AS Tangkap Gembong Narkoba Kelas Kakap Dunia Ismael "El Mayo" Zambada

Badan Narkotika AS (DEA) telah menawarkan hadiah hingga USD 15 juta atau sekitar Rp244 miliar untuk penangkapan El Mayo.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 26 Jul 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2024, 10:00 WIB
Ismael "El Mayo" Zambada (kiri) dan Joaquin Guzman Lopez.
Ismael "El Mayo" Zambada (kiri) dan Joaquin Guzman Lopez. (Dok. DEA/ICE via BBC)

Liputan6.com, Washington, DC - Salah satu gembong narkoba terbesar dunia, Ismael "El Mayo" Zambada (76), pemimpin kartel Sinaloa Meksiko, ditangkap oleh agen federal Amerika Serikat (AS) di El Paso, Texas.

El Mayo mendirikan organisasi kriminal tersebut bersama Joaquin "El Chapo" Guzman, yang saat ini dipenjara di AS.

"Putra Guzman, Joaquin Guzman Lopez, ditangkap bersama El Mayo pada hari Kamis (25/7/2024)," kata Kementerian Kehakiman AS, seperti dilansir BBC, Jumat (26/7).

Pada Februari, El Mayo didakwa oleh jaksa AS dengan konspirasi untuk membuat dan mendistribusikan fentanil, obat yang lebih kuat daripada heroin yang telah disalahkan atas krisis opioid AS.

Dalam pernyataan tertulis pada Kamis malam, Jaksa Agung AS Merrick Garland mencatat bahwa kedua pria itu memimpin "salah satu organisasi perdagangan narkoba paling kejam dan kuat di dunia".

"El Mayo dan Guzman Lopez bergabung dalam daftar pemimpin dan rekan kartel Sinaloa yang terus bertambah yang dimintai pertanggungjawaban oleh Kementerian Kehakiman di AS," kata Garland.

"Fentanil adalah ancaman narkoba paling mematikan yang pernah dihadapi negara kita, dan Departemen Kehakiman tidak akan tinggal diam sampai setiap pemimpin, anggota, dan rekan kartel yang bertanggung jawab atas keracunan komunitas kita dimintai pertanggungjawaban."

Jaksa penuntut AS mengatakan kartel Sinaloa adalah pemasok narkoba terbesar ke AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengejutkan Publik

Ilustrasi Narkoba
Ilustrasi Narkoba (RenoBeranger/ Pixabay)

Selama persidangan Joaquin "El Chapo" Guzman pada tahun 2019, pengacaranya menuduh El Mayo menyuap seluruh pemerintah Meksiko dengan imbalan hidup secara terbuka tanpa takut dituntut.

"Sebenarnya dia tidak mengendalikan apa pun," kata pengacara Guzman, Jeffrey Lichtman, kepada juri kliennya. "Mayo Zambada yang mengendalikannya."

Menurut Kementerian Luar Negeri AS, El Mayo juga merupakan pemilik beberapa bisnis sah di Meksiko, termasuk perusahaan susu besar, jalur bus, dan hotel, serta aset real estate.

Selain fentanil, El Mayo juga menghadapi tuduhan mulai dari perdagangan narkoba, pembunuhan, penculikan, pencucian uang, dan kejahatan terorganisasi di AS.

Pihak berwenang AS sebelumnya telah mencatat bahwa fentanil adalah penyebab utama kematian warga AS berusia 18 hingga 45 tahun.

Pada Mei, keponakan El Mayo - Eliseo Imperial Castro, yang dikenal sebagai "Cheyo Antrax" - tewas dalam penyergapan di Meksiko. Dia juga diburu pihak berwenang AS.

El Mayo berhasil menghindari pihak berwenang selama beberapa dekade dan karena itu penangkapannya mengejutkan Meksiko.


Pemimpin Sebenarnya

Ilustrasi narkoba
Ilustrasi narkoba. (Dok. Pixabay)

El Mayo ikut mendirikan kartel Sinaloa setelah kartel Guadalajara runtuh pada akhir tahun 1980-an. Meskipun Joaquin "El Chapo" Guzman adalah wajah publik organisasi tersebut dan yang paling terkenal dari keduanya, banyak yang percaya bahwa sebenarnya El Mayo-lah yang menjadi pemimpin sebenarnya.

Tidak hanya kejam, dia juga inovatif, menciptakan dan mempertahankan beberapa hubungan paling awal dengan kartel Kolombia untuk membanjiri AS dengan kokain dan heroin. Dan yang lebih baru, fentanil.

Kepemimpinannya atas kerajaan kriminal ini bertahan meskipun presiden-presiden di Meksiko dan AS berganti-ganti, di tengah serangan antinarkoba yang berulang-ulang dari pemerintahan yang berkuasa dan upaya terus-menerus oleh musuh-musuhnya di organisasi-organisasi perdagangan narkoba lainnya untuk menjatuhkannya.

Itu bukan hal yang mudah di dunia bawah tanah yang penuh kekerasan, berbahaya, dan penuh tipu daya, tempat dia telah beroperasi sebagai gembong yang tak tergoyahkan selama bertahun-tahun.

Namun, ketahanan luar biasa itu tampaknya telah habis di El Paso, Texas – sebuah kota yang dirusak oleh masuknya opioid sintetis, fentanil, yang sebagian besar diselundupkan oleh organisasinya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya