Prancis Tangguhkan Reformasi Pemilu Kaledonia Baru Imbas Kerusuhan Mematikan

Pemerintah Prancis telah memperpanjang jam malam di seluruh Kaledonia Baru hingga 17 Juni.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Jun 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2024, 12:30 WIB
Rusuh Kaledonia Baru, Puing dan Sisa Barang Terbakar Blokir Jalan di distrik Magenta Noumea
Sebuah jalan diblokir oleh puing-puing dan barang-barang yang terbakar pasca-kerusuhan semalam di distrik Magenta di Noumea, wilayah Pasifik Prancis di Kaledonia Baru, pada 18 Mei 2024. (Delphine Mayeur/AFP

Liputan6.com, Paris - Presiden Emmanuel Macron pada Rabu (12/6/2024) mengumumkan penangguhan reformasi pemilu kontroversial di Kaledonia Baru, menyusul serentetan kerusuhan mematikan di wilayah otonomi Prancis itu.

"RUU konstitusional mengenai Kaledonia Baru … Saya telah memutuskan untuk menangguhkannya," kata Macron seperti dilansir kantor berita AP, Jumat (14/6). "Kita tidak bisa meninggalkan ambiguitas selama periode ini. Hal ini harus dihentikan untuk memberikan kekuatan penuh pada dialog di lapangan dan kembalinya ketertiban."

Reformasi pemilu yang digagas di Paris ingin memberikan hak pilih kepada warga Prancis yang telah tinggal di Kaledonia Baru selama lebih dari 10 tahun. Pribumi Kanak mengatakan hal tersebut akan membuat mereka semakin terpinggirkan.

Kekerasan berkobar pada tanggal 13 Mei sebagai respons terhadap upaya pemerintahan Macron. Prancis kemudian mengumumkan keadaan darurat pada 15 Mei dan mengerahkan ratusan pasukan tambahan untuk membantu polisi memadamkan penembakan, bentrokan, penjarahan, dan pembakaran.

Kedua belah pihak yang terpecah belah di Kaledonia Baru – penduduk asli Kanak yang menginginkan kemerdekaan dan mereka yang setia kepada Prancis – mendirikan barikade, baik untuk memberontak melawan pihak berwenang atau untuk melindungi rumah dan properti mereka.

Kekerasan oleh Polisi

Imbas Kerusuhan, Warga Serbu Supermarket di Kaledonia Baru
Kerusuhan menyebabkan kepanikan dan kekhawatiran warga akan ketersediaan bahan pangan. (Theo Rouby/AFP)

Kementerian Kehakiman Perancis pada hari Rabu mengonfirmasi kematian seorang pria berusia 34 tahun pada tanggal 11 Juni, yang terluka dalam konfrontasi dengan polisi pada tanggal 29 Mei. Autopsi telah diperintahkan dan penyelidikan terhadap penggunaan kekerasan oleh polisi terlibat sedang berlangsung.

Louis Mapou, presiden pemerintahan Kaledonia Baru, menyampaikan belasungkawa dan menyerukan ketenangan.

"Saya mendesak penghapusan barikade segera dan kembalinya perdamaian," kata Mapou.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya