Apa Itu Fenomena Halo Bulan? Ini Penjelasannya

Prinsip pembiasan cahaya yang terjadi pada fenomena bulan bercincin ini mungkin sama dengan proses terbentuknya pelangi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Agu 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2024, 03:00 WIB
Apa yang terjadi--belum--
Apa jadinya jika posisi bulan sebagai satelit bumi digantikan oleh beberapa planet di tata surya?

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena halo bulan terjadi saat bulan tampak dikelilingi cincin terang saat muncul di langit malam. Halo bulan atau moon halo adalah sebuah ilusi optik yang menyebabkan munculnya cincin terang besar yang mengelilingi bulan.

Dikutip dari laman Space pada Kamis (01/08/2024), Terbentuknya fenomena bulan bercincin ini terjadi akibat adanya pembiasan cahaya. Halo bulan terbentuk pada saat cahaya dibiaskan, lalu dipantulkan dan dibiaskan.

Pembiasan ini melalui kristal es yang tertahan di awan cirrus atau cirrostratus yang berada di ketinggian 6.000 meter, bahkan lebih tinggi hingga 12.000 meter. Selanjutnya bentuk kristal es ini akan memfokuskan cahaya menjadi lingkaran cahaya di sekitar bulan atau matahari.

Oleh karena kristal es biasanya berbentuk heksagonal, halo bulan atau fenomena bulan bercincin ini hampir selalu berukuran sama. Bulan akan berada 22 derajat dari tepi lain halo, kira-kira selebar tangan yang terulur sejauh lengan.

Jika berada dalam radius 22 derajat yang seragam dan diameter lingkaran cahaya 44 derajat. Lingkaran cahaya bulan sering disebut sebagai lingkaran cahaya 22 derajat.

Keseragaman diameter lingkaran cahaya ini muncul karena es memiliki indeks pantulan tertentu dan bentuk kristal es heksagonal. Hal ini terjadi ketika sisi-sisinya diperpanjang akan membentuk prisma dengan sudut puncak 60 derajat.

Kondisi inilah yang kemudian menghasilkan sudut deviasi minimum untuk cahaya yang melewati kristal es sebesar 21,84 derajat. Kristal es ini juga menunjukkan efek prisma yang memisahkan cahaya putih yang dipantulkan oleh bulan menjadi berbagai warna individu seperti efek atmosfer yang menciptakan pelangi.

Hal ini terjadi karena panjang gelombang cahaya berbeda, sehingga warna yang dikeluarkan juga berbeda. Kemudian akan mengalami tingkat pembiasan yang berbeda juga pada saat melewati prisma.

Prinsip pembiasan cahaya yang terjadi pada fenomena bulan bercincin ini mungkin sama dengan proses terbentuknya pelangi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Fenomena Halo Matahari

Fenomena halo tidak hanya terjadi pada bulan saat malan hari, melainkan juga terjadi pada matahari pada siang hari. Halo matahari adalah fenomena optik yang menghasilkan lingkaran cahaya di sekitar matahari.

Cahaya matahari yang melewati kristal-kristal es di atmosfer akan dibelokkan atau dibiaskan, sehingga menciptakan efek pelangi yang membentuk lingkaran sempurna mengelilingi matahari. Fenomena ini mirip dengan pelangi, namun mekanisme pembentukannya sedikit berbeda.

Warna yang dominan pada halo ini adalah putih, namun terkadang juga terlihat warna merah muda atau oranye di bagian dalam lingkaran. Selain halo matahari berbentuk lingkaran penuh, terdapat beberapa jenis halo matahari lainnya, seperti halo 46 derajat dan titik sungkup.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya