Skandal Video Porno, Kim Jong-un Eksekusi Mati Mantan Kekasih?

Nama Hyon Song-wol, penyanyi populer Korea Utara, kali pertama mendunia saat beredar foto Kim Jong-un dengan seorang perempuan berambut cepak, yang dikira dirinya, dalam sebuah pagelaran seni Juli 2012 lalu.

Perkiraan itu salah total. Belakangan diketahui perempuan tersebut adalah adalah Ri Sol-ju, istri resmi Sang Pemimpin Tertinggi, yang juga seorang penyanyi.  

Hyon Song-wol kini kembali jadi bahan berita. Bukan soal hubungannya dengan Kim Jong-un. Ia dikabarkan ditahan bersama 11 seniman lain atas tuduhan melanggar UU Antipornografi pada 17 Agustus 2013 lalu.

Koran terbitan Korea Selatan, Chosun Ilbo mengabarkan 12 tahanan tersebut dieksekusi mati dengan berondongan senapan mesin 3 hari kemudian. Sejumlah anggota kelompok musik populer Korut, juga keluarga para terpidana mati dipaksa untuk menyaksikan adegan berdarah itu.

Lantas, mereka yang menjadi saksi eksekusi segera dijebloskan ke kamp tahanan. Atas tuduhan terlibat dalam kejahatan tersebut.

"Mereka dieksekusi dengan senapan mesin. Sejumlah personel utama Unhasu Orchestra, Wangjaesan Light Band, dan  Moranbong Band, juga sejumlah anggota keluarga para tahanan menyaksikannya," kata seorang sumber dari China kepada Chosun Ilbo, seperti dimuat Telegraph, 29 Agustus 2013.

Sementara 12 orang yang ditahan adalah penyanyi, musisi, dan penari Unhasu Orchestra -- tempat Hyon Song-wol menjadi penyanyi dan personel Wanghaesan Light Band yang dituduh membuat video seks dan menjual rekamannya ke China.

Laporan juga menyebut, dua band tersebut dibubarkan sebagai akibat dari skandal tersebut.

Sejumlah musisi juga ketahuan memiliki kitan suci Injil saat ditahan -- sesuatu yang dilarang di Korut yang komunis. Para tahanan diperlakukan sebagai pembangkang.

Padahal, Hyon Song-wol dan bandnya terkenal mempopolerkan lagu-lagu patriotik Korut. Popularitas mereka memuncak pada 2005 dengan lagu  "Excellent Horse-Like Lady" -- tentang pekerja perempuan teladan yang bekerja keras tak kenal lelah bak kuda.

Cinta Terlarang

Berdasarkan laporan intelijen Korea Selatan, sepuluh tahun lalu Kim Jong-un lulus kuliah di Bern, Swiss, dan pulang ke negara asalnya. Saat itulah ia bertemu Hyon Song-wol dan memadu kasih.

Menurut kabar, Kim Jong-il, ayah Jong-un, sempat menentang hubungan keduanya.  

Song Wol pun menikah dengan perwira militer Korea Utara dan memiliki satu anak. Namun, setelah menikah pun, perempuan ayu itu masih kerap bertemu dengan Kim Jong-un. Mereka diduga menjalani cinta terlarang.

Istri Kim, Ri Sol-ju juga pernah menjadi anggota Unhasu Orchestra. Dan ia dilaporkan keberatan dengan masa lalu suaminya itu. Juga profil bekas pacar yang populer di negara paling tertutup di dunia itu.

Istri Cemburu?

Tak hanya mantan kekasihnya, Kim Jong-un juga dilaporkan menyingkirkan ibu tirinya, Kim Ok dari jabatan pejabat senior departemen keuangan dan akuntansi Partai Buruh Korea. Bungsu mendiang Kim Jong-il itu diyakini sedang berusaha memperkuat pengaruhnya.

Apapun, sang ibu tiri jauh lebih beruntung dari Kim Chol, petinggi militer Korut yang dieksekusi dengan tembakan mortir pada Oktober 2012 lalu.

Kim Chol dilaporkan dieksekusi karena karena minum dan pesta pora selama masa berkabung resmi pascakematian Kim Jong -il. Kim Jong-un yang murka memerintahkannya dilenyapkan "tanpa jejak bahkan rambut sekalipun". Yang diterjemahkan para bawahannya sebagai eksekusi dengan mortir.

Sama dengan dua pejabat itu, ahli soal Korut juga yakin, Hyon Song-wol dieksekusi karena "alasan politis".

"Jika benar orang-orang ini membuat video porno, tak masuk akal hukumannya adalah eksekusi," kata Toshimitsu Shigemura dari Universitas Waseda, Tokyo. "Paling-paling mereka hanya akan dipenjara dan dilenyapkan. Pasti ada alasan politis di balik ini."

Hyon Song-wol dan kelompoknya bisa jadi condong ke sebuah faksi yang berseberangan dengan pemerintah.

"Atau karena istri Kim Jong-un berasal dari grup yang sama. Bisa jadi eksekusi ini lebih tentang istri Kim," kata Shigemura.

Belum ada konfirmasi pihak Korut terkait kabar yang sudah mendunia lewat sejumlah media massa internasional ini.(Ein)