Elon Musk dan X Disebut Jadi Pusat Penyebaran Disinformasi Pemilu Amerika Serikat

Musk telah secara blak-blakan memberikan dukungannya kepada Trump dalam Pilpres AS 2024.

oleh Tim Global diperbarui 06 Nov 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2024, 13:00 WIB
CEO Tesla and Space Elon Musk dalam acara kampanye Donald Trump di Butler Farm Show, Pennsylvania, Amerika Serikat pada Sabtu (5/10/2024).
CEO Tesla and Space Elon Musk dalam acara kampanye Donald Trump di Butler Farm Show, Pennsylvania, Amerika Serikat pada Sabtu (5/10/2024). (Dok. AP/Alex Brandon)

Liputan6.com, Washington, DC - Berita palsu atau menyesatkan mengenai pemilu Amerika Serikat (AS) yang disebarkan oleh taipan Elon Musk berhasil menembus 2 miliar penayangan di platform media sosial X pada tahun ini. Demikian menurut laporan kelompok nirlaba Center for Countering Digital Hate.

Para ahli pemilu dan disinformasi pada Senin (4/11), menyatakan bahwa platform tersebut juga berperan penting dalam memfasilitasi penyebaran informasi hoaks terkait negara bagian kunci yang berpotensi mempengaruhi hasil pemilihan presiden.

Seorang juru bicara X menuturkan bahwa fitur Catatan Komunitas yang ada pada X memungkinkan pengguna menambahkan konteks tambahan pada sebuah unggahan. Fitur ini dianggap lebih efektif membantu warganet mengidentifikasi konten hoaks dibandingkan dengan memberikan label peringatan biasa.

Sejak mengambil alih perusahaan yang dulu dikenal sebagai Twitter, Musk membatasi moderasi konten dan memecat ribuan karyawan.

"Musk,yang memiliki hampir 203 juta pengikut dapat menciptakan efek jaringan, di mana konten di X menyebar ke platform media sosial dan aplikasi pesan lainnya seperti Reddit dan Telegram," kata Kathleen Carley, profesor ilmu komputer di Universitas Carnegie Mellon dan pakar disinformasi seperti dilansir VOA Indonesia, Rabu (6/11). "X berfungsi sebagai penghubung antarplatform."

Menurut laporan Pusat Penanggulangan Kebencian Digital, setidaknya 87 unggahan Musk tahun ini menyebarkan klaim tentang Pemilu AS yang telah dinilai salah atau menyesatkan oleh pemeriksa fakta, dengan total mencapai 2 miliar penayangan.

Di Pennsylvania, salah satu dari tujuh negara bagian kunci, beberapa pengguna X salah mengartikan tindakan administrator pemilu setempat yang menandai formulir pendaftaran pemilih yang tidak lengkap dan tidak akan diproses. Mereka menggambarkan peristiwa itu sebagai campur tangan pemilu. Hal ini disampaikan oleh direktur eksekutif Pennsylvania di Common Cause Philip Hensley-Robin dalam jumpa pers pada Senin (4/11).

Common Cause adalah organisasi nonpartisan yang mengadvokasi pemerintahan yang transparan dan hak suara bagi semua.

"Beberapa akun X menyiratkan adanya kecurangan pemilih, padahal kami tahu dengan jelas bahwa pejabat pemilu dan administrator di semua daerah kami mematuhi aturan, sehingga hanya pemilih yang memenuhi syarat yang dapat memberikan suara," kata Hensley-Robin.

Cyabra, sebuah firma yang menggunakan AI untuk mendeteksi disinformasi daring, mengatakan pada Senin bahwa sebuah akun X dengan 117.000 pengikut berperan penting dalam menyebarkan video hoaks yang mengklaim menunjukkan surat suara Donald Trump yang dikirim melalui pos di Pennsylvania dihancurkan.

Juru bicara X mengatakan pihaknya telah mengambil tindakan terhadap sejumlah akun yang membagikan video tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya