Irak Kembali Menuding Kuwait

Irak menuding Kuwait sebagai negara yang bersekongkol dengan Amerika serikat selama Perang Teluk. Irak juga mengklaim telah memenangkan perang 43 hari tersebut.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Jan 2001, 09:14 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2001, 09:14 WIB
170101aLNIrak.jpg
Liputan6.com, Baghdad: Deputi Perdana Menteri Irak Tareq Aziz mengecam Kuwait sebagai negara yang bersekongkol dengan Amerika Serikat selama Perang Teluk berlangsung. Karena itu, Kuwait harus dihukum karena bersekongkol dengan musuh-musuh negara Arab. Pernyataan keras Tareq Aziz tersebut disampaikan dalam peringatan satu dasawarsa Perang Teluk 16-28 Februari 1991 di Baghdad, Selasa (16/1).

Sementara ini, 5.000 personel dari AS dan Inggris masih menjaga daerah perbatasan Kuwait dan Irak. Kendati begitu, Tareq Aziz menekankan, Irak adalah pemenang Perang Teluk. Buktinya, kata dia, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat mesti angkat kaki dari ajang perang 43 hari itu. Selain itu, kata Tareq Aziz, bila pemerintahan AS yang baru di bawah Presiden George W. Bush mengubah kebijakannya, Irak bersedia bekerja sama.

Sementara itu, kondisi sosial-psikologis warga Kuwait pasca Perang Teluk dilaporkan belum pulih. Bangsa Kuwait masih merasa kehilangan karena ratusan warga dan sanak keluarga serta 600 orang tawanan perang belum diketahui nasibnya. Perang Teluk telah menewaskan 300 orang warga Kuwait dan menghanguskan 720 tambang minyak.(YYT/Ula)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya