunda kegiatan tatap muka dan pihak berwenang mengeluarkan peringatan kesehatan.

Banyak sekolah di Filipina tidak memiliki AC, sehingga siswa menderita kepanasan di ruang kelas yang padat dan berventilasi buruk.

"Mengingat perkiraan indeks panas terbaru … dan pengumuman aksi mogok transportasi nasional, semua sekolah negeri di seluruh negeri akan menerapkan kelas asinkron/pembelajaran jarak jauh pada tanggal 29 dan 30 April 2024," kata departemen tersebut melalui Facebook, seperti dilansir CNA, Senin (29/4).

Departemen pendidikan mengawasi lebih dari 47.000 sekolah di seluruh negeri.

Sementara itu, sejumlah pengemudi Jeepney menggelar aksi mogok nasional selama tiga hari mulai Senin untuk memprotes rencana pemerintah menghentikan penggunaan kendaraan yang mengeluarkan asap.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


AC dan Kolam Renang Jadi 'Penyelamat'

Ilustrasi kolam renang
Ilustrasi kolam renang. (Dok. Nabih El Boustani/Unsplash)

Penangguhan kelas tatap muka terjadi setelah Manila mencatat suhu tertinggi yang pernah ada.

Menurut data badan prakiraan cuaca setempat, suhu di kota tersebut mencapai rekor tertinggi 38,8 derajat Celcius pada hari Sabtu (27/4) dengan indeks panas mencapai 45 derajat Celcius.

Indeks panas mengukur seperti apa suatu suhu, dengan mempertimbangkan kelembapan.

Cuaca panas terus berlanjut pada hari Minggu, sehingga banyak orang berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan ber-AC dan kolam renang.

"Ini adalah suhu terpanas yang pernah saya alami di sini," kata Nancy Bautista (65) yang resornya di Provinsi Cavite dekat Manila sudah penuh dipesan karena cuaca panas.

"Banyak tamu kami adalah teman dan keluarga. Mereka berenang di kolam untuk melawan panas."


Perubahan Iklim yang Diperparah El Nino

Ilustrasi suhu panas ekstrem. (Dok. Pixabay/RosZie)
Ilustrasi suhu panas ekstrem. (Dok. Pixabay/RosZie)

Bulan Maret, April, dan Mei biasanya merupakan bulan terpanas dan terkering sepanjang tahun, namun kondisi tahun ini diperburuk oleh fenomena cuaca El Nino.

"Semua tempat di negara ini, tidak hanya Metro Manila, diperkirakan akan mengalami suhu lebih panas hingga minggu kedua bulan Mei," kata Glaiza Escullar dari badan prakiraan cuaca negara bagian kepada AFP.

Kota Camiling di Provinsi Tarlac, utara Manila, mencatat suhu 40,3 derajat Celcius pada hari Sabtu – suhu tertinggi di negara itu tahun ini.

Ketika suhu meningkat, Gerise Reyes (31), berencana membawa putrinya yang berusia dua tahun ke pusat perbelanjaan dekat Manila.

"Di rumah panas. Ini terpanas yang pernah saya alami terutama antara pukul 10.00 hingga 16.00," tutur dia.

"Kami membutuhkan AC gratis untuk memangkas tagihan listrik kami."

Suhu global mencapai rekor tertinggi tahun lalu. Badan cuaca dan iklim PBB pekan lalu menyebutkan Asia mengalami pemanasan dengan sangat cepat.

Filipina termasuk negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya