Setelah serangkaian usaha yang gagal, upaya penyelamatan kapal dan 52 penumpangnya yang terjebak di lapisan es Antartika kembali dimulai Kamis ini.
"100 persen dari kami bebas. Terima kasih untuk semua," demikian tweet Chris Turney, dosen asal Australia yang terjebak bersama sekelompok ilmuwan, jurnalis, dan turis di dalam kapal lebih dari seminggu, seperti dikutip dari CNN, Kamis (2/1/2014).
Helikopter yang diberangkatkan dari kapal pemecah es milik China, telah memindahkan 12 orang pertama dari kapal yang terjebak ke kapal milik Australia -- yang akan membawa mereka semua keluar dari perairan Antartika.
Sementara, 40 penumpang lainnya diharapkan terangkut semua ke kapal milik Australia dalam serangkaian perjalanan bolak-balik Kamis ini.
Penyelamatan adalah bab terakhir dalam epik yang dimulai Malam Natal setelah kapal berbendera Rusia, MV Akademik Shokalskiy terjebak dalam lapisan es yang luar biasa tebal.
Upaya evakuasi tak bisa cepat dilaksanakan akibat kondisi yang berbahaya di wilayah itu.
Pada Kamis pagi, otoritas Australia mengatakan, rencana untuk melibatkan helikopter dan kapal tongkang ditunda karena pergeseran kondisi es .
Namun, kemungkinan menggunakan tongkang sebagai landasan disingkirkan, helikopter mendarat di helipad darurat di atas es dekat kapal yang terjebak, lalu terbang vertikal ke langit cerah.
Setelah semua penumpang mendarat selamat di kapal Australia, Aurora Australis, butuh waktu berminggu-minggu bagi mereka untuk tiba di Pelabuhan Hobart di Negeri Kanguru. Demikian ujar John Young dari Australian Maritime Safety Authority (AMSA).
"Mungkin pertengahan Januari," kata Young. Sebab, Aurora Australis masih harus menyelesaikan misinya memasok Casey Station, pangkalan Australia di Antartika, sebelum menuju Hobart.
Namun, pemilik Akademik Shokalskiy memutuskan untuk mempertahankan 22 kru asal Rusia -- dari total 74 orang -- tetap berada di kapal yang terjebak sampai lapisan es pecah dan mereka bisa bergerak kembali. "Kapal tersebut memiliki persediaan yang cukup untuk para kru 'untuk jangka waktu yang panjang'.
Ekspedisi yang dilakukan awak Akademik Shokalskiy untuk mengukur dampak perubahan iklim terhadap wilayah Antartika, dimulai pada 27 November .
Perjalanan kedua dimulai pada 8 Desember. Lalu, kapal terjebak dalam es 15 hari setelahnya. (Ein/Yus)
Baca juga:
2 Jurnalis Guardian Sudah 5 Hari Terjebak di Antartika
Ditemukan! Bukti Timbunan Berlian di Bawah Lapisan Es Antartika
Ahli Kuak Benua Hilang di Asia, Lebih Tua dari `Misteri` Atlantis
"100 persen dari kami bebas. Terima kasih untuk semua," demikian tweet Chris Turney, dosen asal Australia yang terjebak bersama sekelompok ilmuwan, jurnalis, dan turis di dalam kapal lebih dari seminggu, seperti dikutip dari CNN, Kamis (2/1/2014).
Helikopter yang diberangkatkan dari kapal pemecah es milik China, telah memindahkan 12 orang pertama dari kapal yang terjebak ke kapal milik Australia -- yang akan membawa mereka semua keluar dari perairan Antartika.
Sementara, 40 penumpang lainnya diharapkan terangkut semua ke kapal milik Australia dalam serangkaian perjalanan bolak-balik Kamis ini.
Penyelamatan adalah bab terakhir dalam epik yang dimulai Malam Natal setelah kapal berbendera Rusia, MV Akademik Shokalskiy terjebak dalam lapisan es yang luar biasa tebal.
Upaya evakuasi tak bisa cepat dilaksanakan akibat kondisi yang berbahaya di wilayah itu.
Pada Kamis pagi, otoritas Australia mengatakan, rencana untuk melibatkan helikopter dan kapal tongkang ditunda karena pergeseran kondisi es .
Namun, kemungkinan menggunakan tongkang sebagai landasan disingkirkan, helikopter mendarat di helipad darurat di atas es dekat kapal yang terjebak, lalu terbang vertikal ke langit cerah.
Setelah semua penumpang mendarat selamat di kapal Australia, Aurora Australis, butuh waktu berminggu-minggu bagi mereka untuk tiba di Pelabuhan Hobart di Negeri Kanguru. Demikian ujar John Young dari Australian Maritime Safety Authority (AMSA).
"Mungkin pertengahan Januari," kata Young. Sebab, Aurora Australis masih harus menyelesaikan misinya memasok Casey Station, pangkalan Australia di Antartika, sebelum menuju Hobart.
Namun, pemilik Akademik Shokalskiy memutuskan untuk mempertahankan 22 kru asal Rusia -- dari total 74 orang -- tetap berada di kapal yang terjebak sampai lapisan es pecah dan mereka bisa bergerak kembali. "Kapal tersebut memiliki persediaan yang cukup untuk para kru 'untuk jangka waktu yang panjang'.
Ekspedisi yang dilakukan awak Akademik Shokalskiy untuk mengukur dampak perubahan iklim terhadap wilayah Antartika, dimulai pada 27 November .
Perjalanan kedua dimulai pada 8 Desember. Lalu, kapal terjebak dalam es 15 hari setelahnya. (Ein/Yus)
Baca juga:
2 Jurnalis Guardian Sudah 5 Hari Terjebak di Antartika
Ditemukan! Bukti Timbunan Berlian di Bawah Lapisan Es Antartika
Ahli Kuak Benua Hilang di Asia, Lebih Tua dari `Misteri` Atlantis