Liputan6.com, Jakarta - Luar angkasa tampak gelap dan misterius meskipun terdapat matahari dan jutaan bintang lainnya. Salah satu pertanyaan umum yang sering muncul adalah mengapa ruang angkasa tampak gelap, meskipun ada matahari yang memancarkan cahaya.
Secara umum, fenomena ini terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi cara cahaya menyebar dan diterima di luar angkasa. Dikutip dari laman The National Aeronautics and Space Administration (NASA) pada Kamis (08/08/2024), berikut sederet alasan luar angkasa gelap, meskipun ada matahari.
1. Prinsip Dasar Cahaya dan Kegelapan
Advertisement
Baca Juga
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang bergerak melalui ruang. Ketika cahaya matahari mengenai objek, cahaya tersebut dapat dipantulkan atau diserap oleh objek tersebut.
Namun, luar angkasa hampir sepenuhnya kosong dan tidak memiliki atmosfer. Tanpa medium untuk menyebarkan cahaya, cahaya matahari tidak dapat tersebar ke seluruh ruang angkasa.
Hal ini menyebabkan daerah-daerah di luar angkasa tampak gelap, terutama di ruang antar bintang dan antar galaksi.
2. Pengaruh Atmosfer
Luar angkasa terlihat gelap tidak seperti langit siang di Bumi yang biru. Fenomena ini disebabkan perbedaan dalam cara cahaya berinteraksi dengan atmosfer dan ruang hampa.
Pada siang hari di bumi, cahaya matahari mengenai molekul-molekul di atmosfer bu alasmi dan tersebar ke segala arah. Proses penyebaran ini disebut sebagai penyebaran Rayleigh, akibatnya langit terlihat biru.
Namun saat malam hari, tidak ada sumber cahaya dekat seperti matahari. Artinya, tidak ada sumber yang bisa menyebarkan cahaya. Hal yang sama juga terjadi di bulan yang tidak memiliki atmosfer, oleh karena itu, luar angkasa terlihat gelap.
Paradoks Olbers
3. Paradoks Olbers
Mengapa langit malam tidak bersinar terang padahal ada cahaya dari bintang-bintang? Fenomena ini adalah paradoks Olbers. Usia alam semesta ini relatif muda, yakni sekitar 13 miliar tahun.
Meskipun itu terdengar sangat lama dalam skala manusia, dalam skala astronomi, usia ini masih tergolong muda. Akibatnya, cahaya dari bintang-bintang yang berjarak lebih dari sekitar 13 miliar tahun cahaya belum mencapai bumi.
Luar angkasa terlihat gelap karena cahaya dari bintang-bintang yang berjarak lebih dari sekitar 13 miliar tahun cahaya belum mencapai bumi. Hal ini berarti hanya bintang-bintang dalam jarak tersebut yang dapat kita lihat karena cahayanya sudah cukup waktu untuk sampai ke kita.
Di luar jarak ini, ada banyak ruang di antara bintang-bintang yang terlalu jauh sehingga cahayanya belum terdeteksi. Seiring berjalannya waktu, lebih banyak cahaya dari bintang-bintang yang lebih jauh akan mencapai bumi.
Hal ini memperluas gelembung bintang-bintang yang terlihat di langit. Saat ini, batas jarak sekitar 13 miliar tahun cahaya adalah faktor utama yang membuat beberapa bagian langit atau luar angkasa tampak gelap.
4. Absennya Sumber Cahaya Lokal
Di luar angkasa, tidak ada sumber cahaya lokal yang cukup kuat untuk menerangi ruang di antara bintang-bintang atau galaksi. Sebagian besar cahaya yang kita lihat berasal dari sumber yang sangat jauh, seperti bintang-bintang atau galaksi.
Di antara sumber-sumber cahaya tersebut, ruang angkasa tidak memiliki cahaya yang cukup untuk menerangi keseluruhan ruang yang ada di sekitarnya. Inilah sebabnya mengapa ruang angkasa tampak gelap, kecuali di tempat di mana terdapat sumber cahaya yang sangat terang, seperti bintang atau nebula.
Advertisement
Fenomena Kosmik
5. Fenomena Kosmik dan Penyerapan Cahaya
Selain itu, beberapa fenomena kosmik juga dapat mempengaruhi penampilan kegelapan ruang angkasa. Debu dan gas di ruang angkasa, meskipun relatif sedikit, dapat menyerap dan menghamburkan cahaya yang melewati mereka.
Fenomena ini, yang dikenal sebagai penyerap kosmik, dapat menyebabkan beberapa bagian ruang angkasa tampak lebih gelap karena cahaya yang terhalang atau diserap oleh materi antar bintang.
6. Efek Doppler
Selain itu, efek Doppler terjadi karena bintang-bintang dan galaksi-galaksi bergerak menjauh dari kita akibat ekspansi alam semesta. Dirangkum dari laman Britannica, cahaya yang dipancarkan oleh objek-objek ini mengalami pergeseran menjadi merah karena kecepatan pergerakan mereka yang menjauh.
Akibatnya, cahaya ini bergeser keluar dari rentang spektrum cahaya yang dapat kita lihat, berubah menjadi inframerah. Sebagai hasilnya, meskipun luar angkasa sebenarnya penuh dengan objek cahaya, cahaya ini tidak terlihat oleh mata manusia karena telah bergeser ke luar dari spektrum yang dapat kita deteksi.
Hal inilah yang menyebabkan luar angkasa tampak gelap ketika diamati dari bumi.
(Tifani)