DK PBB Serukan Proses Politik yang Inklusif Usai Pemberontak Suriah Digulingkannya Bashar al-Assad

DK PBB juga menyerukan agar Suriah dan sejumlah negara tetangga bisa menahan diri agar menciptakan situasi yang kondusif.

oleh Tim Global diperbarui 19 Des 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 19 Des 2024, 20:40 WIB
Rayakan Tumbangnya Rezim Bashar al-Assad, Warga Suriah di Berbagai Negara Turun ke Jalan
Pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islamis menggulingkan penguasa lama Suriah, Bashar al-Assad. Tampak dalam foto, anggota komunitas Suriah melambaikan bendera Suriah dan menyalakan suar pada tanggal 8 Desember 2024 di Berlin, Jerman, untuk merayakan berakhirnya kekuasaan rezim Bashar al-Assad. (RALF HIRSCHBERGER/AFP)

Liputan6.com, Damaskus - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Selasa (17/12/2024) menyerukan agar proses politik yang "inklusif dan dipimpin oleh Suriah" diberlakukan setelah digulingkannya Bashar al-Assad, dengan mengatakan bahwa rakyat negara itu harus diizinkan untuk menentukan masa depan mereka sendiri.

Dalam pernyataan persnya, Dewan Keamanan -- yang mencakup baik Rusia, sekutu Assad, dan Amerika Serikat -- juga menyerukan agar Suriah dan negara-negara tetangganya untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat merusak keamanan kawasan, dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (19/12).

"Proses politik ini harus memenuhi aspirasi yang sah dari semua warga Suriah, melindungi mereka semua dan memungkinkan mereka untuk secara damai, mandiri dan demokratis menentukan masa depan mereka sendiri," ungkap pernyataan tersebut.

Anggota dewan juga "menegaskan kembali komitmen kuat mereka terhadap kedaulatan, kemerdekaan, persatuan dan integritas wilayah Suriah dan menyerukan sepada semua negara untuk menghormati prinsip-prinsip ini."

 

DK PBB Minta Suriah dan Negara Tetangga Saling Menahan Diri

Rayakan Tumbangnya Rezim Bashar al-Assad, Warga Suriah di Berbagai Negara Turun ke Jalan
Kekuasaan keluarga Assad di Suriah runtuh dengan sangat cepat setelah kelompok pemberontak keluar dari wilayah yang dikuasainya. Tampak dalam foto, anggota komunitas Suriah memegang bendera oposisi Suriah saat mereka berkumpul pada tanggal 8 Desember 2024 di Sergel's Square di Stockholm, Swedia. (Jonas EKSTROMER/TT News Agency/AFP)

Pada akhir pernyataan, Dewan Keamanan PBB "menekankan perlunya Suriah dan negara-negara tetangganya untuk saling menahan diri dari tindakan atau campur tangan apa pun yang dapat merusak keamanan satu sama lain."

Pernyataan itu disampaikan tak lama setelah utusan PBB untuk Suriah memperingatkan bahwa konflik belum berakhir, bahkan setelah Assad pergi. Ia menyoroti bentrokan antara kelompok yang didukung Turki dan Kurdi di utara Suriah.

Geir Pedersen, utusan khusus PBB untuk Suriah, juga menyerukan kepada Dewan Keamanan agar Israel "menghentikan semua aktivitas permukiman di Golan, Suriah" dan mengatakan bahwa diakhirinya sanksi terhadap Suriah akan menjadi kunci untuk membantu negara itu.

Infografis Pemerintah Suriah Ambil Alih Aleppo
Aleppo, Kota Terbesar Kedua di Suriah Diambil Alih Rezim Assad (Liputan6.com/Trieyas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya