Babak Baru Perang Dagang: AS Naikkan Tarif Impor Kendaraan Listrik China Jadi 100 Persen

Tidak hanya kendaraan listrik, kebijakan tarif impor AS juga menyasar semikonduktor hingga pasokan medis China.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Mei 2024, 19:44 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2024, 19:43 WIB
Ilustrasi hubungan Amerika Serikat dan China.
Ilustrasi hubungan Amerika Serikat dan China. (Dok. Pixabay/Tumisu)

Liputan6.com, Washington, DC - Joe Biden pada hari Selasa (14/5/2024) mengumumkan tarif impor baru untuk kendaraan listrik, semikonduktor, baterai, sel surya, baja, hingga aluminium China. Tarif impor kendaraan listrik naik menjadi 100 persen atau empat kali lipat dari tarif saat ini sebesar 25 persen.

Adapun tarif impor sel surya dari China naik dua kali lipat menjadi 50 persen. Tarif impor produk baja dan aluminium tertentu meningkat tiga kali lipat menjadi 25 persen. Amerika Serikat (AS) juga menggandakan tarif impor semikonduktor China dari 25 persen menjadi 50 persen. Tarif impor terhadap pasokan medis, baterai, hingga mineral penting juga terdampak.

"Langkah bersamaan ini akan menaikkan tarif impor dari China senilai USD 18 miliar," sebut Gedung Putih, menyusul keputusan pemerintah melanjutkan kebijakan penerapan tarif era Donald Trump terhadap China berdasarkan Pasal 301.

Sementara itu seorang pejabat senior pemerintah AS pada Senin (13/5) seperti dilansir CBS News menuturkan, "Mobil listrik murah asal China berdampak negatif terhadap bisnis atau pekerja di AS, tidak menambah penyebab munculnya kendaraan listrik di negara ini."

Penerapan tarif impor baru disebut dalah upaya pemerintahan Biden untuk mencegah China meremehkan perusahaan-perusahaan AS dan mengancam lapangan kerja manufaktur AS. Tanpa merinci perubahan kebijakan tersebut, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan menyatakan bahwa tarif tersebut dimaksudkan untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh praktik bisnis China.

"Bukan rahasia lagi bahwa presiden, seluruh pemerintahannya, prihatin dengan praktik tidak adil yang dilakukan oleh (China) yang merugikan pekerja dan bisnis AS, masalah kelebihan kapasitas, cara China menerapkan serangkaian kebijakan non-pasar, mendistorsi praktik-praktik di sektor-sektor strategis," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih, Senin.

Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS Lael Brainard mengungkapkan pada hari Senin bahwa China menggunakan pedoman yang sama yang mereka miliki sebelumnya untuk mendorong pertumbuhannya sendiri dengan mengorbankan negara lain dengan membanjiri pasar global dengan ekspor berlebih.

Tidak Ada Kaitannya dengan Pilpres AS 2024

Bendera AS dan China berkibar berdampingan.
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Di Beijing pada hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan China selalu menentang kenaikan tarif sepihak yang melanggar peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga hak dan kepentingan sahnya.

Sejauh menyangkut tarif kendaraan listrik, langkah tersebut sebagian besar masih bersifat simbolis untuk saat ini. Kendaraan listrik China bukanlah bagian besar dari pasar kendaraan listrik di AS, namun ekspor China secara keseluruhan telah meningkat pesat, naik 50 persen selama dua tahun terakhir.

China memproduksi mobil listrik dengan harga yang lebih murah dibandingkan produsen mobil AS dan mereka menerima ulasan yang bagus.

BYD, produsen kendaraan listrik terbesar di dunia meluncurkan mobil baru, Seagull, yang menurut kantor berita AP dapat dikendarai dengan baik dan dipadukan dengan keahlian yang menyaingi kendaraan listrik buatan AS yang harganya tiga kali lipat. Seagull dijual dengan harga sekitar USD 12.000 di China, dengan versi jarak pendek di bawah USD 10.000.

Tarif baru yang secara signifikan menaikkan harga kendaraan listrik China dapat mengurangi tekanan terhadap produsen mobil dan United Auto Workers, yang mendukung pencalonan Biden dalam Pilpres AS 2024. Saat menerima dukungan tersebut, Biden berjanji tidak akan meninggalkan pekerja otomotif AS.

"China bertekad mendominasi pasar tersebut, dengan kendaraan listrik yang sebagian besar dibuat di China dan lapangan kerja China," ujarnya. "Pemerintahan sebelumnya hanya duduk diam dan membiarkan China mengambil semua pekerjaan ini, tapi saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi."

Para pejabat pemerintah mengatakan pengumuman kebijakan tarif impor baru tidak ada kaitannya dengan Pilpres AS 2024.

"Ini tidak ada hubungannya dengan politik," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan, sambil menekankan kebijakan tarif impor baru mencerminkan kesimpulan dari tinjauan empat tahunan Perwakilan Dagang AS Katherine Tai bahwa China terus terlibat dalam praktik bisnis yang tidak adil.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya