TNI Tetap Tampil di Singapura, Menhan: Kita Tunjukkan pada Dunia

TNI AU tetap tampil di Singapore Airshow meski pihak Singapura membatalkan undangan untuk para pejabat militer Indonesia.

oleh Riz diperbarui 11 Feb 2014, 18:55 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2014, 18:55 WIB
tni-au-singapura-140211c.jpg

Meski pihak Singapura membatalkan undangan kehadiran Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Purn Sjafrie Sjamsoeddin dan jajaran pejabat Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada acara Singapore Airshow, namun tim akrobatik Angkatan Udara Indonesia tetap diberikan kesempatan untuk unjuk gigi pada pameran kedirgantaraan tersebut.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan tim Jupiter Aerobatic telah tiba di Singapura terlebih dahulu dan tetap melaksanakan pameran atraksi udara sesuai dengan jadwal yang telah diberikan.

"Pesawat kita sudah ada di sana dan sudah latihan di sana. Kita sudah cek tidak ada pembatalan. Jadi ya kita teruskan di sana. Karena dengan adanya Jupiter Aerobatic Team itu, kita juga ingin menunjukkan kepada dunia internasional kehebatan dan kemampuan dari pilot-pilot tempur kita. Dan mereka (Pemerintah Singapura) tidak membatalkan atraksi udara dari Indonesia," ujar Purnomo di Jakarta, seperti dimuat VOA Indonesia, Selasa (11/2/2014).

Hal senada juga disampaikan Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul. Dia menjelaskan, pihak TNI menyiapkan 8 pesawat tim Jupiter Aerobatic yang tampil dalam Singapore Airshow.

"Karena kita disiapkan dan sudah masuk dalam jadwal acara itu, sehingga tidak berubah. Tidak ada pembatalan. Masih lanjut. Acara mulai pada hari ini (11 Februari) hingga Rabu. Biasanya kita mengisi dan menyiapkan 8 pesawat. Tapi 2 cadangan, 6 yang tampil," kata Purnomo.

Iskandar mengatakan, pihak Singapura rutin mengundang Indonesia untuk hadir di Singapore Airshow. Pameran kedirgantaraan itu, menurut Iskandar, menjadi referensi pemerintah Indonesia dalam melihat perkembangan teknologi peralatan tempur khususnya pesawat militer yang dipamerkan oleh masing-masing negara.

Pameran dirgantara Singapura atau Singapore Airshow 2014 dibuka secara resmi pada Selasa di Pusat Pameran Changi. Tidak ada satu pun pejabat militer Indonesia yang datang, menyusul ketegangan soal penamaan kapal Angkatan Laut TNI yang baru, yakni KRI Usman-Harun yang diprotes Singapura.

Usman-Harun adalah gabungan 2 nama, yaitu Sersan Dua Usman Janatin dan Kopral Harun Said yang meledakkan bom di Singapura, menewaskan 3 orang dan melukai puluhan lainnya pada 1965.

Keduanya merupakan anggota Korps Komando Operasi (KKO) --kini disebut Marinir-- yang ditugaskan membom pusat keramaian di Singapura. Peristiwa itu terjadi di tengah konfrontasi Indonesia dan Malaysia. Ketika itu, Singapura merupakan wilayah bagian Malaysia. Pemerintah Singapura saat itu menangkap keduanya kemudian dieksekusi dengan cara digantung pada 17 Oktober 1968.

Sebelumnya, dijadwalkan pejabat militer Indonesia yang hadir di antaranya adalah Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Purn Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Ida Bagus Putu Dunia.

Pejabat Militer RI Batal Hadir

Menhan Purnomo menyatakan, pihak Singapura yang membatalkan kehadiran pejabat militer Indonesia untuk hadir di acara itu. [Baca: Tanpa Anak Buah, Panglima TNI Tolak Undangan Singapura]

"Karena undangannya itu kan dibatalkan, jadi ya tidak bisa datang. Sebelumnya 1 buat Wamenhan, dan pejabat tinggi TNI. Kalau alasannya apa ya tanyakan pada mereka, kan kita tidak membuat sesuatu itu menjadi complicated," ujarnya.

Dia menegaskan, jika memang alasan pembatalan undangan itu karena penamaan KRI Usman-Harun, hal itu sudah menjadi sesuatu yang pasti buat pemerintah Indonesia.

"Kalau soal penamaan KRI Usman-Harun itu sudah final. Pemerintah sudah menamakan itu dan kita lakukan. Penamaan itu sudah melalui proses yang panjang. Kapal-kapal KRI kita, terutama jenis fregat itu dinamai dengan nama-nama pahlawan. Dan salah satunya adalah KRI Usman-Harun. Kedua negara (Indonesia Singapura) memang mempunyai perspektif yang berbeda, tapi kita sudah menjelaskan kepada mereka. Dan alasan kita kuat," tandas Purnomo. (Riz/Sss)

Baca juga:

`Sengketa` KRI Usman-Harun
Sosok Usman dan Harun di Balik Ketegangan RI-Singapura
Penamaan Usman-Harun Sesuai Prosedur, RI Tak Perlu Menjelaskan
25 Tahun Kerja Sama TNI-Singaporean Army Bakal Kandas?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya