Liputan6.com, Jakarta - Studi terbaru mengungkapkan bahwa bermain video game dapat memberikan dampak positif pada kecerdasan anak. Studi yang dilakukan pada tahun 2022 ini menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih sering bermain gim mengalami peningkatan kecerdasan, meskipun perbedaannya terbilang kecil.
Melansir laman Science Alert pada Senin (30/12/2024), video game dapat membantu anak-anak melatih kemampuan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan beradaptasi dengan cepat. Aktivitas ini melibatkan stimulasi kognitif yang dapat mendorong perkembangan otak, terutama dalam aspek visual dan spasial.
Namun, studi ini tidak membedakan jenis video game yang dimainkan, baik gim hp maupun konsol, sehingga manfaat spesifik dari masing-masing jenis gim belum diketahui. Penelitian ini melibatkan 9.855 anak berusia 9 sampai 10 tahun di Amerika Serikat yang tercatat dalam studi jangka panjang ABCD (Adolescent Brain Cognitive Development).
Advertisement
Baca Juga
Mereka rata-rata menghabiskan waktu 2,5 jam sehari menonton televisi atau video online, 1 jam bermain video game, dan 30 menit bersosialisasi di internet. Dua tahun kemudian, peneliti meninjau data dari 5,000 anak dalam kelompok ini.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang bermain video game lebih lama mengalami peningkatan IQ sebesar 2,5 poin dibandingkan peningkatan rata-rata anak lainnya. Peningkatan IQ ini diukur melalui tes yang melibatkan kemampuan membaca, pemrosesan visual-spasial, memori, fleksibilitas berpikir, dan pengendalian diri.
Perlu dipahami bahwa studi ini hanya meneliti anak-anak dari AS, mengingat kondisi anak dari wilayah lain pasti sangat berbeda. Namun studi ini tetap memberikan wawasan baru tentang hubungan bermain video game dengan IQ anak.
Studi yang diterbitkan di Scientific Reports ini juga menemukan bahwa aktivitas layar lain, seperti menonton TV atau menggunakan media sosial, tidak memiliki dampak positif maupun negatif pada kecerdasan anak-anak. Hal ini menegaskan bahwa jenis aktivitas digital yang dilakukan sangat memengaruhi dampak yang dihasilkan pada perkembangan anak.
Namun, peneliti juga mengingatkan bahwa studi ini hanya fokus pada kecerdasan anak, dan tidak mencakup efek dari kebiasaan layar pada aspek lain seperti aktivitas fisik, tidur, kesejahteraan emosional, atau prestasi akademik. Penelitian ini masih memerlukanlebih banyak studi untuk memahami hubungan antara kebiasaan bermain video game, faktor lingkungan, dan perkembangan otak anak.
(Tifani)