Liputan6.com, Tokyo: Sejumlah kapal mata-mata Korea Utara yang tenggelam di Laut Cina Timur dipamerkan di sebuah kawasan obyek wisata di Tokyo, baru-baru ini. Di dalam kapal, para pengunjung juga bisa melihat perlengkapan para mata-mata mulai dari skuter bawah air, makanan dalam kaleng, peluncur misil portabel, hingga lencana bergambar wajah pemimpin Korut Kim Il Sung.
Seluruh peralatan intelijen tersebut ditemukan di dalam bangkai kapal. Sebuah penelitian menyebutkan, awak kapal kerap menyelundupkan narkotik dan obat-obatan berbahaya ke Negeri Matahari Terbit. Sebuah telepon genggam untuk menghubungi gangster saat bertransaksi menjadi buktinya. Pameran itu mampu menyedot pengunjung. Sejak dibuka 31 Mei silam, ribuan turis telah mendatangi lokasi pameran tanpa dipungut bayaran alias gratis. Kawasan wisata itu dibangun untuk menggugah kesadaran masyarakat Jepang akan ancaman dari Korut.
Jepang membutuhkan waktu sebulan untuk mengangkat bangkai kapal seberat 100 ton itu, yang menurut intelijen setempat sedang memata-matai penyeludupan obat bius dari Pyongyang. Kapal itu tenggelam setelah penjaga pantai Jepang menembakinya sekitar 500 kilometer sebelah tenggara Kagoshia, yang termasuk zona ekonomi eksklusif Jepang.(KEN/Retno Pinasti)
Seluruh peralatan intelijen tersebut ditemukan di dalam bangkai kapal. Sebuah penelitian menyebutkan, awak kapal kerap menyelundupkan narkotik dan obat-obatan berbahaya ke Negeri Matahari Terbit. Sebuah telepon genggam untuk menghubungi gangster saat bertransaksi menjadi buktinya. Pameran itu mampu menyedot pengunjung. Sejak dibuka 31 Mei silam, ribuan turis telah mendatangi lokasi pameran tanpa dipungut bayaran alias gratis. Kawasan wisata itu dibangun untuk menggugah kesadaran masyarakat Jepang akan ancaman dari Korut.
Jepang membutuhkan waktu sebulan untuk mengangkat bangkai kapal seberat 100 ton itu, yang menurut intelijen setempat sedang memata-matai penyeludupan obat bius dari Pyongyang. Kapal itu tenggelam setelah penjaga pantai Jepang menembakinya sekitar 500 kilometer sebelah tenggara Kagoshia, yang termasuk zona ekonomi eksklusif Jepang.(KEN/Retno Pinasti)