Para Peneliti Temukan Jejak Gua di Bawah Permukaan Bulan

Meskipun demikian, masih ada penelitian lebih lanjut untuk membuat pangkalan di gua bulan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Jul 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 03:00 WIB
Teori konspirasi tentang bulan (2)
Alex Collier mengaku mengetahui sejarah terbentuknya bulan berdasarkan komunikasi telepati dari tata surya lain. (Sumber Alex Collier via secretfiles.com)

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti menemukan bukti adanya gua bawah tanah di bulan. Menariknya, gua yang diyakini berukuran besar tersebut juga dapat diakses dari permukaan.

Penemuan gua bawah tanah ini membuka peluang untuk menjadi lokasi utama untuk membangun pangkalan bulan di masa depan. Melansir laman Nature Astronomy pada Kamis (18/07/2024), temuan ini diidentifikasi melalui gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA pada 2010 dari sebuah lubang di Mare Tranquillitatis.

Mare Tranquillitatis atau Laut Ketenangan merupakan dataran lava kuno. Tempat ini menjadi lokasi astronaut Apollo 11 Neil Armstrong dan Buzz Aldrin pertama kali menginjakkan kaki di Bulan lebih dari setengah abad yang lalu.

Analisis data radar yang dikumpulkan oleh wahana pengintai Bulan LRO milik NASA mengungkapkan bahwa lubang Mare Tranquillitatis, lubang terdalam yang diketahui di Bulan, mengarah ke sebuah gua selebar 45 meter dan panjang hingga 80 meter. Area ini luasnya setara dengan 14 lapangan tenis.

Gua yang berhasil ditemukan bagaikan atap kaca yang terhubung ke gua bawah tanah seperti tabung lava, terowongan bawah tanah raksasa yang terbentuk melalui proses vulkanik.

Gua tersebut terletak sekitar 150 meter di bawah permukaan Bulan. Gambar-gambar sebelumnya yang diambil dari LRO menunjukkan bahwa dasar lubang Mare Tranquillitatis dipenuhi batu-batu besar selebar 10 meter.

Namun tidak jelas apakah lubang itu tertutup atau berfungsi sebagai titik masuk ke gua bawah tanah, seperti tabung lava yang atapnya runtuh. Pengorbit Bulan pertama kali menemukan lubang di Bulan lebih dari satu dekade lalu.

Iklim yang ada di dalam gua diklaim lebih sejuk dibandingkan pada permukaan Bulan. Sebagai informasi, permukaan Bulan memiliki perbedaan suhu yang besar pada siang dan malam.

Permukaan Bulan dapat memanas dengan suhu mencapai 127 derajat Celsius di siang hari dan -173 derajat Celsius di malam hari. Sementara di dalam gua, suhu yang ada cukup konsisten dan hangat, yakni sebesar 17 derajat Celsius.

Hingga saat ini, setidaknya 200 lubang telah ditemukan di Bulan. Banyak lubang yang ditemukan di ladang lava, ada kemungkinan merupakan pintu masuk ke terowongan lava bawah tanah yang sangat dalam.

Para ilmuwan meyakini gua tersebut tampak ideal untuk dijadikan pangkalan luar angkasa. Gua tersebut berpotensi untuk ditinggali manusia selama di Bulan dalam 20 hingga 30 tahun ke depan.

Meskipun demikian, masih ada penelitian lebih lanjut untuk membuat pangkalan di gua bulan.

(Tifani)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya