Liputan6.com, Jakarta - Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) mencuri perhatian setelah berhasil menemukan tiga galaksi yang menarik perhatian para astronom. Galaksi raksasa misterius ini dijuluki ‘Red Monster’ atau galaksi monster merah.
Melansir laman Live Science pada Rabu (20/11/2024), penemuan galaksi baru ini dilakukan oleh tim ilmuwan internasional yang dipimpin Universitas Jenewa di Swiss dan Universitas Bath di Inggris. Galaksi-galaksi tersebut terbentuk kurang dari satu miliar tahun setelah Big Bang.
Masing-masing galaksi dari galaksi monster merah ini hampir sebesar Bima Sakti. Galaksi-galaksi ini terlihat merah di gambar JWST karena kandungan debu yang sangat tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Atas alasan itulah galaksi tersebut mendapatkan julukan ‘Red Monster’ atau galaksi monster merah. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembentukan bintang di awal alam semesta jauh lebih cepat dari yang sebelumnya diperkirakan.
Hingga saat ini, ilmuwan percaya bahwa galaksi terbentuk perlahan-lahan di dalam materi gelap. Namun, hasil penelitian ini membuka wawasan baru bahwa galaksi besar dapat muncul dalam waktu singkat setelah Big Bang.
Keberadaan galaksi-galaksi monster merah ini memberikan wawasan penting mengenai pembentukan galaksi di alam semesta awal, serta proses evolusi struktur besar di kosmos. Penemuan ini juga menantang pandangan yang telah diterima sebelumnya mengenai bagaimana galaksi terbentuk dan berkembang, serta memberikan petunjuk baru mengenai peran materi gelap dan debu dalam proses tersebut.
Pembentukan Galaksi
Sebagian besar teori pembentukan galaksi yang diterima oleh ilmuwan sebelum penemuan ini berfokus pada proses yang sangat bertahap, di mana galaksi-galaksi terbentuk di dalam materi gelap yang sangat besar. Materi gelap adalah substansi misterius yang tidak dapat langsung dilihat, tetapi diperkirakan memiliki massa yang sangat besar dan berperan dalam membentuk struktur besar di alam semesta.
Materi gelap ini berfungsi sebagai “kerangka” yang memberikan gravitasi untuk menarik gas dan materi lainnya, kemudian berinteraksi untuk membentuk galaksi. Dalam model yang lebih lama, pembentukan galaksi dimulai setelah Big Bang, sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu.
Ketika alam semesta mulai mendingin setelah ledakan besar itu, materi yang lebih ringan, seperti hidrogen dan helium, mulai terakumulasi. Di beberapa tempat, materi ini mulai berkumpul karena tarikan gravitasi.
Proses ini terjadi dalam waktu yang sangat lama, kemudia seiring materi saling bertabrakan, mengendap, dan membentuk serupa halo pada materi gelap yang besar. Di dalam materi gelap ini, gas dan debu berputar dan mengumpul, membentuk bintang-bintang dan sistem bintang yang akhirnya berkembang menjadi galaksi.
Proses ini sangat lambat dan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang. Galaksi-galaksi besar terbentuk melalui akresi materi secara perlahan, dengan interaksi dan merger antar galaksi yang lebih kecil, serta akumulasi debu dan gas dari materi gelap.
Advertisement
Penemuan Galaksi Monster Merah
Namun, temuan tiga galaksi monster merah oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) memberikan wawasan baru yang menantang pandangan tersebut. Galaksi-galaksi ini terbentuk kurang dari satu miliar tahun setelah Big Bang, sebuah periode yang dikenal sebagai Era Rekombinasi atau Epoch of Reionization, ketika alam semesta masih sangat muda.
Galaksi-galaksi ini, yang hampir sebesar Bima Sakti, menunjukkan bahwa pembentukan galaksi dapat terjadi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Para ilmuwan kini berpendapat bahwa proses pembentukan galaksi besar tidak selalu memerlukan waktu yang lama.
Sebaliknya, galaksi-galaksi monster merah ini dapat terbentuk dalam waktu yang relatif singkat, hanya dalam beberapa ratus juta tahun setelah Big Bang.
(Tifani)