Liputan6.com, Beirut - Pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan pada hari Jumat (25/10) bahwa tentara Israel menembaki salah satu pos pengamatan mereka di Lebanon selatan pekan ini, seraya menambahkan bahwa situasi keamanan "sangat menantang" di tengah serangan tak dikenal lainnya.
"IDF (tentara Israel) menembaki sebuah pos pengamatan di dekat desa perbatasan Dhayra pada hari Selasa (22/10)," demikian sebuah pernyataan dari United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) atau Pasukan Sementara PBB di Lebanon, seraya menambahkan "para penjaga tugas mundur untuk menghindari tembakan."
Baca Juga
Secara terpisah, dilaporkan tiga insiden tembakan tak dikenal yang berdampak pada posisi, tim, dan kendaraan UNIFIL pekan ini, seraya menambahkan tidak ada pasukan penjaga perdamaian yang terluka tetapi menyebut situasi keamanan "sangat menantang."
Advertisement
"Sejak awal Oktober, pasukan penjaga perdamaian telah mengamati bentrokan di darat di atau sekitar" belasan desa dan kota Lebanon selatan, kata UNIFIL, mencatat "tembakan roket dari Lebanon dan serangan udara dan artileri berat dari Israel terus berlanjut."
"Militer Israel telah berulang kali menuntut UNIFIL untuk mengosongkan posisinya... dan dengan sengaja merusak peralatan kamera, lampu, dan komunikasi di beberapa posisi", kata pasukan PBB itu.
"Meskipun ada tekanan yang diberikan pada misi dan negara-negara penyumbang pasukan kami, pasukan penjaga perdamaian tetap berada di posisi dan bertugas," tambah pihak UNIFIL dalam pernyataannya.
"Semua aktor diingatkan tentang kewajiban mereka untuk menghindari tindakan yang membahayakan pasukan penjaga perdamaian atau warga sipil."
Dalam pernyataan yang disampaikan pada hari Jumat (25/10), UNIFIL mengatakan dua pasukan penjaga perdamaian Indonesia yang terluka pada tanggal 10 Oktober ketika "menara observasi di markas besar UNIFIL di Naqura terkena tembakan tank Israel" kembali bertugas setelah "menghabiskan tiga hari dalam perawatan intensif."
Sebagai informasi, UNIFIL awalnya dibentuk pada tahun 1978 untuk memantau penarikan pasukan Israel setelah mereka menyerbu Lebanon. Pasukan tersebut memiliki sekitar 10.000 penjaga perdamaian dari sekitar 50 negara yang ditempatkan di Lebanon selatan.