Atap Supermarket Ambruk dan Tewaskan 54 Orang, PM Latvia Mundur

Runtuhnya atap supermarket di Latvia tak hanya mengakibatkan 54 nyawa melayang, tapi juga mampu membuat sebuah pemerintahan jatuh.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 27 Nov 2013, 19:50 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2013, 19:50 WIB
pm-latvia-mundur131127c.jpg
... Selengkapnya
Runtuhnya atap supermarket Maxima di Riga, ibukota Latvia tak hanya mengakibatkan 54 nyawa melayang, tapi juga mampu membuat sebuah pemerintahan jatuh.

Perdana Menteri Latvia, Valdis Dombrovskis menyatakan pengunduran dirinya  dan seluruh anggota kabinet yang ia pimpin, usai rapat bersama Presiden Andris Berzins.

Portal berita Tvnet mengabarkan, keputusan mundur Dombrovskis terkait insiden ambruknya atap mal di Riga. "Negara ini membutuhkan pemerintahan yang bisa mengatasi situasi terkini pascainsiden," kata dia seperti dilansir BBC, Rabu (27/11/2013).

Sebelumnya, Presiden Berzins mengatakan, bencana di mal Maxima sebagai "pembunuhan" dan menyerukan ahli asing untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.

Kantor berita Delfi mengabarkan, sebelum mundur Dombrovskis bertemu presiden selama 1,5 jam. Saat itu, Presiden Berzins diduga meminta PM  bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

Hingga berita ini diturunkan, operasi penyelamatan di supermarket dihentikan. Tak ada lagi korban yang ditemukan di balik puing-puing. "Pasukan penyelamat telah melakukan penyisiran, namun tak ditemukan korban," kata Badan Pemadam Kebakaran dan SAR Latvia, seperti Liputan6.com kutip dari Voice of Russia hari ini.

Data terakhir menyebut, 54 orang tewas dan lebih dari 40 orang luka-luka akibat ambruknya atap supermarket. Atas insiden itu, Latvia menetapkan masa berkabung selama 3 hari.

[Lihat Video Mal di Latvia Ambruk, 21 Orang Tewas]

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Richards Kozlovskis mengatakan, polisi akan terus menyelidiki penyebab ambruknya atap supermarket.

"Kami menindaklanjuti penyelidikan 3 hal," kata Kozlovskis. Tiga hal itu adalah dugaan penyimpangan dari standar pada tahap perancangan, dalam pengawasan proyek, atau dalam proses konstruksi.

Juru bicara pengembang proyek, Marite Straume membantah pihaknya melakukan kesalahan dalam proses pembangunan. Para pekerja juga membantah dugaan bahwa penyebab rubuhnya atap adalah proyek pembuatan taman bermain di atasnya. Menurut para pekerja, setiap 1 meter persegi atap mampu menahan beban 1,5 ton -- kata mereka, itu berarti keseluruhan atap mampu menopang berat 6.000 ton.

Pusat Maxima perbelanjaan dibuka 2 tahun lalu, namun pekerjaan konstruksi terus dilakukan. Termasuk, lahan parkir bawah tanah yang dibangun di bawah supermarket. Sementara, apartemen bertingkat 9 didirikan tepat di sebelah mal.

Atap supermarket Maxima runtuh, Kamis 21 November petang, waktunya orang-orang berbelanja sepulang kerja. Tiga anggota pemadam kebakaran yang pertama kali merespons insiden ini ikut menjadi korban runtuhan atap susulan. Saat berupaya menyelamatkan para korban.

Ambruknya atap supermarket adalah tragedi terbesar sejak Latvia merdeka dari Uni Soviet pada 1991. (Ein/Yus)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya